"Benar.. Kamu gak apa-apa sayang?"cemas mama menatapku lekat ketika aku mau pamit pergi setelah selesai sarapan.
"Gak apa-apa kok mama.."jawabku menatap mama dengan menggeleng-gelengkan kepalaku pelan.
"Tapi papa lihat kamu pucat sayang.."kata papaku menatapku cemas juga.
"Ma.. Pa.. Aku beneran kok gak apa-apa.. Mungkin aku kelihatan lemas karena hari ada ujian di kelas."ujarku berbohong memberi alasan sembari tersenyum tipis.
"Pantesan. Pasti elo kagak belajar kan.. Dasar kakak payah.."sahut adikku si evil memutar bola matanya malas.
"Jerry.."tegur papa menatap adikku tajam membuatnya langsung bungkam dan menunduk.
Aku hanya tertawa hambar melihat tingkah keluargaku hari ini.
Yaahh .. setidaknya sedikit terhibur.
"Ya udah ma, pa, evil.. Mela pergi dulu ya."pamitku sekali lagi dan kemudian langsung berjalan menuju pintu rumahku.
Begitu aku menutup pintu rumahku, tawaku langsung terhenti dan wajahku kembali lesu tak bersemangat ke sekolah sama sekali.
Aku pun melangkahkan kaki meninggalkan kawasan rumahku dan berhenti di simpang dekat mall Indomaret, jalan yang biasa dilalui angkutan umum.
Kemudian kulihat angkutan yang biasa kutumpangi akan lewat, langsung saja kujulurkan tanganku ke depan memberhentikan angkutan itu.
Sebelum aku masuk ke dalam angkutan itu, kuhela nafasku berat.
→→→→→→→→
Saat aku berjalan di lorong kelas tak sengaja kulihat Alvin cs berjalan di depanku habis keluar dari toilet sepertinya.DEG!
Lagi-lagi perasaan yang tak kutau apa namanya begitu sakit.Sudah hampir seminggu ini aku mengalami gejala ini, namun aku tak tau karena apa bisa seperti ini.
"Eh.. Ada Mela tuh, vin.."ujar Tom membritahu Alvin yang samar-samar bisa kudengar.
Alvin pun mengalihkan pandangannya padaku dan berbicara sebentar pada ketiga temannya.
Entahlah dia berbicara apa..
"Hey sweety.. Pagi!"sapa Alvin begitu ia berada di hadapanku lengkap dengan senyuman manisnya.
Melihat senyumannya membuat hatiku hangat seketika.
"Hai, Alvin.. Pagi juga.."balasku tersenyum manis."Eh?"Alvin membuatku terkejut dengan tangannya yang tiba-tiba merangkulku.
Bisa kurasakan pipiku yang memanas karena tingkahnya yang tiba-tiba.
Bisa kudengar suara kekehan Alvin yang sepertinya menyadari pipiku yang merona.
Duh.. Mama. Mela maluu
→→→→→→→→
"Bye sweety.."pamit Alvin mengedipkan matanya sebelah dan pergi dari hadapanku yang lagi-lagi merona malu."Duh, Hawanya kok panas gini ya.."gumam Lidya pura-pura kepanasan dengan mengipas-ngipas dengan menggunakan sebelah tangannya.
"Ehm, ehm.. Ada yang merona nih lid.."goda Icha menatapku jahil.
"Sial.."rutukku dalam hati.
Akhirnya tak kupedulikan godaan mereka dan langsung masuk ke dalam kelas menuju bangkuku.
Diikuti kedua temanku.
"Gitu aja udah malu.."ucap Dea salah satu teman sekelasku tiba-tiba.
"Wajah aja gak cantik, penampilan gak banget. Apalagi miskin."sindir Rossa dengan suara yang sengaja dikerasinnya membuat murid di kelas hening mendengarnya.