Sebenarnya Donghyuck merasa sangat tidak pantas untuk menginjakkan kaki di tempat yang katanya suci ini. Donghyuck menyadari jika dia adalah manusia yang penuh dosa.
Donghyuck pergi ke gereja lain sebelum mendatangi gereja tempat Minhyung melaksanakan pemberkatan pernikahan.
Jujur saja sebenarnya dia tidak sanggup untuk menghadiri acara tersebut. Namun karena sadar jika dirinya tidak akan pernah bersanding dengan Minhyung, dia ingin meminta keadilan dari Tuhan-Nya. Yang katanya adalah pemilik seluruh kehidupan yang ada di semesta yang sangat luas ini.
Selain itu, jika memang harus berakhir, Donghyuck ingin mengakhiri semuanya dengan baik-baik. Karena mereka memulai semuanya juga dengan cara yang baik sekalipun menentang aturan.
Memilih tempat duduk di baris kedua dari deretan kursi yang ada, Donghyuck menunduk dengan tangan bertaut di atas paha. Tak berapa lama ia mengangkat kepalanya, menatap depan dengan tatapan penuh harap.
'Jika memang cinta Minhyung bukan untukku, tolong ... tolong bantu aku untuk melepasnya' ucap Donghyuck dalam hati dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Menatap dengan sanksi bentuk Tuhan menurut keyakinannya.
'Dan aku mohon, tunjukkan cinta-Mu pada ku jika memang yang di katakan orang benar adanya ... ' Donghyuck memejamkan matanya, membuat air matanya jatuh begitu saja.
' ... Bahwa cinta Tuhan sangat besar pada hamba-Nya. Aku mohon tunjukkan'
Siapapun yang melihatnya, pasti akan beranggapan jika Donghyuck sangat khusyu berdoa saat ini. Dari pada menganggap nya berdoa, Donghyuck lebih setuju jika dia di anggap sedang mengadu. Karena kenyataannya memang berbicara seperti itu.
'Jika Minhyung bukan untuk ku karena menentang aturan Mu, tolong berikan aku seseorang yang bisa menerima ku yang hina ini ...
... Berikan aku pengganti Minhyung yang sesuai norma dan aturan Mu yang berlaku'
Dengan sungguh-sungguh dia meminta. Meminta agar mendapat cinta yang lebih baik yang pernah di berikan Minhyung padanya. Tangannya semakin kuat bertaut dengan mata terpejam serta kepala menunduk dalam.
'Aku serahkan seluruh hidup ku pada-Mu. Apapun yang terjadi setelah ini, aku serahkan pada-Mu'
'Tolong tunjukan cinta-Mu padaku, tunjukan cinta-Mu secara nyata. Tolong berpihak pada ku kali ini, agar tidak semakin terjerat dosa-Mu"
Donghyuck mengangkat kepala, lalu membuka matanya secara perlahan.
"Maaf atas dosa yang pernah ku perbuat, bantu aku melepas Minhyung dengan tulus agar aku bisa pergi dengan tenang"
"Amen"
Donghyuck mengakhiri aduannya dengan helaan nafas berat. Tidak langsung pergi, tapi Donghyuck masih tinggal di dalam geraja. Ia sedang menyiapkan diri untuk menghadiri acara pemberkatan Minhyung.
Setelah beberapa saat Donghyuck berdiri dan meninggalkan tempat duduknya. Ketika hendak keluar pintu, ia berpapasan dengan seorang pria paruh baya yang sepertinya pendeta di gereja ini. Mereka berdua berdiri dengan saling berhadapan. Donghyuck membungkuk sopan dengan bibir menyunggingkan senyuman tipis.
"Semoga Tuhan memberkati mu nak. Semoga Tuhan selalu ada di setiap langkah yang kau lalui"
"Percaya jika Tuhan tidak akan meninggalkan hamba-Nya sendirian"
Doa pria tersebut untuk Donghyuck di sertai tangan yang mengusap kepala Donghyuck lembut. Lelaki itu tersenyum sembari menatap Donghyuck.
Sempat tertegun, namun Donghyuck segera tersenyum kembali "Amen" katanya tulus dari lubuk hatinya.
Donghyuck pergi setelah bertukar senyum dengan orang yang berpapasan dengan nya tadi. Hatinya merasa jauh lebih tenang setelah mendengar doa orang tadi untuk nya.
Ya semoga saja ...
Semoga Tuhan memberkati nya, dan selalu ada di setiap langkah yang dia lalui.
SELESAI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Hati || Markhyuck || [Completed]
FanfictionSAD ENDING!!! ⚠️DISCLAIMER ⚠️ - Homophobic - bxb , bxg - Sensitif Content - Jangan di baca kalo nggk sesuai selera - Cerita hanya berpusat kepada tokoh utama ( Mk dan Dh) Mereka berdua di pertemukan dengan keadaan asing, tidak mengenal satu sama lai...