"Nama lo siapa?"
"... "
"Lo bisu? Dari tadi diam mulu"
"... "
Aaron mendecih tak suka dengan sikap pria di hadapannya ini, pasalnya sejak tadi tak ada satu pun suara yang keluar dari mulutnya itu.
Sosok pria dengan balutan hodie hitam dan celana jeans hitam. Tudungnya naik menutupi wajahnya, membuat Aaron hanya bisa melihat bibirnya yang sejak tadi diam seolah terkena lem.
"Dasar aneh.. "
Aaron menyandarkan tubuhnya di sofa setelah meraih ponselnya di saku celananya dan memainkannya. Meski sesekali, sorot matanya melirik ke arah pria tersebut yang masih tetap dengan posisinya, diam membisu layaknya patung.
"Maa.. " Aaron bangkit berdiri saat menyadari kedatangan ibunya dari lantai atas
Tanpa menghiraukan panggilan putra bungsunya, wanita dengan paras cantik meski dengan umur yang sudah hampir kepala 4 itu menghampiri pria tadi dan merangkul pundaknya menuntunnya untuk berdiri dengan lembut layaknya seorang ibu pada putranya sendiri.
Aaron semakin dibuat bingung dengan sikap Ibunya, sorot mata tak suka terpampang jelas diwajahnya.
'Dia siapa sih? Apa jangan-jangan anak simpanan mama lagi! Gak mungkin.. Gak mungkin.. Mama gak mungkin selingkuhin papa..tapi siapa anjiiirrr..'
Aaron menggeleng sembari memukul kedua pipinya, menyadarkan kembali isi pikirannya yang sejak tadi berburuk sangka pada Ibunya.
Alis Aaron terangkat sebelah. Sebuah ide tiba-tiba terbesit di pikirannya. Dengan cepat ia meng scroll layar ponselnya, mencoba menghubungi Ayahnya yang masih berada di luar negeri.
"Halo Pa"
"... "
"Mama bawa pulang anak cowok ke rumah? Udah gitu perhatian banget. Aaron nya di cuekin dari tadi. Apa mungkin dia anak simpanan Mama.. Acchkk.."
"... "
Aaron menoleh sembari mengusap kepalanya yang baru saja kena timpuk dari belakang.
"Ehh.. Mama.. Dari tadi Ma? Hehe.. " Cengir Aaron kaget melihat Ibunya yang kini menyilangkan tangan dengan alis yang terangkat sebelah
Aaron hanya terkekeh menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali. Sementara tangan yang satu dengan cepat ia gunakan memutus panggilannya tanpa menghiraukan respon dari ayahnya yang ia yakini hanya akan menggeleng kepala pasrah.
"Dia anak teman Mama. Untuk sementara dia tinggal disini, karena kamarnya belum sempat disiapin, jadi malam ini tidur di kamar kamu dulu" Tutur Ibu Aaron menjelaskan dan tidak mempermasalahkan masalah barusan
"Hah? Gak.. Gak.. Aaron gak setuju. Siapa juga yang mau sekamar sama kutub utara"
"Kutub utara?"
"Dari tadi Aaron ajak bicara dianya diam aja gak nyaut, yaudah sekalian Aaron panggil Kutub Utara, kan di Kutub utara dingin" Ujar Aaron mengutarakan isi pikirannya
"Mama nggak terima penolakan, kamu kalau nggak setuju, bisa tidur di luar" Tekan Ibu Aaron yang kini berbalik pergi tanpa menghiraukan kekesalan putranya
Dengan berat hati, Aaron kembali ke kamarnya. Mengikuti keinginan Ibunya untuk berbagi kamar dengan cowok dingin super dingin yang baru ditemuinya itu.
Kedua matanya terbelalak tidak percaya saat melihat pemandangan di hadapannya. Kasur kesayangannya kini ditempati oleh orang lain selain dirinya.
Tubuhnya menghadap ke samping, masih dengan tudung hoodie yang menutupi wajahnya. Aaron tidak perduli, ia hanya berjalan cuek acuh tak acuh ke kamar mandi, untuk sekedar menyegarkan isi pikirannya dengan cara mandi. Maybe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere X Coolboy (BXB)
Teen FictionAaron Dalbert Hugo. Cowok tsundere yang tiba-tiba saja dipertemukan dengan Wildan Harison Smith. Cowok yang dianggapnya dingin layaknya kutub utara, namun ternyata menyimpan berjuta rasa sakit dan kecewa dalam hatinya setelah pengkhiatan orang-oran...