00

76 7 0
                                    

November 16th 1993 The Three Men who killed 'The Bride' were shot dead in an Encounter.

Korean, 16 November 2000

7 tahun telah berlalu, namun kejadian itu tidak akan pernah dilupakan oleh Jend AJ. Biarlah itu menjadi kenangan indah sekaligus buruk untuknya, menjadikan peristiwa tersebut menjadi peristiwa  paling bersejarah dikantor polisi miliknya.

Bahkan sekarang ia pindah negara untuk melupakan kenangan buruk yang terjadi di negara kelahirannya, kenangan dimana tunangannya mati tertembak tepat didepan matanya. "Jendral" Panggil seseorang mampu mengagetkan Arjuna.

"Am..sor..sorry.. S..so sorry Jend!" Lanjut orang itu seraya menggarukkan kepalanya yang tak gatal. "It's ok, intinya saja" Balas Arjuna malas.

"Sorry sebelumnya, kita akan ditugaskan di Mumbai kembali" Renjanu meliriknya sekilas, menggigit bibirnya ketika mendapati ekspresi datar milik Arjuna. "Kita tidak bisa membatalkannya begitu saja, karna bagaimanapun kita mas-"

"Siapkan segalanya" Potong Arjuna cepat, membereskan berkas-berkasnya lalu keluar dari ruangannya.
Benar yang dikatakan oleh Renjanu, ia tak bisa melepaskan tanggung jawabnya di Mumbai begitu saja. Bagaimanapun ia masih punya kuasa disana, terlebih ialah Direktur Jendral disana. Pergi ke cafe sepertinya bukan ide buruk - pikir Arjuna.

Renjanu yang melihat kepergian Arjuna pun menghela nafasnya kasar, ia tau Arjuna masih belum melupakan kejadian itu. 14 tahun ia sudah mengabdi padanya sehingga tau tabitat asli seorang Arjuna Licoln Lee seperti apa.

Arjuna yang dulunya memiliki julukan sebagai Jendral kulkas 7 pintu itu telah berubah ketika bertemu dengan Ellian, kini berubah kembali menjadi dirinya yang dulu. Dingin, bicara irit, kasar, dan tambah bringas.

🍃

"Aku mencintaimu"

Arjuna mengusap wajahnya kasar, kata-kata itu terus menghantui pikirannya selama 7 tahun belakangan ini. "Aku merindukanmu Ellian Lee" Arjuna terus menyesap kopinya dalam diam, berharap sang tunangan datang kehadapannya, merebut kopinya lalu memarahinya habis-habisan. "Tidak merindukanku hm?"

"Tuan, izinkan saya bekerja disini tuan. Saya masih membutuhkan uang untuk kebutuhan saya dan adik saya tuan" Melas gadis itu. "Kau sering terlambat datang! Kerja pun tak becus! Enyah saja kau dari cafe ku!" Sarkas pemilik cafe tersebut.

Arjuna menolehkan kepalanya ketika mendengar suara kegaduhan dipintu utama cafe, beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri sumber kegaduhan terjadi. "Ada apa ini" Terdiam sejenak, matanya terpaku pada mata gadis tersebut.

Apakah itu kau, Ellian? - batin Arjuna.

Lut GayeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang