Enjoy it~
Niat awal aillard ingin mencari makan siang, malah ditemukan dengan sosok pujaannya. "Mau kemana?"
frada berhenti dengan melihatkan raut wajah yang tidak bersahabat. "Not your bussiness!" Ketusnya dan langsung melanjutkan jalan.
Aillard melihat dua bocah berjalan dibelakang cewek itu dengan wajah masam, sedikit membuat aillard faham. "Kenapa?" Bisik aillard mensejajarkan langkahnya dengan langkah kecil kedua anak itu.
Keduanya tidak menjawab dan hanya memberi gestur ekspresi macan yang benar benar lucu dimata aillard.
Sepertinya dugaan aillard benar, frada sedang marah dengan kedua anak ini, "mau kemana?" Langkah aillard berjalan beriringan dengan frada,
"sini gue anterin" ucap aillard dengan lancangnya langsung menggendong tubuh Vie, sedangkan tangan kirinya juga sudah menggenggam tangan Calvin.
Frada melihat keadaan yang sudah aillard ciptakan, ia menarik nafas dalam untuk tidak mengeluarkan emosinya.
"Nurut aja udah" celetuk aillard dengan wajah tengilnya. Frada bisa ap selain mengikuti kemauan aillard? Toh emosinya sedang kacau, mungkin lebih baik kedua anaknya dia suruh aillard saja yang menemani.
Sedekat ini? Entahlah hatinya mengatakan untuk mulai menerima keberadaan cowok itu.
"NEST+m" celetuk frada yang sudah duduk di jok samping kemudi, jangan lupakan wajahnya yang masih tak bersahabat.
Aillard hanya terkekeh renyah, "siap nyonya, jangan lupa bintangnya 5" gurau aillard yang sayangnya hanya diacuhkan oleh frada membuat kedua bocil dibelakang terkekeh puas.
"Boys, ama kalian kenapa?" Tanya aillard tanpa peduli jika frada menatapnya tajam, "gausah ikut ikut!" Ketus frada. Lagi lagi aillard hanya terkekeh, lucu sekai batinnya.
Setelah itu tidak ada perbincangan apapun, calvin dan vie sibuk dengan pemandangan kota diluar jendela mobil, sedangkan frada masih tidak mau berbicara apapun.
"Lo lagi datang bulan ya?" Tanya aillard tiba tiba.
"Kenapa kalo iya?!"
Astaga padahal aillard hanya bertanya, udah nyolot aja jawaban ibu anak dua ini.
"Pantesan galak" lirih aillard sambil memalingkan wajah."Siapa yang galak?!"
Sialan! Aillard spontan menabok mulutnya sendiri. "Gue fra yang galak" lirih aillard sambil mewanti wanti adanya baku hantam dari telapak tangan cewek disebelahnya ini.Tidak butuh waktu lama, mobil aillard sudah terparkir di kawasan sekolah dasar di kota manhattan.
"senyum, ntar gurunya bakal ngira lo jahat ke anak" frada hanya mendengus kesal, berlalu begitu saja dengan tangan yang menggandeng Calvin. Vie tidak usah ditanyakan, keberadaannya selalu di gendongan aillard jika ada cowok itu.
"Good afternoon, where is registration room miss?" Tanya frada ke sosok guru manis yang baru saja keluar dari salah satu ruangan.
"Ouh hallo Good afternoon, just go straight, there will be writing in front of the room" ucap guru cantik berwajah eropa itu sambil tersenyum manis ke arah aillard.
Cuih, frada ingin sekali menojok wajah tengil sok imutnya itu.
"Oke thanks" ucap frada sekadarnya,
"genit banget" celetuk frada lirih dengan langkahnya yang teratur.
"Gausah cemburu gitu" kekehan aillard membuat frada ingin sekali memaki lelaki itu.
"Not me!"Aillard hanya terkekeh, "ama memang galak seperti itu kalau dirumah?" Tanya aillard lirih kepada Vie, sedangkan anak itu hanya terkekeh pelan. Tidak mau mengambil resiko dimarahi oleh amanya, mending bertingkah kalem aja iya kan.
Frada memasuki ruang regristrasi dengan wajah yang dibuat sekalem mungkin. Karena dia juga ingin membangun image sebagai wali murid yang baik.
Setelah mengisi beberapa antek-antek formulir, frada mengecek lagi berkas yang kemarin Celine beri untuk menunjang status Calvin dengannya.
Melihat itu aillard hanya terdiam, sejujurnya juga bingung kenapa bisa status Calvin sudah menjadi anak frada.
"Miranda merawat lo dengan baik ya" celetukan aillard membuat frada mengerutkan dahi bingung. "Kenal dengan mbk mira?"
Aillard bahkan masih menyayangi wanita yang sudah tiada itu. Anggukan aillard belum cukup untuk frada yang pada dasarnya orang kepo. "Kok bisa?"
"Kepo banget, ini udah selesai? Kapan bisa masuk sekolah Calvinnya?" Aillard mengalihkan pembicaraan, jangan mengungkit masa lalunya. Bayangan rasa bersalah selalu saja membekas, tidak tahu bagaiamana menghapusnya. Aillard hanya berusaha menutupi tanpa ingin mengulangi.
"Besok udah mulai" aillard hanya mengangguk, "lo bisa minta tolong gue untuk Antar jemput Calvin" frada menatap tidak suka wajah aillard.
"Selalu saja seperti itu! Gue masih sanggup ya, gausah ngerepotin diri lo buat gue lard! Gue hanya orang asing disini" ucap frada dengan menarik tangan kedua anaknya untuk segera masuk ke mobil aillard.
Sedangkan aillard hanya diam, bingung. Niatnya kan baik.
Satu hal yang ada dipikiran aillard kali ini. 'Pemikiran frada tidak jauh beda dengan Miranda. Sama sama tidak mau menunjukkan kepada orang lain jika dirinya itu manusia yang bisa lelah dan mengeluh'.
"Gue bantu sini"
"Gausah ngeremehin gue ya! Aillard babi""Makan dulu ya fra"
Frada menggeleng, dia ingin cepat sampai appartementnya dan melanjutkan project busananya yang terjeda."Gue laper"
"Terus?"
"Temenin gue makan"
"Ogah"Aillard menoleh ke jok belakang, kedua bocil itu sedang anteng dengan ponsel ditangan sang sulung. "Boys? Lapar gak? Papi traktir ke mcd mau?"
Seketika frada mengusap dahinya pelan ketika pekikan girang dari jok belakang memekakkan telinga. "Lo udah melet anak gue pake apa sih lard? Kok mau mau aja tuh bocil nempel nempel elo!"
"Mau happy meal yang besar papi!! Ada mainannya didalam!" Pekik girang vie yang membuat kepala frada semakin pusing.
"Anak kita mau makan dulu, amanya ikut kan?"
"Anak kita?! Mimpi lo Aillard babi!"Kekehan aillard terdengar sangat renyah, dalam hati dia rindu dengan panggilan khas miranda itu. Entah ini hanya kebetulan atau memang takdir yang menjawab, aillard dalam hati seakan sudah berjanji akan memiliki hak paten ketiga manusia ini.
<3
Hai, jangan lupa vote🤍
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia🍃
FanfictionMetanoia (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Tentang perjuangan frada yang harus merawat dua keponakannya di negara orang, di umur yang masih muda, membagi waktu kuliah dan kerjanya, memahami sikap parenting yang me...