35. Dalam Ancaman🌙

30 7 0
                                    

"Mengapa tidak ada yang memberitahuku Prabaswara tidak ikut kembali ke Tirta Wungu?!"

Prabu Gandarwidura sangat kesal karena baru tahu Prabaswara dan Wulandari tidak ada di istana. Padahal sudah terhitung empat hari mereka kembali dari Semar Tunggal.

"Siapa yang tahu ke mana perginya mereka?" Sang prabu mencecar anak dan cucu-cucunya, juga para pelayan yang dekat dengan Prabaswara maupun Wulandari.

"Anak itu memang semakin kurang ajar. Berani pergi dari istana berhari-hari tanpa izin. Saya yang ayahnya saja tidak diberitahu."

Kenangkali mengernyit heran dengan pengakuan ayahnya. Mana mungkin Prabaswara tidak izin pada Lirsasongko?

"Apakah benar Dimas tidak izin pada Ayah?"

"Iya." Lirsasongko menjawab datar. Nada dan ekspresinya membuat Kenangkali sangsi. Namun sayangnya Kenangkali tidak tahu bahwa Prabaswara sebenarnya sudah izin pada ayahnya.

"Dimas memang sempat memberitahuku tidak ikut pulang ke Tirta Wungu. Jadi rasanya tidak mungkin Dimas tidak memberitahu Ayah."

"Apanya yang tidak mungkin? Kau tidak ingat ketika ia melarikan diri saat masa pingitan?" balas Lirsasongko dengan nada meninggi.

"Sekarang anak itu semakin kurang ajar. Sepertinya ia memang ingin keluar istana. Jika anak itu berani kembali, kita usir langsung saja."

Diam-diam Pramudhana menyeringai. Tanpa kehadiran Prabaswara, rasanya istana lebih damai. Namun Pramudhana memiliki sebuah rencana cemerlang.

"Maaf menyela, Eyang."

"Ada apa, Pramudhana?"

"Daripada mengusir Prabaswara dari istana, lebih baik kita memberi hukuman lain. Pramudhana punya ide hukuman yang cocok untuknya."

"Katakan."

"Bagaimana jika menjadikan Prabaswara sebagai pelayan? Pelayan untuk Kangmas Kenangkali."

"Aku tidak setuju!" protes Kenangkali.

"Mengapa tidak, Kangmas? Kau butuh pelayan, bukan?"

"Aku tidak butuh!"

"Jika Kenangkali tidak tertarik, mengapa tidak kau saja, Pramudhana?"

Pramudhana nampak menimbang sejenak. Tak lama kemudian, sebuah senyum tercipta.

"Eyang benar. Aku juga membutuhkan pelayan."

"Ini tidak adil, Eyang! Mengapa Dimas harus dihukum hanya karena keluar istana?"

"Dia keluar istana tanpa izin, Kenangkali! Jika tidak memberitahuku, setidaknya mintalah izin pada Lirsasongko. Namun kenyataannya, tidak izin juga, bukan? Jadi, adikmu yang bodoh dan tidak sopan itu pantas dihukum."

"Anak itu sungguh berbeda dari anak-anakku yang lain. Kelakuannya sering membuatku pusing. Jika tidak diberi hukuman, ia akan terus berulah demi mencari perhatian," gumam Lirsasongko.

"Kita harus membawa pulang Prabaswara secepatnya! Kerahkan pasukan untuk mencarinya ke penjuru negeri!"

Prabu Gandarwidura telah memberikan perintah yang sangat didukung oleh putra mahkota dan Pramudhana. Di lain sisi, Kenangkali dilanda kecemasan. Ia tidak memiliki kesempatan, atau lebih tepatnya keberanian, untuk mendebat keputusan eyangnya.

Sekarang Prabaswara dalam ancaman. Ingin rasanya Kenangkali menyusul Prabaswara untuk memberikan suaka perlindungan agar tidak mendapatkan hukuman. Sayangnya ia tak tahu di mana adiknya kini.

***

Selepas pertemuan, Kenangkali berlari kesetanan menuju Puri Jenar. Hanya Ratriastiti yang bisa diajak bekerjasama melindungi Prabaswara maupun Wulandari.

Prabaswara [Complete√] ~ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang