Prolog

3 0 0
                                    

"Cape banget kerja, Sialan!!" ujar ku.

Dalam sepi aku berjalan di Lorong menuju tempat tinggalku dengan lesu sembari memikirkan kegagalan dalam hidup.

"Andai aja dulu gue dengerin perkataan orang tua, dan serius saat sekolah. Gue nyesal Tuhan!!"

 Sesal ku dalam hati. Harus kehilangan orang tua, dan bekerja di usia yang tergolong masih muda memang sangat melelahkan. Hidup serba kekurangan, bekerja sebagai Cleaning Service dengan upah yang sangat kecil, makan seadanya, belum lagi dipotong untuk uang transportasi karena lokasi tempat kerja yang cukup jauh. Tinggal di Kontrakan yang berantakan dan terpencil, dan harus menghadapi ibu Kontrakan yang sangat cererwet.

 "Malang banget nasib gue, apa nyerah aja ya".

 Saat aku mulai tersadar dari lamunan, aku terhenti sejenak melihat depan pagar rumah ku, pemandangan yang sangat menyeramkan ada di depan mata. Apalagi kalo bukan Ibu kontrakan yang wajahnya seperti hantu.

"Nah pulang juga ni anak, mana uang kontrakan, katanya mau bayar hariini!" seru nya.

"Bu kasih saya waktu ya, sampe minggu depan aja, uang nya kepake buat be.." belum selesai aku berbicara

 " Buat apa hah?? Buat beli rokok, atau buat jalan-jalan!" Potongnnya.

"Engga bu, uangnya kepake buat bayar iuran di tempat kerja, terus gaji saya juga abis di potong bu karna ga sengaja ngerusakin Vacum Cleaner di kantor". Kata ku dengan wajah memelas.

 "Alah alasan kamu, emang dasar pembuat onar, saya ga mau tau ya, pokoknya kalo sampe minggu depan kamu masih belum bayar, Keluar kamu dari kontrakan saya!!" serunya sambil posisi tangan dilipat di depan dada.

 Rasanya hari ini semakin kacau. Semua masalah saling bertabrakan. Mau gimana lagi, selain menjalani dan pasrah, sambil menunggu keajaiban Mungkin? Setelah selesai membersihkan

 diri, aku langsung beranjak ke Kasur. "Andai aja Tuhan ngasih gue kesempatan sekali lagi, mungkin gue akan berubah jadi lebih baik" Kataku sambil berusaha untuk memejamkan mata.

 "Keysa sayang, bangun ayo sarapan, nanti terlambat sekolah." Di pagi itu aku seperti sedang bermimpi mendengar suara mama. "Kayaknya gue mimpi dah" kataku sambil membuka mata.

 "mimpi apa sayang?". Betapa terkejutnya aku saat melihat bahwa mamaku memang berada di depanku sekarang.

Takut ini hanya mimpi, aku mencubit-cubit sendiri tubuhku ingin melihat apakah aku bermimpi atau engga.

"Beneran ga mimpi!gue Kembali?" kata ku dengan rasa masih tidak percaya.

"Mandi cepet ya, mama mau siapin sarapan".

"O-oke ma" jawabku dengan masih ragu.

"Apa ini Tuhan? Apa ini jawaban dari penyesalanku selama ini? Apa ini, Kesempatan Kedua??" Disinilah kisah ku dimulai.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang