"Fasha kemana ya?" Ujar Angela cemas.
"Paling di taman, kak Arvino juga asal narik tangan si Fasha aja." Inggrid menimpali sambil mengunyah permen karet.
Siapa yang akan melarang Inggrid dan permen karetnya? Lagipula tidak ada guru dikelas mereka. Fashakira juga belum sampai dikelas.
"Ini sekolah siapa sih sering banget free class? Tapi ga masalah sih gue makin seneng." Raina terkekeh pelan.
Tidak lama Fashakira masuk ke ruang kelas, temannya bingung hoodie siapa yang bertengger ditubuhnya?
Untung saja, jepitan berbentuk kupu-kupu itu sudah lebih dulu dilepaskan saat dia berada di toilet tadi.
"Kenapa di tutupin hoodie Sha? Lo sakit?" Cecar Inggrid.
"Cuma ada yang sirik aja sama gue sampe nyiram gue pake air, gila ga sih sampe segitunya!" Ujarnya menahan marah.
"Brianna?" Tebak Angela.
Fashakira hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Mungkin akan dia jelaskan nanti karena sekarang guru sudah duduk di hadapan mereka.
***
Waktu belajar mereka telah usai, seluruh siswa-siswi berhamburan keluar menunggu jemputan masing-masing, ada yang bersama pacarnya ataupun orang tua mereka bahkan sopir. Tapi tidak dengan mereka yang mengikuti ekstrakulikuler ataupun organisasi yang akan pulang ke rumah terlambat.
Di perjalanan menuju gerbang sekolah ke empat perempuan berjalan dengan obrolan ringan.
"Ada film terbaru loh di bioskop," ujar Raina. Ya, perempuan satu ini memang suka sekali dengan film tau saja yang diminati banyak orang.
"Horor atau romantis?" Angela menimpali, yang lain hanya mendengarkan.
"Ya namanya di bioskop banyak genrenya lah," Raina menjawab.
"Iya gue tau maksudnya tuh lo mau nonton yang mana? Ya lagian lo ngasih tau cuma begitu." ucap Angela
"Raina lagi 2G jaringannya." Fashakira tertawa diikuti Inggrid, Angela malah terlihat jengkel dan Raina seperti manusia tidak ada salah.
"Yaudah lah horor aja yuk udah lama gue ga nonton tapi nanti malem kesananya, kita pulang dulu sekarang." Inggrid menengahi.
Mereka menganggukan kepalanya patuh.
Saat sampai di depan gerbang, "Apaan nih?" Fashakira tersentak.
"Lo ga liat itu helm?" Inggrid berujar.
"Pake aja sih Sha ngapain diliatin, apa perlu kak Arvino yang pakein?" Angela menimpali diselingi tawa.
Demi tidak ada lagi perdebatan, akhirnya Fashakira mengambil dan memakai helm itu lalu menaiki motor kesayangan Arvino.
"Bye, gue duluan ya." ujar Fashakira.
Kejadian itu tidak lepas dari pandangan Brianna saat ini, entah upaya apa lagi yang akan dia lakukan untuk menjauhkan dua insan itu.
"Hati-hati Sha. Gue duluan girls!" tukas Angela, Nicko sudah berada dihadapannya sekarang. Tinggal keduanya saja yang belum pulang mungkin setelah ini mereka.
Saat ini, Fashakira masih diperjalanan keadaan macet sekali karena memang jam sibuk, entah yang pulang sekolah atau pulang kerja akan melewati jalan ini.
Keduanya terdiam, tidak ada obrolan yang mengiringi perjalanan mereka. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Harum tubuh Arvino terdeteksi di indera penciumannya.
Seperti yang sudah dijelaskan Arvino ini paket lengkap, sudah tampan, pintar, orang berada tapi sederhana makanya Fashakira suka itu. Dulu, mereka adalah tetangga hubungannya sudah seperti saudara. Namun, sekolah mereka dulu berbeda akhirnya Arvino yang mengalah untuk pindah sekolah.
Ya seperti yang kita lihat, hubungan mereka ini seperti tidak ada status, sudah mengenal lama bahkan Arvino terlihat sangat perhatian pada Fashakira, tidak ingin melihat gadis itu terluka tapi bisa saja suatu saat Arvino lah luka terhebat untuk Fashakira.
"Kak, hoodie punya lo gue cuci dulu ya besok dipulangin kok." ujar Fashakira sambil melepaskan helm.
"Mau lo pake seumur hidup juga gue ga masalah Ca." Arvino ini sedang bergurau atau bagaimana, ekspresi wajahnya datar. Aneh!
"Iya deh, bye kak Vino, makasih ya!" Fashakira melambaikan tangannya sedikit melompat karena terlihat sangat bahagia sekali.
"Cium dulu sini Ca!" Kali ini Arvino tersenyum tipis.
"Hah?" Terlihat kikuk gadis itu seperti orang bodoh saat ini.
Arvino tiba-tiba menarik tangan Fashakira. Menjahili gadis itu ada kesenangan tersendiri dihatinya.
"Apaan sih lo! Udah ya gue masuk dulu!" Gadis itu lari terburu-buru untuk menghindari dirinya.
"Bisa ga waras kalo begini terus, mana nih jantung berdetaknya cepet banget!" Fashakira bermonolog meninggalkan Arvino yang terdiam di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Novela JuvenilWaktu berjalan begitu cepat seakan ini adalah mimpi bagi Fashakira dan masa lalunya adalah hal yang harus dihindari. Dia dipertemukan kembali dengan manusia yang begitu memporak-porandakan isi hatinya. Keadaan lah yang membuat dirinya menjadikan se...