Memasuki kedua tangannya kedalam saku celananya, kacamata hitam sudah bertengger dihidungnya sedari tadi dan setelan serba hitam dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Dia pergi ke sebuah sma yang terkenal di kota ini, hanya satu tujuannya yaitu menjemput si bungsu.
"ah, panas sekali.""oh? Rajiel, itu bukannya kak Haikal ya?" Ucap Jona yang sedang memakan permennya, perempuan itu menunjuk kearah Haikal yang sedang marah marah sendiri dekat mobilnya.
Sang empu yang ditanya hanya melihat mengikuti arah tangan temannya, lalu mengangguk setelah meyakinkan bahwa itu benar kakak sulungnya.
"Apa kak Narendra belum pulang juga?" Tanya Naya.
"Aku tidak tau, tapi kalo semalam iya."
Rajiela berjalan beriringan dengan keempat sahabatnya, dan kelimanya berhenti di depan mobil Haikal hanya sekedar untuk menyapa lalu pamit pulang.
Begitu meyakinkan teman temannya sudah benar benar tidak ada disana dia kembali dengan wajah dingin nan cueknya, menatap sang kakak dengan tatapan tajamnya.
"Kenapa kesini?" Dia bertanya sambil tetap menatap tajam kearah kakaknya, tangannya saja sudah dilipat di depan dada.
"Karna tidak ada Narendra jadi aku yang menggantikan dia."
Rajiela hanya beroh ria dan pergi masuk kedalam mobil itu, memilih diam sembari mendengarkan lagu dengan aerphonenya. Haikal sempat melirik sekilas kearah adeknya yang terlihat sangat tenang dengan kesendiriannya, lalu ia melajukan mobilnya menuju rumah.
Diselama perjalanan tidak ada percakapan yang menarik, hanya sebatas 'di mana Narendra sekarang berada?' atau 'apa kamu sudah makan?' Itu pertanyaan klasik yang semua orang pasti akan mempertanyakannya.
"Aku akan mengerjakan tugasku, jadi aku akan mengunci pintu kamarku dan mungkin aku akan mendengarkan music dengan aerphone. Jadi kalo ada apa apa kirim saja pesan ke aku atau telpon." Ucap Rajiela dengan tegas, ia berjalan melewati sang kakak lalu masuk kekamarnya.
Benar, dia benar benar mengunci pintu kamarnya dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur dalam keadaan tengkurap. Sebenarnya dia berbohong pada kakaknya kalo ia mau mengerjakan tugas, padahal sekarang dia malah menangis kencang di dalam kamarnya. Tidak takut akan suara yang terdengar sampai luar, karna kamarnya kedap suara.
Dia masih kepikiran perihal waktu di sekolah saat itu. Kepikiran tentang perkataan dari Gena, sahabatnya.
"Aku lihat kak Narendra berada di klub tadi malam bersama seorang laki laki yang lebih tinggi dari kak Narendra dengan rambut berwarna bounette. Aku ga tau itu beneran kak Narendra atau bukan. Maaf ya, Jiela."
Apakah kakaknya bekerja di klub? Memang beberapa kali Rajiela melihat kakaknya itu memiliki banyak sekali uang, tapi bukan seperti ini caranya untuk mendapatkan semua uang itu.
"ah, sialan!"
- Sulung & Bungsu -
Disinilah Narendra berada, didalam kamar berwarna merah dengan tubuh polos yang hanya tertutupkan oleh selimut disana. Air matanya mengalir, mengkhawatirkan adeknya dirumah, dan dia baru ingat bahwa dirinya sudah tidak pulang seharian lebih.
Mencari handphonenya di atas nakas, namun hasilnya nihil. Terus mencarinya di sebelah bantal ataupun di atas meja, hingga seorang laki laki yang baru dia kenal kemaren masuk kedalam kamar itu sambil memegang handphone miliknya.
"Kembalikan!"
Hanya gelengan yang dia dapatkan, handphone itu malah di angkat tinggi supaya Narendra tidak bisa mengambilnya. Hingga keduanya terjatuh kebelakang dengan posisi Narendra menindih badan laki laki di hadapannya.
"Sangat menyebalkan."
Dengan selimut itu dia kembali keatas kasur setelah mendapatkan handphonenya, mencari kontak adek kesayangannya lalu menelponnya. Lumayan lama tidak ada jawaban sama sekali, sampai akhirnya dia menyerah dan menatap jam di layar handphonenya.
Ternyata sudah menunjukan pukul 12 malam, pantes saja tidak di angkat. Mungkin Rajiela sudah tidur, itu yang sekarang Narendra pikirkan.
- Sulung & Bungsu -
Kenzi Lea Baranta
Jona Biliora Zeona
Gesta Nafiorae ( Gena )
Kanaya Kenva Adelova
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR KEHILANGAN : RYUJIN [✔️]
Random[ with - nct dream and itzy ] Kehilangan pasti menjadi akhir dari semuanya