Sudah hampir setengah jam seorang pemuda bermata merah menyala memandangi botol seukuran jari keliling yang berisi darah. Harum dari darah tersebut memenuhi Indra penciumannya. Tidak salah lagi. Bahwa pemilik darah tersebut adalah seseorang yang pernah ia jumpai di dunia lain.
Dari guncangan energi yang terasa pagi sebelumnya, pemuda itu sudah menduga bahwa guncangan itu berasal dari orang yang datang ke dunia ini. Karena itu ia memerintahkan bawahannya untuk memastikan sumber guncangan.
Tepat seperti dugaan si pemuda. Ketika bawahannya membawa darah harum itu, ia sudah yakin semua dugaan-dugaan yang memenuhi benak.
"Apa yang akan kau lakukan pada darah itu, Derion?" tanya seorang wanita berdada besar dengan pakaian minim. Hanya menutupi area tertentu saja. Memamerkan bahu, perut serta kaki jenjangnya.
"Akan aku minum tentu saja," jawan Derion sambil membuka penutup botol.
"Kau yakin? Bukankah jika kau meminum darah itu, otomatis darahmu akan mengalir ke si pemilik darah yang akan kau minum." Wanita itu menatap lapar darah di tangan Derion.
Tidak bisa si wanita sangkal. Darah yang berada di dalam botol itu sungguh harum. Instingnya sebagai vampire mengatakan untuk menyicipi sedikit saja darah kental itu. Namun, jika ia berani melakukan hal tersebut, ia harus bersiap kepala dan tubuh terpisah.
"Tentu saja. Bukan masalah jika aku meminum darahnya. Ia akan baik-baik saja," ucap Derion lalu mulai meminum darah itu sampai tetes terakhir.
Manis dan segar. Derion sudah menduga rasa dari darah itu. Ah! Akhirnya ia bisa merasakan darah ini. Akhirnya orang itu datang ke dunia ini untuk kembali bertemu dengannya.
"Aku masih tidak habis pikir. Kenapa kau tertarik dengan manusia lemah seperti orang itu? Terlebih dia berasal dari dunia lain," ujar si wanita menatap penuh penasaran Derion.
Derion menyeka bibirnya. "Karena dia menarik. Lupakan pembahasan tentang dia, bukankah kau ke mari untuk melaporkan kesiapan ras vampire?"
Si wanita menghela napas panjang. Derion selalu menghindari jawaban setiap ia bertanya hal tadi. Curiga bahwa si pemuda menyembunyikan sesuatu yang akan menghebohkan banyak pihak.
"Setiap kepala keluarga inti sudah setuju bergabung dalam aliansimu. Termasuk keluarga Siro dan Alpeun. Sebenarnya kenapa kau mendeklarasikan perang ke pihak manusia?"
Ada jeda sejenak sebelum Derion menjawab. "Aku rasa kau tidak perlu tahu," jawabnya dengan suara dingin.
"Baiklah, baiklah. Aku mengerti. Jangan memberiku tatapan seperti itu. Kau membuatku takut, seperti kau akan menghabisiku saat ini juga," ujar si wanita sambil meraih segelas minuman bewarns merah gelap di atas meja. Meneguk habis minuman tersebut.
Tidak ada balasan dari Derion. Keduanya diam beberapa menit. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai si pemuda mengatakan sesuatu yang sejak lama mengganjal pikirannya.
"Yona, kau tidak kedinginan memakai baju seperti itu? Apa kau kekurangan dana untuk membeli bahan pakaian? Bukankah kau pemimpin ras iblis?"
Pipi Yona memanas. Derion hari ini terlalu banyak bicara, bahkan sampai mengomentari pakaiannya. Bisa-bisanya ia menduga Yona kekurangan dana? Harga diri si gadis terasa diinjak-injak. Namun, ia tidak bisa menyumpah serapah Raja iblis di depannya ini.
Apa Derion banyak omong karena efek samping dari darah yang ia minum? Karena Derion benar-benar berbeda. Biasanya hanya diam dan bicara seperlunya. Mengangguk sebagai persetujuan dan tidak berbasa-basi. Menatap lebih dingin dan auranya benar-benar mencekam.
Sekarang? Tidak. Auranya samar dengan tatapan tidak sedingin biasanya. Fix. Ini efek samping darah tadi.
"Derion kau baik-baik saja? Apa kau merasa hal lain seperti mual atau pusing?" Yona bertanya ragu. Semoga saja Derion tidak salah mengartikan pertanyaannya dan memberi ia hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Because of the Light
FantasyTerpanggil ke dunia lain tidak pernah terpikirkan oleh Alsa. Baginya hal tersebut hanyalah cerita fiksi semata. Namun, ia malah terbangun di padang bunga asing setelah semalaman berpesta dengan teman-teman kantor. Bertemu beberapa orang berjubah bir...