Pagi hari yang cerah, matahari yang kini sudah masuk pada sela-sela gorden kamar Nandaru. Merasa terganggu dengan cahaya matahari yang terasa menusuk matanya, Nandaru membuka mata perlahan. Entah mengapa kali ini dia sangat malas untuk sekedar menggerakkan tubuh saja. "Huh... hari Rabu." ucap dari sambil mencebikan bibir.
'ting..ting..ting.' terdengar dering handphone Daru berbunyi, dengan terpaksa Daru beranjak dari tempat berbaringnya, dilihatnya ada sebuah notifikasi pesan dari kontak yang ia beri nama 'zayang' dengan pesan yang bertuliskan 'Dar, gua jemput lu lagi ya. Berangkat bareng lagi kita.' Daru tersenyum melihat pesan dari 'sahabatnya?'
"Terpaksa deh gua. Tapi gpp lah demi ketemu sama calon ayang." Daru bergegas mandi dan bersiap, setelah itu dia membuat sarapan. Sarapan yang simple, Daru hanya membuat dua gelas susu hangat dan dua buah roti dengan selai coklat. Karena dari tahu, sahabatnya ini belum sarapan, sudah menjadi kebiasaan untuk Zain yang berangkat sekolah tanpa sarapan, setelah semuanya selesai. Daru duduk diruang tamu sambil bersenandung kecil sembari menunggu kedatangan sahabatnya. Suara Gerungan motor mulai terdengar, dan Daru yakin itu sahabatnya, dengan langkah riang Daru bergegas membukakan pintu rumahnya serta menyambut kedatangan sang sahabat. Zain berhenti tepat di depan rumah Daru seraya membuka helm, Zain berkata "Pagi maniezzz" sambil tersenyum seperti kuda, Daru yang mendengar itupun merasa tersipu, namun dia harus menutupinya dengan berkata "apaan si gembel kata gua teh" Zain hanya membalasnya dengan gelak tawa dengan suara khasnya. "Dar, lu bikin sarapan ga? lapernih." Daru hanya mengerlikan matanya "Kebiasaan lu, udah tuh tinggal makan." Daru mengubah nada bicaranya seolah-olah dia kesal dengan Zain, mereka berdua melanjutkan memakan sarapan bersama tanpa banyak kata.
Sarapan telah usai, Daru dan Zain bergegas menaiki motor dan segera berangkat menuju sekolah. Disepanjang jalan, hanya ada beberapa motor serta mobil yang lalu lalang dipagi hari. Daru melihat dan mengamati sekeliling sambil menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya dan Zain. Lama kelamaan, Daru mulai merasa kedinginan. Zain tau kalau sahabatnya ini tidak tahan dengan udara dingin, Zain memberhentikan motornya disamping trotoar, membuka jaket jeans yang dia pakai dan memberikannya pada Daru "pakai, gua tau lo kedinginan." Daru menerimanya dengan senang hati tanpa banyak bertanya. "Yo..makasih Zay" namun Daru masih merasa kedinginan, Zain yang melihat perubahan Daru dari kaca spionnya itu merasa khawatir "peluk aja kalo lu masih ngerasa kedinginan Dar, kali ini gua ga akan marah." Daru terkejut, bagaimana Zain tau kalau Daru masih merasa kedinginan, dibalik keterkejutannya itu ada juga rasa senang yang tersembunyi 'duh mimpi apa gua bisa meluk Zain secara cuma-cuma' ujar Daru dalam hati. Didepan gerbang sekolah, Daru melepaskan pelukannya dari tubuh Zain. setelah sampai diparkiran Daru turun dan hendak melepaskan jaket yang dia pakai dan mengembalikannya pada Zain, namun dengan cepat Zain mengatakan "pake aja Dar, besok atau pas pulang aja lu balikinnya." lagi lagi Daru hanya diam tanpa membuka suara dan mengangguk.
Mereka berdua berjalan melalui lorong kelas, Daru memperhatikan Zain yang terlihat sedang mencari sesuatu, ya benar saja. Ceesha, perempuan yang Zain sukai, mendadak raut wajah Daru menjadi murung, Daru meminta izin untuk jalan ke ruang kelas duluan.
Yoo...ini dilanjutkan lagi nanti ya kawan. Sebelumnya mohon maaf ini pertama kalinya gua bikin cerita, kalau kurang dapet feel-nya mohon dimaafkan dan dimaklumi, jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran, karna kritik dan saran kalian mungkin bisa membantu gua buat lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih sudah membaca, bantu vote dan komen ya. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Thing (bxb)
RandomTentang mereka yang melalui banyak hal, tentang mereka yang tiba-tiba menjalin kasih, tentang mereka yang menghadapi banyak cobaan. Tentang mereka, Zainandar dan Nandaru. bxb