Sepuluh

9.3K 601 16
                                    


Happy Reading✨

*****

"Kak, Kakak sayang 'kan sama aku?"

"Bukan sayang lagi tapi cintaaaa banget sama kamu"

"Janji enggak akan tinggalin aku?"

"Takut banget ya kamu kehilangan aku, sini cium dulu"

****

"Dia siapa, kak. Kenapa kakak cium dia?"

"Kenalkan ini Maria pacar aku?"

"Pa-pacar?"

"Pacar gimana? Apa maksud kamu?"

"Aku bosan sama kamu. Maria lebih penurut. Aku mau kita udahan"

****

"Papa, kak Erwin jahat"

"Aku hamil. Anakku enggak punya Ayah, Papa"

"Kita rawat sama-sama anak kakak, ya!"

****

"Sayang bangun. Bangun, nak. Kamu harus hidup. Jangan tinggalin Mama"

****

"Anakku mati, Ma. Dia jahat kaya kak Erwin. Mereka brengsek tinggalin aku sendiri"

****

"Aku mau mati aja, Pa. Aku capek"

*****

Baby merasa baru memejamkan mata, ketika kilasan-kilasan kejadian dimasa lalu hilir mudik di alam bawah sadarnya, dirinya kembali terbangun. Dengan tubuh bergetar dan nafas memburu Baby bersandar pada kepala ranjang. Tangannya terkepal erat. Ia benci jika teringat bagaimana lemahnya ia dulu hanya karena seorang pria bajingan.

"Gue benci lo, Erwin"

Baby menatap dua pergelangan tangannya yang terdapat banyak luka sayatan. Bukti betapa bodohnya ia dulu.

*****

Pagi hari Erwin sedang siap-siap untuk berangkat bekerja. Pekerjaanya di kantor beberapa waktu terakhir sangat banyak, ia harus menggantikan Elrama yang mengambil cuti. Dirinya juga belum bertemu dengan Baby semenjak mendengar penjelasan Petra.

Ia rasanya malu untuk menemui wanita itu. Tapi ia harus bertemu Baby. Ingin sungguh-sungguh meminta maaf pada mantan istrinya itu.

Petra juga sudah memberitahu dimana anak lelakinya dimakamkan. Tapi ia belum kesana, dirinya masih belum kuat. Karena kebrengsekannya ia bahkan sampai tak mengetahui bahwa selama ini ia sudah memiliki seorang anak.

Sebelum berangkat bekerja seperti biasa Erwin akan mengecek kedua anaknya terlebih dahulu. Siapa lagi jika bukan Kirey dan Ucok.

"Kenapa enggak dimakan, sayang. Kamu sakit?" Tanya Erwin melihat Kirey tak beranjak dari kasurnya. Tak seperti Ucok yang kini sedang lahap memakan makanannya.

Erwin membawa Kirey dalam gendongannya. Ia merasa ada yang aneh dengan Kirey. Pandangan anjing kecil itu terlihat sayu. Nafasnya juga terdengar sangat berat. Bahkan Kirey terlihat kesusahan hanya untuk mengangkat kepalanya.

Merasa ada yang tidak beres dengan cepat Erwin memutuskan untuk membawa Kirey ke klinik hewan.

Sambil menyiapkan mobil, Erwin mencoba menghubungi Baby. Panggilan tak langsung di angkat. Barulah di panggilan kedua terhubung, terdengar suara serak Baby yang sepertinya baru bangun tidur.

"Hallo"

"Hallo, By. Ini aku lagi bawa Kirey ke klinik. Kamu bisa susul" ucap Erwin, satu tangannya memegangi ponsel satunya lagi meletakan kandang Kirey di samping kursi kemudi.

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang