BAB 29: ALIM ANEH

109 4 0
                                    

Selamat membaca....

Sekitar pukul 6 pagi Alya baru saja bangun tidur tidak seperti biasanya. Karena hari ini Alya akan berangkat ke kampus dan ia tidak ingin terlambat. Hari ini adalah jadwal dari dosen yang terkenal killer dikampusnya, dan siapa lagi kalau bukan Pak Nazwar.

Alya bisa saja datang terlambat jika ia ingin tapi untuk hari ini ia tak mau melakukan hal yang demikian, bisa bisa ia akan mendapatkan masalah besar nantinya. Memang Alya ini tipe mahasiswa yang selalu saja semaunya, semaunya datang ke kampus, semaunya mengerjakan tugas serasa kampus miliknya pribadinya.

"Haduh masih ngantuk lagi" Ucapnya dengan berjalan sempoyongan keluar dari kamarnya.

"Haus lagi.." Ucapnya lagi lalu berjalan menuju dapur.

Owh iya jangan lupakan dengan penampilan Alya pagi ini yang sudah seperti gelandangan, sangat tidak teratur. Rambut berantakan, belum mencuci muka.

"Eh ustadz sudah bangun ya" Ucap Alya ketika melihat Alim yang tengah makan di dapur.

Kemudian Alya terus berjalan mencari gelas tapi karena ia yang baru saja bangun dan masih mengantuk jadilah ia hampir menabrak kulkas. Untung saja Alim sigap langsung menghalangi kepala Alya yang hampir terbentur kulkas dengan tangannya.

"Hati hati Alya.. " Geram Alim melihat tingkah Alya yang ceroboh.

Ya, Alim tetaplah Alim. Walau Alya sudah membuatnya sakit hati namun ia tetap saja peduli kepada Alya. Ia tak bisa mengendalikan dirinya jika itu mengenai keselamatan Alya. Dan Alim mengakui jika hatinya sudah jatuh sejatuh jatuhnya kepada Alya.

"Ehh maaf ustadz, tadi Alya gak lihat soalnya masih ngantuk" Cengirnya didepan Alim.

Alim seakan tak peduli dengan apa yang di ucapkan oleh Alya lalu pergi begitu saja meninggalkan Alya tanpa pamit.

" Ceroboh" Gumam Alim pelan agar tak terdengar oleh Alya lalu ia pergi kembali ke kamarnya bersiap siap untuk berangkat ke rumah sakit.

                           •••

Di rumah sakit Fahmi saat ini sedang sibuk mengobati pasien sementara Fiya terus mengintip Fahmi dari kaca luar ruangan. Bersamaan dengan itu Angga baru saja keluar dari ruangan sebelah dan melihat Fiya yang sedang berdiri di depan ruangan tempat Fahmi mengobati pasien tadi. Tanpa pikir panjang Angga pun mendekat ke arah Fiya.

"Fiya.. " Panggilnya dengan begitu menggelegar seakan ia lupa jika dirinya saat ini sedang berada dirumah sakit.

Fiya yang mendengar suara bariton dari Angga akhirnya tersentak kaget.

"Ya ampun kak Angga, Fiya kaget loh ini" Ucap Fiya seraya mengusap dadanya dengan menatap tajam ke arah Angga.

"Yaelah Fiya masa gitu aja kaget, lemah banget jadi perempuan" Balasnya menggoda Fiya.

Perlu diketahui Fiya dan juga Angga ini memang sangat akrab sejak dulu. Karena ayah dari Angga adalah teman bisnis dari papanya Fiya. Dan mereka pula telah saling kenal sejak Fiya masih SMP.

"Isshh kak Angga, dimana dimana juga orang pasti kaget kalau denger suara kak Angga yang menggelegar kayak lagi dengar bom"

"Lagian lu ngapain disini Fi gak kuliah lu"

"Hari ini gak ada kelas kak. Lagipula kalau Fiya sering datang kesini kenapa kan rumah sakit ini milik mamanya Fiya"

"Iya sombong bangat sih jadi orang lu, punya mama lu kan bukan punya lu"

"Ya kan sama aja, punya mama Fiya ya punya Fiya juga"

"Ya beda atuh Shafiyyah Putri kecuali mama lu udah ngasih rumah sakit ini ke lu baru punya lu"

MENGULANG KISAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang