Chapter 29

789 67 3
                                    

"Psst.. hei."

"Mereka..."

"Tidak tahu malu sekali...!"

"Menjijikkan..."

"Kenapa mereka disini?"

"Apa urat malu mereka sudah putus?"

"Lihat..."

"Huek..! Mereka bahkan bergandengan."

"Menggelikan."

"Astaga mataku!"

"Tidak tahu malu ya."

"Sudahlah, Konohamaru-san juga sudah menggantikan jabatan Naruto-san untuk sementara sebelum ada Hokage baru."

"Iya juga ya."

Suara bisikan-bisikan terdengar saat Naruto dan Sasuke berjalan berdampingan sembari bergandengan tangan ditengah-tengah penduduk desa, keduanya pergi bersama ke kantor Hokage dan membuat banyak orang dari stasiun siaran mengikuti mereka.

Saat di depan kantor Hokage, Naruto meminta agar kameramen dari stasiun siaran untuk merekam apa yang akan ia dan Sasuke lakukan. Setelah menyetujui keinginan Naruto, Naruto dan Sasuke pun menghadap kepada para tetua.

"Naruto-san?!"

"Yo, Konohamaru."

"Dan.. Uchiha Sasuke."

"Hn."

"Jadi, ada apa kalian datang kemari.

"Kami ingin membicarakan sesuatu."

"Hah.. silahkan."

Kamera pun dipasang rapi di depan Sasuke, Naruto dan para tetua. Naruto pun menundukkan kepalanya sebagai permulaan dan semua penduduk desa menyaksikannya karena mereka mengadakan siaran langsung.

"Maafkan saya.. saya telah melakukan kesalahan besar, padahal saya memiliki keluarga. Sebenarnya saya telah membuat kesalahan sebelum menikahi Hinata, saya tidak tahu jika Sasuke bahkan bisa mengandung anak."

Sasuke memalingkan wajahnya. "Dengan bodohnya saya dan Naruto tidur bersama sebelum Naruto menikah dan saat dia akan menikah.. saya tidak mengatakan jika saya sudah mengandung anaknya, tapi setelah dia menikah dia tak sengaja mengetahui hal itu."

"Kami sudah terlanjur menikah dan saya tidak mungkin menggugurkan anak saya, itu kesalahan karena kami terus berhubungan. Tapi Menma.. saya sangat menyayanginya. Maaf karena kesalahan kami yang seperti itu," Naruto menyambung.

"Saya tahu ini sangat menjijikkan, tapi cinta.. saya tidak tahu bagaimana hati saya bisa berlabuh padanya, Sakura.. Hinata.. dan.. anak-anak, maaf."

"Hati itu tidak bisa diprediksi ya," sahut Konohamaru.

"Sebelumnya saya dikirim menjalankan misi di desa Hare dan tempat itu.. hubungan sesama jenis dilegalkan. Saya tidak tahu kapan, tapi saya malah terjerumus kedalamnya."

"Saya juga bodoh karena mengikuti permainan Naruto."

"Saya tidak akan bermain-main jika orang tidak menggoda kami sebagai sepasang kekasih dan seandainya saya tahu Sasuke hamil, saya tidak mungkin menikahi Hinata. Maaf.. maaf atas semuanya..."

"Lalu.. Sakura, Sarada.. maaf..." Sasuke menatap sendu. "Karena sudah ketahuan seperti ini, aku tahu kalian kecewa padaku dan pastinya tidak akan menerima ini. Aku tidak ingin meninggalkan kalian dan aku tidak mungkin meninggalkan Naruto, karena dia yang pertama. Karena itu.. maaf."

"Aku juga, Hinata.. Boruto dan Himawari, aku.. maaf, maaf sekali! Aku.. aku tidak pernah sekalipun menaruh hati pada Hinata, aku memang pria yang sangat brengsek! Maaf.. maafkan aku!"

"Jika kalian tidak menerima hubungan kami, kami tak masalah. Kami akan pergi ke desa Hare, tempat yang menerima hubungan kami..."

Naruto tersenyum. "Saya pamit, mungkin ini terakhir kalinya saya menunjukkan diri didepan media. Terimakasih untuk kalian yang selama ini telah menerima saya sebagai Hokage dan terimakasih untuk Konohamaru yang menjalankan tugas dengan baik, juga saya merekomendasikan Uchiha Sarada sebagai Hokage selanjutnya."

Setelah ungkapan Naruto dan Sasuke itu, keduanya pergi dari kantor Hokage. Sementara Kakashi datang dan menahan mereka, pria itu mengajak mereka untuk makan siang bersama di ichiraku ramen, tapi Sasuke terus menolak.

"Ayolah, Sasuke~ kita tidak mungkin pergi begitu saja tanpa melakukan perpisahan dengan Kakashi sensei, lagipula dia yang akan mentraktir kita."

"Jadi kau mau senang-senang ya, kakak ipar?"

Naruto bergidik ngeri mendengar suara wanita yang sangat ia kenali, Naruto pun menoleh bersamaan dengan Sasuke dan Kakashi yang terkejut. Mereka melihat Hanabi yang berkacak pinggang sembari menatap tajam kearah Naruto.

"Ha- hanabi..."

"Berani sekali kau menyakiti kakakku?"

"Hanabi, sebenarnya ini..."

"Pantas saja kak Hinata pulang dan aku selalu melihat dia menangis! Itu ulah mu rupanya! Brengsek!"

Hanabi langsung berlari kearah Naruto dengan menggunakan byakugannya yang langsung menyerang titik chakra Naruto, sementara Naruto langsung terjatuh dengan meringis kesakitan.

"Apa kau tidak tahu bagaimana perasaan kak Hinata?! Kenapa kau begitu tega?! Selama ini.. selama ini kak Hinata sangat mencintaimu! Teganya kau...!!"

"Hanabi..."

"Hyaaaaa!"

Hanabi terus menyerang titik chakra Naruto dan bahkan melukai tubuh pria itu, namun Naruto sama sekali tidak melawan atau menghindari serangan Hanabi. Naruto membiarkan amarah Hanabi memuncak, membuat banyak penduduk yang berkerumun.

"Kenapa kau diam?! Kau merasa bersalah, huh?! Aku tidak membutuhkan itu! Aku.. aku sangat membencimu, brengsek!"

"Hyaaaa!"

Saat Naruto hampir kehilangan kesadarannya, Sasuke langsung muncul didepan Naruto dan membuat serangan Hanabi langsung mengenai pusat titik chakra Sasuke. Itu membuat Hanabi semakin emosi, ini bukanlah drama.

"Uchiha Sasuke...!" desis Hanabi.

"Hanabi, sudah cukup."

"Chichi-ue!"

"Jangan membuat malu klan Hyuuga."

"Tapi kak Hinata-"

"Cukup!"

Hiashi berjalan mendekati Naruto dan Sasuke, sebenarnya Sasuke telah kehilangan kesadarannya, sementara Naruto merasa was-was melihat kehadiran Hiashi dan mencoba melindungi Sasuke namun sembari menunduk.

"Maafkan aku, Tou-sama..."

Hiashi mengulurkan tangannya. "Aku memang marah karena kau telah menyakiti putriku, tapi seperti yang kau bilang, cinta itu sulit ditebak. Lagipula kau sudah lebih dulu mencintai Uchiha itu, kan? Karena itu.. jangan mendekati Hinata dan cucu-cucuku lagi, karena mereka akan lebih sakit hati jika bersamamu. Pergilah dan jangan pernah.. menunjukkan wajah kalian dihadapan kami."

"Tou-sama..."

"Ayo pergi, Hanabi." Hiashi membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi. "Oh ya, terimakasih untuk semua yang telah kau lakukan selama ini."

"Naruto, bawa Sasuke ke rumah sakit. Nanti kita lanjutkan obrolan kita."

"Baik..."


.


.


.

TBC

Rahasia ~ Ninja Misterius{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang