Chapter 28

799 74 0
                                    

"Hei, kau sudah dengar gosipnya?"

"Gosip apa?"

"Tentang hubungan Nanadaime-sama dan Uchiha Sasuke, itu mengejutkan..."

"Itu bukan gosip, itu fakta!"

"Iya juga ya, katanya Naruto sendiri yang mengatakannya pada Hinata-san."

"Wah.. dasar Hokage gila."

"Tapi bagaimana bisa seorang pria melahirkan? Lagipula.. ugh.. menjijikkan sekali membayangkan adanya hubungan sesama jenis."

"Tapi anak mereka benar-benar kuat ya, aku tak menyangka kekuatan besarnya akan keluar karena Nanadaime-sama hampir mati."

"Tapi tetap saja itu menggelikan."

"Jangan-jangan Menma-san juga memiliki hormon yang sama dengan orang tuanya."

"Hahaha.. semoga saja tidak ada yang menyukainya agar seperti ini tak berlanjut."

Kawaki yang sejak tadi samar-samar mendengarkan para penjaga bergosip pun membuka matanya yang tadinya terpejam, pria itu langsung bangkit berdiri mendekati sel tahanan dan menatap tajam para penjaga.

"Apa maksud kalian? Apa yang kalian katakan sejak tadi?!"

"Hei, apa-apaan kau! Memangnya kau siapa, dasar pengkhianat desa! Tidak tahu terimakasih sekali, padahal dulu Nanadaime-sama menyelamatkanmu!"

"Jangan-jangan kau ada hubungan ya dengan Menma-san! Cih! Menjijikkan...!"

"Ehm.. bukankah ini sudah berlebihan?"

"Ro.. rokudaime-sama...!"

"Kakashi-san..."

"Yo, Kawaki."

.

Skip

.

.

"Sudah ku duga kalian bersembunyi disini..."

"Oh? Jadi kau sudah keluar dari rumah sakit ya?"

Naruto mengunci pintu rumah tempat persembunyiannya dengan Sasuke dan Menma yang tersembunyi di hutan kematian yang berada dipinggiran desa Konoha, Sasuke membuat segel yang kuat untuk tempat itu agar tidak ada yang bisa menemukannya.

"Apa yang sedang kau lakukan Sasuke?"

Naruto mengerutkan keningnya menatap Sasuke yang mendudukkan Menma ditengah sebuah segel lingkaran yang dikelilingi lilin dan Menma tak memakai baju hingga sebuah segel terlihat dipunggung Menma.

"Jaga-jaga agar anak ini tidak mengeluarkan amukannya lagi..."

Menma membuka matanya yang terpejam. "Jangan khawatirkan aku, ini lebih baik daripada membunuh orang lain..."

"Menma..."

"Jika dia mengamuk tidak akan ada yang bisa menghentikannya, kecuali Kawaki. Tapi dia dipenjarakan atas tindakannya, lalu.. bagaimana keadaanmu?"

"Sasuke.. kau dengar berita itu, kan?"

Sasuke mengangguk. "Bagaimana istri kita dan anak-anak?"

"Sakura ingin bertemu denganmu dan membicarakan hal ini, sementara Hinata.. dia kembali ke mansion Hyuuga."

"Siap-siap saja berhadapan dengan klan Hyuuga, Naruto."

"Kau juga, bersiaplah menghadapi kekuatan monster Sakura."

"Anak-anak?"

"Aku tak tahu, mereka tak terlihat..."

"Bagaimana ini? Hah.. aku tak tahu lagi..."

"Sasuke..."

Naruto mendekati Sasuke dan memeluk pria itu dengan erat, sementara Sasuke hanya bisa memejamkan matanya. Sementara Menma memalingkan wajahnya, tak sanggup untuk menghadapi kenyataan yang ada.

"Haruskah kita menghadapinya?"

"Naruto..? Kau..."

"Hanya bercanda, kita tidak mungkin bisa mengatasinya."

"Kalian bisa," sahut Menma.

"Eh?"

"Kalian telah melakukan kesalahan, seharusnya kalian harus mempertanggungjawabkan hal ini."

"Menma..."

.

.

.

"Jadi kau sudah lama mengetahui hal ini ya?"

Kawaki mengangguk. "Pertama kali bertemu Menma, dia langsung menunjukkan ketertarikannya padaku dan bahkan menunjukkan tempat persembunyiannya dengan Naruto-san dan Sasuke-san.

"Tempat persembunyian?"

"Di hutan kematian pinggiran desa, kita tidak bisa melihatnya. Tapi jika bersama salah satu diantara mereka, kita bisa melihat dan bahkan menempatinya."

"Itu..."

"Bagaimana pendapat anda tentang hubungan mereka?" tanya Kawaki ragu.

"Hmm..." Kakashi tampak berpikir. "Aku tidak terlalu mempermasalahkannya, hanya saja aku kaget mengetahui hal ini. Bagaimana pun mereka berdua murid ku yang bodoh dan kita tidak akan tahu kemana hati itu akan berlabuh, cinta memang membingungkan. Yeah.. aku juga menghawatirkan murid kesayanganku dan Hinata, perasaan mereka selama ini..."

"Tapi bagus juga jika hal ini ketahuan."

Kakashi mengangguk setuju. "Hinata dan Sakura tidak seharusnya merasakan pengkhianatan secara sembunyi, rahasia memang harusnya terbongkar agar diakhirnya tidak terlalu sakit."

"Tapi.. maaf atas segala yang ku lakukan, aku..."

"Kau dikendalikan oleh Outsutsuki, lagipula setelah perang karma mu menghilang, kan?"

"Benar juga."

"Aku akan membebaskan mu, bagaimana pun caranya."

"Tidak perlu berlebihan, aku sudah terlalu berdosa."

"Bagaimana ya hubunganmu dengan Menma selanjutnya...?"

"Ku harap baik-baik saja, tapi mungkin.. dia sudah membenciku karena membuat ayahnya hampir mati."

"Kawaki..."

"Tidak diusir dari desa saja aku sudah sangat bersyukur, Kakashi-san. Aku tidak boleh melakukan kesalahan lagi, aku.. tidak akan berharap dimaafkan oleh Menma."

"Jangan begitu, Kawaki."

Kawaki memejamkan matanya, pria itu memang tidak pantas untuk bersama Menma. Perbuatannya telah sangat mengecewakan Menma, walau terakhir kali Menma memeluknya untuk menghentikan semua kelakuan kejamnya.

Dan ucapan para penjaga telah menyadarkannya, seharusnya Kawaki membalas kebaikan Naruto karena telah menyelamatkannya dan membuat kehidupannya nyaman hingga ia memutuskan untuk berkhianat.

Konoha sudah terlalu baik dengan menerima pria brengsek sepertinya yang sudah menjadi wadah Outsutsuki, tapi Kawaki masih saja naif dan memikirkan hal yang menyedihkan. Padahal keluarganya sudah lama tiada, tapi ia masih memikirkan hal itu.

Tidak, Outsutsuki lah yang menyerang desanya, ia tidak mungkin sudah hidup selama itu. Kawaki terlalu bodoh karena mempercayai tipuan yang Outsutsuki buat, Kawaki bodoh.

"Kawaki?"

"Ya."

"Jabatan Naruto akan diturunkan, aku sudah bicara dengan para tetua. Mereka tidak ingin jabatan Naruto itu membuat malu desa."

Kawaki tersentak. "Itu tidak mungkin-! Naruto-san sejak kecil telah memimpikan hal ini."

"Bagaimanapun.. kita tidak bisa membela apa yang telah dia perbuat dibelakang, juga.. saat pergantian Hokage berlangsung, saat itu aku akan membebaskan mu dari tempat ini."

"Tapi..."


.


.

.

TBC

Rahasia ~ Ninja Misterius{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang