Bab 30 ~ Thank You Rangga

4.9K 248 58
                                    

Hai Readers. Salam sayang dari author.

Part kali ini banyak cerita Rangga sama Saski ya, buat mblo jangan baper. Mhehe...

Happy Reading🍂
*
*

Saski yang merasakan lembutnya tangan Rangga dikepalanya pun seketika mendongak.

"Ga maaf, aku malah kaya gini. Aku nggak propesional." ucap Saski lirih, dia tidak sepatutnya seperti ini apalagi ditempat kerja.

Rangga menggelengkan kepalanya, "No...aku udah kenal kamu lama, dulu kita sedekat apa aku rasa kamu juga tau. Jangan nangis lagi ya Sas, cowok brengsek kaya dia gak perlu kamu tangisin."

"Makasih ya Ga, kamu bahkan masih seperti Rangga yang dulu. Rangga yang selalu berusaha ada buat aku," Saski menyeka air matanya, dia harus bangkit.

"Nggak perlu bilang makasih, aku malah seneng bisa dengerin cerita kamu. Kamu pasti capek kan?" tanya Rangga memandang Saski iba.

"Nggak ko Ga, aku nggak papa." Saski mencoba menyembunyikan raut wajahnya dengan senyum palsunya.

"Sas..." Rangga menggenggam telapak tangan Saski.

"Kalau capek nggak usah dipaksain, tubuh kamu butuh istirahat. Aku yakin, bukan cuman tubuh kamu tapi hati kamu sekarang juga lagi gak baik-baik aja kan. Aku anterin pulang ya," lanjutnya, hatinya benar-benar tidak terima Saski nya diperlakukan seperti ini.

"Memangnya boleh aku izin pulang? Aku udah sering izin, nggak enak." Saski menundukan kepalanya, dia merasa malu dengan Rangga.

"Gak papa, lagi pula hari ini kan gak ada kerjaan yang berat semuanya bisa aku handle. Kita pulang yah.." ajak Rangga, dia masih kekeuh ingin mengantarkan Saski pulang.

"Kalau gitu aku mau izin lagi ya Ga, tapi aku pulang sendiri aja." Jawab Saski, dia menolak ajakan Rangga karena baginya sikap Rangga kepadanya terlalu berlebihan.

"Kenapa?"

"Aku nggak enak Ga, aku nyusahin kamu terus."

"Siapa yang bilang, aku bilang gitu gak?"

"Nggak..sih.."

"Kalau gitu berarti kamu gak nyusahin aku."

"Tapi..Ga ak__."

"Gak ada tapi-tapian, pokonya aku yang nganterin kamu pulang."

Rangga membantu Saski untuk bangkit dari sofa. Sepanjang perjalanan tangannya terus menggandeng tangan Saski, entah apa yang sebenarnya dia lakukan. Tetapi dengan seperti ini karyawan yang lainnya akan semakin menganggap bahwa kedekatan mereka itu memang karena sesuatu.

"Ga, kayanya bakalan banyak yang salah paham." Saski mencoba berbisik kepada Rangga.

"Jangan dilihat, fokus kedepan aja. Mereka berhak ngomong apapun, tapi yang harus kita lakuin itu cuman tutup telinga dan tutup mata." Rangga tetap setia menggandeng tangan Saski sampai ke parkiran.

"Silahkan masuk tuan putri," Rangga membukakan pintu mobil untuk Saski.

Saski yang mendapatkan perlakuan Rangga seketika mengulas sebuah senyuman. Hatinya kembali menghangat, meskipun bayang-bayang kejadian tadi masih terus menghantui pikirannya.

"Ekh..." Cicit Saski, dia kaget karena Rangga tiba-tiba ada dihadapannya.

"Ga..." Saski menatap mata Rangga dengan begitu lekat.

"Kenapa? Aku cuman mau pasangin kamu seat belt," Rangga tersenyum mengejek.

Saski yang dibuat malu dengan pikiran kotornya pun memilih mengalihkan pandangannya keluar jendela.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang