setelah masuk ke kamar,bian menangis hinga tertidur.
sementara di tempat lain alex terus menerus mengecek hp nya."boss,udah siap nih"
"mantengin hp mulu,nungguin siapa sih bos"tanpa di sadari alex, sebenarnya,membaca keluh kesah bian adalah rutinitasnya.
"apa boss menunggu bian hemm" ejek ayub
"ohhhh jadi apa yang di ceritakan si manis itu malam ini" tanya septian sambil mengerlingkan mata nya.seakan tak suka dengan panggilan yang di berikan septian kepada bian, alex menatap septian dengan tajam.
"aaaaaa baik lah aku akan mengecek barang barang nya lagi"
sementara ayub mengikuti septian karna merasa hawa hawa di sekitar sang boss nya sedang tidak baik."yub,menurutmu tu anak kenapa ya"
"entah, biasanya aja dia kalo di kirimin chat sama bian ngga pernah di buka,lah ini malah kek kesan nya nunggu"
mereka terus ghibah, mencari jawaban apa yang terjadi.pagi ini seperti yang di janjikan semalam,bahwa bian tidak akan berangkat sekolah untuk menghabis kan waku dengan ayah nya.
"ayahh bundaaaa" sapa bian ketika turun dari tangga.
keluarga nya terlihat utuh, setiap pagi sarapan bersama, padahal sebenarnya, semuah nya sudah hancur, ayah nya yang sangat ia sayangi,dan bunda nya yang terlihat ceria meski menyimpan banyak luka.
sejujurnya sampai saat ini bian bahkan gatau apa sebenarnya yang terjadi antara ke 2 orang itu, bian kira semua nya baik baik saja, lalu kemudian di pagi hari ia melihat mereka bertengkar, hal yang di kira hanya pertengkaran biasa, dan malah terus berlanjut hingga tiga tahun, hingga kemarin pagi mereka memutuskan untuk memberi tahu ku jika semua ini palsu, nyatanya, mereka sudah berpisah."hei perhatikan langkah mu,kau akan jatuh jika berlari lari seperti itu"
"bian sudah besar bunda""baiklah jadi kita akan kemana hari ini?"
"aku ingin ke kebun binatang, setelah itu kita makan siang di tempat favorit ku, setelah itu kita akan pergi berjalan kaki megelilingi taman, setelah itu.."
"heii apa kau tak lelah, besok kau akan terbang pagi"
"ohhh ayolah, aku kan bisa tidur di pesawat"
"tapi kau akan lelah"
"jadi ayah tidak mau?"
ayah bian terlihat menghela nafas nya "baik lah baik lah, sesuai permintaan kanjeng ndoro"ketiga orang itu tampak tertawa.
jika orang melihat ini, mereka akan berpikir keluarga bian adalah keluarga yang harmonis, nyata nya itu semua hanya topeng.Di tempat lain, alex tengah memasuki gerbang, dengan ke 2 teman nya pasti.
entah mengapa alex merasa seperti ada yang mengganjal.
untuk pertama kalinya malam tadi bian tidak mengiriminya pesan.
bahkan saat ini pun ia tak melihat bian, karna biasanya bian akan berangkat lebih awal untuk melihat alex, menunggu di gerbang, ketika alex masuk, bian akan mengikuti alex secara pelan.
walaupun mereka beda kelas tentunya, bian akan terus melakukan hal yang sama setiap pagi.
namun kali ini ia tidak melihat nya."heii aku tidak melihat bian mengikuti kita"
bisik ayub kepada septian. namun karna suara nya besar, jelas yang mendengar tak hanya septian.
"hei pelan kan suaru mu, sebenarnya kau ini tau tidak konsep bisik bisik"
"heiii kenapa kau malah marah pada ku"
alex yang jengah melihat ke 2 teman nya itu pergi meninggalkan mereka, yang tengah asyik bertengkar. dasar tak tau malu.saat pelajaran pun alex tak pernah memperhatikan depan, namun guru pun tak berani menegor alex. jadi guru di depan hanya menggap seoalah alex tak ada, itu satu satu nya cara supaya nyawa nya masih tetap utuh, dan ia masih memiliki pekerjaan, serta hidup dengan tenang.
saat istirahat ia mencoba ke kantin,namun lagi lagi ia tak menemukan bian. ia melihat ke sekeliling, mencari keberadaan bian.
hingga ia memutuskan menemui nya ke kelas bian.saat mengetahui ada alex yang melewati koridor banyak yang berteriak, bahkan tak segan untuk medekat . namun alex hanya menganggap semua itu hal biasa dan tak terlalu memperhatikan, ia hanya mau mencari bian.
saat sampai ke kelas bian, ada seorang wanita yang menghampirinya."auu kak alex, ada apa kemari?" tanya wanita itu dengan gayanya yang bak jalang, rok yang sangat pendek, dandanan nya yang sangat mencolok, owh apakah ia tak punya kaca, bagaimana bisa dia merias wajah nya dengan sangat jelek seperti ini, alex bahkan sempat ingin muntah.
wanita itu tampak melendot di lengan alex, menempelkan belahan dada nya.
"bian" hanya itu jawaban alex. wanita itu tampak bingung.
septian yang maksud dengan keadaan ini mendekati alex, memisah kan wanita itu dari lengan bos nya, dan menjelaskan maksud kedatangan nya."di mana bian?apa dia tidak masuk" tanya septian sambil melihat ke dalam kelas.
"ahh bocah itu, dia akan pindah, ku rasa seharus nya ini hari terakhirnya sekolah di sini, mungkin dia ingin pergi lebih awal" jawaban itu datang dari ketua kelas nya yang sejak tadi melihat keributan.
kelas nya jadi ramai karna kedatangan alex dan teman nya, ia merasa risih.saat mendengar itu alex langsung pergi meninggal kan kelas bian, dan menuju ke parkiran.
ke dua teman nya mengikuti alex.
'aku tak akan pernah mengizinkan mu meninggal kan ku lagi'"ayub,cari tau ke mana bian akan pindah"
"emm baiklah"
"sep siap kan surat pindah ku, ke tempat yang sama dengan bian, setelah kau tau"
"kau akan pindah? lalu bagaimana dengan kita?"
"terserah"
setelah itu alex pergi. entah ke mana tujuan anak itu.setelah beberapa jam, alex masih saja mencari keberadaan bian. tadi ia sempat ke rumah nya, ia hanya bertemu bunda anak itu, dan mengatakan jika mungkin saat ini anak itu sedang berada di taman.
drrrttt
drrrrttttttdering posel alex berbunyi.
"ada apa"
"dia pindah ke new york boss"
" segera urus kepindahan ku ke sana, cari tau ia masuk ke sekolah mana"
"apa kita bisa ikut ke sana?" kali ini septian yang berbicara
"lakukan semaumu"
mendengar itu alex langsung menuju ke rumah nya.
singkat cerita alex sudah sampai di rumah nya.
ia masuk dan mencari keberadaan papa nya. setelah ia menemukan nya.
"ada apa? ingat rumah kau rupanya" suara bas milik papa alex menguar.
selama ini,semenjak ia memegang pekerjaan yang di berikan papa nya, ia akan pulang ke markas, atau ke apartemen.
jadi saat melihat sang anak pulang, seakan tau pasti ada sesuatu."aku akan pindah ke new york"
"lahhhh gituu dongg, kenapa ga dari kemaren kemaren sih..tau gini kan dari dulu" ucap sang papa nya yang langsung menghampiri alex dengan sumringah.sebenarnya ayah nya sudah menyuruh alex dari lama, karna klub malam dan yang pasti jual beli senjata di sana lebih mudah dan tak terlalu beresiko untuk si putra.
dan pasti nya karna usaha nya yang di sana tak ada yang mengurus."kapan kau akan pergi, kalau bisa secepatnya"
"besok"
jika tau begini ia tidak akan repot repot datang ke rumah untuk meminta izin..
.
.
Segini dulu ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
my idol is boyfriend (hiatus)
Fantasialexander adalah seorang bintang sekolah, siapa yang tidak mengenal dia, alexader dimitri ini adalah salah satu anak orang terpandang yang hampir seluruh negri tau, wajah tampan nya yang mampu mengikat siapa pun orang yang menatap nya. Termasuk bian...