Dua tujuh

1K 26 4
                                    

Assalamualaikum
Welcome kembali
Janlup vote and enjoy!!
_____________

Nana duduk di atas ranjang menunggu suaminya, tadi katanya ia dipanggil tapi suaminya malah gak tau kemana. Nana memainkan handphone miliknya, ia membuka salah satu sosial media nya dan melihat-lihat setelah lama terbengkalai.

Jari-jarinya sibuk mengusap layar handphone nya, namun pikirannya sibuk mikir dimana keberadaan suaminya itu, kenapa ndak muncul-muncul.

Kreett
Suara pintu terbuka, namun Wida masih sibuk dengan fokusnya terhadap layar gadget nya. Reyhan yang membuka pintu pun tersenyum melihat istrinya yang sudah ada dihadapannya. Tapi ia juga bingung kenapa istrinya itu tidak sadar ada yang masuk ke kamar mereka. Reyhan berjalan perlahan mendekati istrinya

Grebb
Nana tersentak karena tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang

"Dek"
Suara itu, tidak salah lagi jika yang memeluknya adalah suaminya, pelukan Rey semakin mengencang, ia menyimpan kepalanya di bahu sang istri.

"Diem dulu ya sebentar, mas cape butuh kamu."
Nana tersenyum kecil, Reyhan mode manja. Nana mengusap kepala Rey yang bersandar di bahunya, ia sudah biasa seperti ini, jika Rey cape pasti laki-laki itu akan memeluknya dan sulit untuk dilepaskan. Sebenarnya tak masalah, toh hanya diam membiarkan Rey melepaskan penatnya dengan cara memeluk tubuhnya dan ia sendiri juga suka di peluk oleh suaminya. Pelukan hangat setelah pelukan dari orang tua dan sahabatnya.

"Mas kangen kamu dek, rasanya hari ini lama banget padahal mas pengen cepet-cepet ketemu kamu."

"Apa sih mas!"
Bisa-bisanya suaminya ini membuat dirinya malu.

"Kamu gak boleh pergi!"
Pelukan Rey semakin kuat saja, untung Nana tak sampai kehabisan nafas.

"Heem iya"
Walaupun pelan tapi Rey masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya.

Mereka terlarut dalam pikiran masing-masing, hanya keheningan diantara mereka karena tak ada yang perlu dibicarakan. Mereka hanya membagi kehangatan dan kasih sayang melalui pelukan.

Tokk...tokk..tokk
"Assalamualaikum, abang balikin sahabat adek!"
Tiba-tiba suara ketukan pintu mengalihkan pikiran dan tatapan mereka ke arah pintu. Mereka tau siapa yang membuat keributan diluar sana, mengganggu saja.

Reyhan mendelik, kenapa adiknya itu tidak tahu waktu, padahal dirinya masih ingin berduaan dengan istrinya. Rey melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju pintu. Ia lalu membuka pintu

"Apa dek!?"
Tanya Rey sedikit sewot

"Hehe.. sahabatnya adek mana bang. Kita tuh belum selesai mainnya harusnya abang tuh gak ambil dia dulu."
Cerocos sosok adik Reyhan dengan nada kesal, iya ia kesal karena sahabat diambil alih oleh abangnya

"Tapi kan dia harus jalanin kewajiban sebagai istrinya abang dek."

"Iya tau, tapi udah kan. Katanya sebentar tapi abang lama bawa dianya."
Reyhan menghela nafas, ia akan mengalah sekarang dan akan melanjutkan manjaannya nanti malam saja.

"Dek gih, nih bocil nya udah bawel."
Guyon Rey membuat adiknya mendelik kesal, bocil katanya!? Weh dia udah besar ya cuman wajah dan penampilan nya saja yang masih sangat imut_narsis emang!. Nana mengangguk lalu menghampiri suami dan sahabatnya.

"Yok, dadah abang! Pinjem dulu ya!"

"Ehh tunggu dek!"
Baru saja hendak melangkah tapi Rey sudah memanggil, sebenarnya ada apa dengan abangnya ini tumben sekali nempel banget dengan sahabatnya.

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang