(43) 𝙜𝙖𝙜𝙖𝙡

20 3 11
                                    

"Aku tidak membutuhkan teman yang berubah ketika aku berubah dan yang mengangguk ketika aku mengangguk; bayanganku bahkan bisa melakukan itu lebih baik"

- zada fadila -





- 𝙠𝙤𝙧𝙞𝙙𝙤𝙧 𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝 -

Sesuai perjanjian pagi tadi, Zada dan Rischa mencoba menghindar dari ketiga sahabatnya itu. Mereka berdua berpura-pura izin memasuki toilet agar tidak dicurigai oleh nata, bila dan salsa.

"Gue sama Rischa mau ke toilet, kalian duluan aja ngga papa." ucap zada bohong.

"Yang kebelet lo atau Rischa? Santai aja kali lagian ke toilet mah 5 menit juga beres, kan?." tanya nata penasaran.

"Kita berdua eh--- kebelet iya." jawab zada dan rischa bersamaan.

"Jadi kalian duluan aja, yaa. Lagian bila juga udah dijemput." ucap rischa sambil menatap mengarah ke parkiran yang kebetulan menuju kearah supir yang biasa mengantar jemput bila.

Serentak mereka melihat kearah parkiran, yang memperlihatkan supir bila yang terlihat mondar mandir seperti sedang mencari keberadaan seseorang.

"Oh iya, gue duluan yaa gaes. See, bestie." pamit bila seraya mengambil telapak tangan sahabatnya untuk menciumnya.

"Eh gini gini gue masih muda, dasar ya lo bil." nata yang di salim tangannya oleh bila pun tidak terima. Karna, diantara mereka berlima, nata yang paling muda.

Bila hanya membalas dengan cengiran dan langsung berlari kecil menuju parkiran, yang membuat nata mengamuk menghentakkan kakinya ke aspal koridor.

"Awas ya, lo." ngambek nata bak anak kecil.

"Hm, yaudah deh gue juga duluan. Yuk ca, sambil nyeblak bentar di depan, gue traktir deh hari ini, ya walaupun gue ngga lagi ulang tahun sih." Seperdetik nata langsung mengalihkan pembicaraan seraya memperlihatkan mata berbinar.

"Lo mah, makan mulu kerjaannya." jawab rischa tatapan sinis.

"Ya minimal adalah kerjaanya, daripada nganggur ya kan, dil?." jawab nata dengan diakhiri cengiran khasnya.

"Beda konsep natalie sayang." rasanya rischa ingin segera melayangkan tangan nya kearah nata karna saking kesalnya.

"Btw nama gue bukan Natalie, tapi Natasha Stephanie. Tapi natalie juga bagus sih, ganti nama aja kali, ya?." ucap nata random, yang membuat rischa kesal setengah mati dibuatnya.

Melihat rischa menahan kesal, zada pun bersuara untuk sekedar menenangkan.

"Udah udah gausah ganti nama, udah cocok Natasha Stephanie." ucap zada.

"Oh oke deh, tapi entar kalau gue bosan sama Natasha, baru deh gue ganti."

"Ngga begitu konsepnya malih. Ayo buruan, kalau udah tutup entar merengek lagi." salsa yang sedari tadi diam, kini mulai bersuara. Salsa menoyor pelan kepala nata agar ia sadar. Tidak bakal ada habisnya berbicara dengan nata kecuali ada kata makanan. Makanan menjadi penengah untuk perdebatan nata dan kawan-kawan.

"Yuk gercep, seblak I am cooming. Bye dil, ris." ucap nata dengan mata berbinar, sambil merangkul salsa meninggalkan kedua sahabatnya untuk segera menuju kedepan gerbang.

Ketika nata dan salsa benar-benar menghilang dari pandangan mereka, rischa meredamkan kekesalan dengan menghembuskan nafas kasar.

"Gue curiga nata anaknya haji bolot dah, dil." ucap rischa gusar.

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang