Chapter 33

836 71 1
                                    

"Aku hanya ingin bertemu Kawaki terus.. jadi aku ingin dia jadi pasien ku dan aku yang merawatnya."

"Eh?"

"Romantis sekali?"

"Kenapa?"

"Hn?"

Kawaki mengepalkan tangannya. "Kenapa kau masih seperti ini setelah apa yang ku lakukan?!"

"Hn? Apa yang kau katakan?"

Menma tidak sengaja seperti ini, pria itu memang benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran Kawaki. Sementara Kawaki yang seperti dipermainkan pun menggebrak meja dan pergi begitu saja.

"Kawaki-kun?" Himawari menatap nanar.

"Sepertinya Kawaki masih merasa bersalah karena perbuatannya."

"Seperti segan?"

"Hah.. kau tidak peka sekali, Menma."

"Tapi.. kenapa harus? Padahal dia hanya diprovokasi untuk menyerang desa."

Menma memiringkan kepalanya sembari menatap pintu tempat keluar Kawaki dengan bingung, ia tak mengerti mengapa Kawaki harus merasa seperti itu. Menma bahkan tidak mempedulikan bagaimana pandangan penduduk tentangnya.

"Kenapa tidak kau kejar?" tanya Sarada.

"Untuk apa? Dia harusnya memikirkan hal yang benar, mengapa harus berpikir sejauh ini?"

"Kau benar-benar tidak peka sebagai pria, Menma-kun."

"Eh?"

.

Skip

.

.

"Hah..."

"Mereka sengaja."

"Dasar Sarada itu.. padahal aku tidak ingin berbincang denganmu."

"Aku sih tidak peduli."

"Tch.."

"Terlanjur begini-"

"Tidak."

"Eh? Padahal aku belum mengatakan apa-apa?"

"Aku sudah tahu," desis Boruto.

Menma tersenyum simpul. "Maaf ya..."

"Heh? Rupanya kau bisa meminta maaf?"

"Aku juga manusia biasa, Boruto," celetuk Menma menghela napas gusar. "Uzumaki Naruto ayah yang bodoh, kan? Dia hanya sekali menemui ku sejak aku dilahirkan, lalu kami bertemu di desa ini, itupun kami pura-pura tak saling mengenal."

"Aku tidak membutuhkannya."

"Apa?"

"Penjelasanmu."

"Tidak masalah jika kau tidak mendengarkannya, tapi.. kau masih beruntung karena selama ini selalu bisa bertemu dengan ayahmu dan bahkan menganggapnya sebagai ayah. Aku iri padamu, Boruto. Tapi.. setelah hal ini ketahuan, aku merasa bodoh karena mereka malah memilih bersama..."

"Oh."

"Jika mereka tidak bersama.. apa aku akan ada di dunia ini ya? Maaf karena aku bersyukur dengan kebersamaan mereka, aku.. bahagia..."

Boruto menghentikan langkahnya, ia tak tahu akan membalas apa ucapan Menma itu. Tapi pria itu merasa hidupnya bersama orangtuanya pun hampir sama dengan Menma, walau begitu, Boruto tetap saja merasa tak terima.

"Oh ya, ada sesuatu yang harus kau tahu..."

.

.

.

Rahasia ~ Ninja Misterius{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang