𝓗appy reading (๑˃ ᴗ ˂)و.
⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ֺ۪⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧
DRAP DRAP DRAP
Derap orang melangkah lari terdengar sangat jelas di seluruh lorong kelas Taeyong. Mengalihkan atensi Taeyong yang sedang melihat seisi kelas.
"Siapa itu?" Gumamnys heran, pasalnya suara itu semakin mendekat dan bayangan aneh mulai muncul.
Seketika kedua mata Taeyong terbelak saat melihat orang yang berlari itu. Orang itu adalah Jaehyun dan Rose.
Jaehyun berlari dengan Rose yang berada di dalam dekapannya.
"J–jaehyun?" Gumamnya tak percaya melihat pemandangan di depannya.
Jaehyun yang tak menyadari ada Taeyong pun terus berlari dengan Rose yang berada di dalam dekapannya.
Sesaat Taeyong terkesima dengan pandangan di depannya ini. Ia tak menyangka jika Jaehyun pergi melewatinya begitu saja. Menghiraukan dirinya seakan akan dirinya tak pernah ada.
Setetes air mata turun begitu saja. Taeyong sedih, marah, kesal, cinta dan benci kepada Jaehyun di waktu yang bersamaan.
Taeyong mengepalkan kedua tangannya guna melampiaskan emosinya untuk sementara. Ia sedang tidak mood untuk membully orang atau bahkan memarahi orang yang tak bersalah. Ia hanya ingin Jaehyun, Jaehyun-Nya.
Haahh.. Kau tak berubah Taeyong, masih memiliki rasa ingin membully orang walaupun sudah mendapat hukuman yang cukup berat.
⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ֺ۪⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧
TRINGGG
"HEI!" Teriak seseorang.
"KYAHH!!" Sentak Taeyong terkejut. Siapa yang tak terkejut jika ada seseorang yang meneriakimu dari belakang? Apa lagi sebelumnya Taeyong sedang melamun.
"TEN!" Bentak Taeyong marah.
"Hehe.. Maaf, salahmu sendiri karna melamun. Sudah ku teriaki berkali kali namun kau tetap diam." Jawab Ten tanpa rasa bersalah. Padahal Ten hampir membuat jantung Taeyong berpindah tempat.
"Baiklah, ada apa?"
"Haahh.. Kau tak dengar? Bel istirahat sudah berdering sejak tadi. Sudahlah, berhenti melamun dan ayo ke kantin!" Ten sungguh heran, Taeyong ini tuli atau bagaimana? Bel sekencang itu namun ia tak mendengarnya sama sekali.
Ten segera menarik salah satu tangan milik Taeyong tanpa persetujuan sang pemilik tangan. Ia tak peduli. Jika tak di paksa, Taeyong tak akan mau ikut dengannya.
"Hei! Pelan pelan saja." Pinta Taeyong karna sempat beberapa kali mereka hampir terjatuh. Ten berjalan terlalu cepat hingga ia tak sengaja menubruk bahu seseorang.
"Akh!" Sentak orang itu. Sakit sekali! Siapa orang yang berani mengganggu jalannya ini? Ia tak terima. Ia akan memarahi orang itu.
"Ah! Aku tak sengaja." Ujar Taeyong kaget. Ini semua karna sahabatnya yang sangat ceroboh.
"Kalau jalan lihat lihat, di pake matanya! Oh, atau kau itu buta? Makanya tak bisa melihat orang di sekitar mu. Lihat! ini sakit." Bentak orang itu sembari mengusap bahunya guna mengurangi rasa sakit.
Setelah selesai mengsuap bahu, kedua matanya segera melirik kecil ke arah orang yang menabraknya.
Kedua mata orang itu langsung membelak kaget setelah melihat siapa orang yang telah dirinya bentak. Ia tak tahu jika orang itu adalah Taeyong. Rasa takut segera meliputi seluruh jiwanya. Seketika nyalinya menciut setelah melihat Taeyong.
"Apa? kau berani membentak ku hah?!" Balas Taeyong yang mulai di luputi oleh amarah. Lagi pula ia tak sengaja, seharusnya orang itu tak perlu memberi respon sekasar itu.
"M–maaf.. Maafkan aku!" Mohon orang itu menunduk. Kedua matanya tak berani jika harus menatap Taeyong.
PLAKK
Tanpa rasa bersalah, Taeyong segera menampar salah satu pipi milik orang yang tak sengaja ia tabrak. Bahkan tak segan segan Taeyong juga menendang kemaluan orang itu sampai tumbang; tak mampu untuk berdiri lagi.
BRUKK
"Dasar lemah." Ejek Taeyong.
"Sudahlah Tae. Tak perlu berlebihan, kasihan dia." Ujar Ten menenangkan Taeyong. Tahu jika akhirnya akan seperti ini ia tak akan memaksa Taeyong pergi ke kantin.
"Tch. Kasihan kau bilang? Dia bahkan menyalahkan ku tanpa mau mendengar penjelasanku." Bela Taeyong sembari meludah ke permukaan wajah orang itu.
Orang-orang di sekitarnya hanya mampu melihat dan berdesis. Orang-orang itu nampak iba sekaligus menatap miris nasib oranb itu setelah ini. Ada yang ingin membela, namun takut jika mereka akan menjadi korban Taeyong yang selanjutnya. Ada juga yang nampak biasa saja; Tak peduli dan menganggap itu adalah hal biasa.
"Kau pikir kau siapa hingga bis–"
"ADA APA INI?!'' Teriak seseorang dari arah sebrang. Mencoba masuk dan melihat apa yang terjadi lewat celah celah kerumunan.
"Kau lagi, Taeyong?" Tanya orang itu setelah bisa memasuki lingkaran kerumunan orang.
"J–jaehyun?" Gumam Taeyong terkejut.
"Kau masih tak berubah ya? Ku pikir dengan caraku kemarin kau akan berubah." Tutur Jaehyun marah. Ia muak! Kini ia merasa telah hilang rasa kepada Taeyong. Mungkin setelah ini Jaehyun akan mengungkapkan semua beban yang ia tanggung selama ia menjalin kasih dengan Taeyong. Tak peduli respon atau bagaimana isi hati sang mantan kekasih.
"Dia yang memulainya duluan! Kau jangan melihat dari sudut pandangmu saja." Bantah Taeyong tak terima. Ia cukup malu ketika Jaehyun yang notabenenya adalah mantan kekasih Taeyong mengucapkan hal itu di depan anak anak lain.
Dengan segera Taeyong menarik tangan Jaehyun dan membawa Jaehyun pergi ke arah gudang sekolah. Meninggalkan Ten dan beberapa penonton dramanya.
"Taeyong! Taeyong!" Teriak Ten. Namun Taeyong abaikan dan terus menarik Jaehyun secara paksa.
TBC
⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ֺ۪⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ⸦֪۫⸧HALLOOOUU READERS 😺😺. kangen ga? haha maaf yaa ku baru up, banyak tugas & problem. pls pls siders jauh jauh bisa gaa?? ku jadi ga semangat buat ngelanjutin nie kalo ada siders :D.
ku bakal usahain lagi buat cepet cepet update yaa?? jangan pundunh atuh readers ku tercinta 😻😻.
See you in the next chapter everyone 👋🏻👋🏻.
❚❘❙❚ ❚❘❙❚❙❚ ❘❚❙❚❘❘ ❚❚❚❘❚❙❚❘❚❙❘
﹫jejestrz ★★☆
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜'𝗺 𝘀𝗼𝗿𝗿𝘆 [On Going]
Novela JuvenilTaeyong menyesal, sungguh. Ia menyesal dengan perilaku nya di masa SMA dulu. andai saja waktu bisa di ulang, mungkin sekarang hidup Taeyong sudah terjamin bahagia. angst, konflik berat, alur lambat. ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧ֺ۪ ֺ۪⸦֪۫⸧ֺֺ۪۪ ⸦֪۫⸧۪...