1.19

4.3K 242 21
                                        

w a j i b   m e n i n g g a l k a n   j e j a k  !

happy reading

×××

Pragas berniat cepat cepat pergi menemui Dama yang sudah Pragas yakini bahwa murid nya itu sudah menunggunya sejak tadi. Namun rencana itu gagal saat Stella datang tak diundang memasuki ruang guru khusus miliknya.

Wanita itu nampak bergelanyut manja di lengannya, Pragas mau ngusir nggak enak alias kasihan.

"Baby, kenapa diem saja sih dari tadi? nggak ada niatan pulang?"

Pragas hanya memunculkan senyum yang terlihat pasrah. Stella kesal, lalu menangkup kedua pipi Pragas hingga mata mereka bertemu, Stella gemas melihat wajah lucu Pragas.

"Duh, kenapa baby aku gemes bangett sihhh?" ujarnya sambil mengoyang-goyangkan pipi Pragas ke kanan dan kiri. Pragas hanya pasrah.

Pragas heran, darimana dirinya itu gemas? sudah sangat jelas, bahwa dirinya itu sangat tampan bahkan banyak siswi di sekolahnya yang tergila-gila dengan ketampanannya.

Pragas meraih kedua tangan Stella dan menggenggamnya membuat kedua netra mereka kembali bertemu. Pragas tersenyum, "kamu tumben banget kesininya sorean gini. ada apa?"

Stella langsung menunjukkan wajah cerianya, Pragas dengan reflek ikutan tersenyum. Senyuman Stella itu kadang menjadi kesukaan Pragas, manis.

"by, ibu kamu udah sehat loh! udah pulang juga ke rumah, udah bisa ngelakuin aktivitas sehari- hari!"

Pragas kaget bukan main, bagaimana tidak? ibu atau ayahnya tidak memberikan informasi keadaan sang ibu sama sekali, terakhir yang Pragas terima kabar adalah sang ibu masih dirawat di rs.

"Kamu nggak boong kan?"

Stella tertawa kecil, gemas banget dengan wajah terkejut Pragas.

cupp

Stella mengecup sedikit lama bibir manis sang calon tunangan. "Ngapain aku boong sih, by? Tadi ayah kasih tau aku. Makanya pas aku tau langsung kesini ngasih tau kamu langsung biar kamu nya puas."

Pragas menundukkan kepalanya lesu, "Kenapa ayah nggak kasih tau aku langsung? Kenapa lebih milih kasih kabar soal mama ke kamu? Aku anaknya bukan sih?" bisikan kecil itu bisa Stella dengar.

Kedua tangannya kembali meraih kedua pipi tirus Pragas, lalu menampilkan senyuman yang paling manis. menatap lekat kedua mata Pragas yang nampak berkaca.

"Hey, bukan gitu. tadi ayah mau telpon kamu nggak berani, takut ganggu kamu. ayah pikir mungkin kamu masih ngajar."

Pragas tak merespon hanya diam memandangi Stella dengan raut tak terbaca. Mau tak mau Stella membawa tubuh sang pacar ke pelukan nya, mengusap lembut kepala belakangnya sesekali memberikan kecupan manis di pucuk kepala Pragas.

"Pacar gue kenapa mirip uke ya? Gue berasa jadi mommy nya." batin Stella.

Melepas pelukan keduanya, lalu stella kembali mencium bibir Pragas kali ini bukan hanya kecupan, namun juga sebuah lumatan. Tapi ada yang aneh, Pragas tak membalas ciumannya dan dengan terpaksa stella menyudahi ciuman itu.

"By, tumben nggak bales ciuaman aku?"

"Nggak mood ciuman sama kamu."

Stella said : ...........

"Mulut aku bau kah?"

×××

Pragas menolak keras saat Stella berkata bahwa ia akan ikut dirinya. Jelas sekali Pragas tidak mau, ya bagaimana? Dirinya kan sudah berjanji akan pulang bersama dengan murid tercintanya itu.

MY TEACHER, MY UKE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang