DAY 6

9 3 0
                                    

00.11

Dean tersentak bangun ketika mendengar suara debuman keras dari kayu yang jatuh di langit-langit besi. Pipa yang bocor baru saja menumpahkan air kotor di atas lantai semennya yang lembab. Bau apak yang tajam menusuk hidungnya. Butuh waktu beberapa detik bagi Dean sebelum indra-indranya dapat menyesuakan diri dengan semua itu: ruangan dengan udara yang tipis dan lembab, dinding-dinding semen dengan ventilasi kecil di atas, kursi kayu di tengah ruangan, sebuah tikar dan botol berisi anggur hitam yang sengaja diletakkan di atasnya.

Tidak ada pintu di ruangan itu, hanya ada dinding semen polos yang memerangkapnya. Ruangan itu terasa gelap dan juga lembap, satu-satunya cahaya yang masuk berasal dari ventilasi di salah satu sudut dinding. Tidak ada alas lain yang tersedia selain tikar kotor dan sebuah celah persegi kecil di dinding yang ditutupi oleh jeruji dan kawat yang memungkinkan seseorang untuk mengawasinya dari luar sana.

Dean mendapati dirinya duduk di atas kursi kayu itu, masih mengenakan pakaian yang sama seperti pagi ini. Sementara itu salah satu sisi celana jins-nya yang sobek memperlihatkan kain putih kotor yang melilit luka pada kakinya. Warna merah darah yang samar-samar menembus di permukaan kain itu dan meskipun rasa sakitnya sudah mereda, tetap saja Dean merasa ngilu.

Matanya kini menatap ke arah ventilasi udara yang memperlihatkan langit gelap di luar sana. Pukul berapa sekarang? Ia merogoh ke dalam saku celana jins-nya tapi tidak menemukan ponselnya disana. Kenapa juga Dean bisa berada di ruangan itu? Ketika ia berusaha mengingat-ingat peristiwa yang dialaminya sepanjang hari, tiba-tiba saja tubuhnya terkesiap. Dean bangkit berdiri dan menjadi gelisah dengan cepat. Satu tangannya terjulur ke belakang tengkuk. Ia merasa ngilu saat menyentuh luka bekas suntikan jarum itu. Bec menusuknya disana dan entah cairan apa yang disuntikan Bec ke tubuhnya, yang pasti tenaganya serasa dikuras habis.

"Halo??"

Suaranya menggema di dalam ruangan kosong itu. Memantul dari satu sudut ke sudut lainnya kemudian kembali ke telinganya dengan cepat.

"Halo!!" Dean mencoba lebih keras, tapi tidak ada siapapun yang menjawab. Ia benar-benar sendirian.

Di atas atap, Dean mendengar suara derap langkah kaki seseorang. Suaranya mirip debuman di atas lantai kayu. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Dean mendapat jawaban atas pertanyaannya tentang sudut-sudut mesterius dari pondok itu. Ia kemudian sadar kalau seseorang menempatkannya di ruang bawah tanah lain di dalam pondok. Kenapa hal itu tidak terpikirkan oleh Dean sebelumnya? Ketika ia berusaha menunjukan menuju pintu ruang bawah tanah pada Bree dan Irine, Dean tidak berhasil menemukannya. Jawabannya karena pintu itu berada di sisi lain pondok. Dinding kayunya dapat dipindahkan dengan mudah dan Bree membuat seolah-olah Dean benar-benar gila karena membayangkan pintu yang tidak pernah ada. Nyatanya pintu itu memang ada! Tidak bergerak kemana-mana dan tersembunyi di sudut lain pondok, tergantung bagaimana mereka menggeser dindingnya sehingga menyamarkan sudut-sudut dapur yang asing.

Jadi jika ia dikurung di ruang bawah tanah, seharusnya ada lorong terbuka menuju hutan terlarang. Namun Dean telah mencari-cari ke sekelilingnya dan tidak kunjung menemukan lorong itu. Ia dikelilingi oleh dinding semen dengan satu ventilasi kecil di atas, tidak ada celah yang terbuka menuju lorong – kecuali mereka mencoba mengelabuinya sekali lagi dengan permainan dinding yang membingungkan. Dean langsung bergerak untuk memeriksa setiap sudut dinding, kemudian mengetukkan tangannya disana. Sisi pertama yang ada di belakangnya adalah sisi dinding yang terbuat dari semen, sisi kanan dan kirinya pun sama. Hanya tersisa satu sisi di depan dan ketika Dean mengetukkan tangannya di permukaan dinding itu, benar saja, bunyi seng yang diketuk langsung menggema ke telinganya. Dean bergerak mundur untuk memandangi dinding itu. Ketebalannya mungkin sekitar dua sampai tiga sentimeter dan di baliknya, dinding itu menyembunyikan lorong menuju hutan terlarang.

FORBIDDEN PLACE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang