7. Day One

588 121 28
                                    

Saat ini Bhre dan Alisha sedang dalam perjalanan untuk kembali ke rumah sakit. Di belakang mereka ada Rendra yang mengendarai HR-V miliknya dan Danar yang kini mengendarai Kia Picanto milik Alin, mobil yang tadi dibawa kabur oleh Alisha.

Alisha tertidur di samping Bhre yang sedang menyetir. Bhre menjulurkan tangan kirinya untuk meyentuh dahi Alisha. Benar saja dugaannya, Alisha demam. Dengan cepat Bhre mengatur AC mobilnya agar Alisha tidak merasa kedinginan.

"Bhre don't go" Bhre tersenyum mendengar Alisha yang saat ini mengigau. Tangan kiri Bhre menggenggam tangan kanan Alisha. Cup. Dikecupnya punggung tangan gadis yang berada disampingnya itu.

***

Alisha kembali ke ruang perawatannya sambil menggenggam tangan Bhre. Tadinya Bhre ingin menggendongnya, tetapi Alsiha tidak mau. Ia masih cukup sehat kok.

"Hmm Alsiha dari mana hayo?" tanya perawat yang saat ini akan mengukur suhunya. "38,3 Alisha habis hujan-hujan ya? Yeeuu malah nyengir. Mau seklian ganti baju ngga? Biar ners bantu ganti baju sekalian ya? Biar ngga masuk angin" Alisha mengangguk.

Danar, Alin, Cakra, dan Rendra sudah pulang karena waktu jam besuk sudah habis. Namun besok mereka akan kembali lagi. Alin memaksa Danar, Cakra, dan Rendra untuk ikut datang agar Alisha tidak merasa kesepian. Pokoknya mulai saat ini Alin bertekat untuk membuat Alisha tidak akan pernah merasakan kesepian.

Sembari menunggu Alisha berganti pakaian, Bhre yang kini berada di luar sedang mencoba untuk menghubungi Andini.

"Hallo bunda..

Alisha sekarang lagi ganti baju. Badannya anget sedikit.

Iya, tadi hujan-hujan.

Ngga apa-apa Bun, aku disini aja, Bunda istirahat dirumah, besok pagi baru kesini.

Aku udah makan kok Bun, Alisha juga udah. Iya nanti aku telephone kalau ada apa-apa.

Selamat istirahat juga Bun"

Bhre sudah mempersiapkan hatinya apabila Andini memarahinya. Namun hal itu tidak terjadi. Oh, improvement.

"Pacarnya Alisha?" Bhre menoleh. "Bisa ikut saya sebentar buat ambil resep obatnya Alisha?"

"Oh, iya ners" Bhre bangkit dari tempat duduknya. Wait. Apa tadi? "Pacarnya Alisha"? Kini Bhre merasakan wajahnya terasa memanas.

***

Alisha kini sedang berbaring diatas kasur dengan posisi miring ke kiri. Ia terus memandangi pintu kamarnya. Tidak lama kemudian sebuah simpul senyuman muncul diwajahnya ketika melihat orang yang ia tunggu akhirnya datang.

Bhre membalas senyuman Alisha.

"Aku habis dari farmasi, ngambil obat. Kata perawatnya ngga usah dipasang infus lagi soalnya besok kamu udah boleh pulang"

"Oh ya?" tanya Alisha, Bhre membalasnya dengan anggukan. "Habis ini aku kasih tahu Alin deh, tadi dia bilang besok mau kesini"

"Aku udah bilang ke Danar. Minum obat gih, biar demam kamu turun" Bhre menyodorkan tablet paracetamol ke Alisha. Alisha bangkit dari tidurnya kemudian mengambil tablet itu dari tangan Bhre dan memasukkannya ke dalam mulut. "Nih" Alisha meminum air yang diberikan oleh Bhre. "Pinter. Sekarang tidur ya?"

"Kamu ngga pulang? Pulang aja, tidur dirumah"

"Ngga. Aku disini nemenin kamu"

Alisha kembali berbaring dan kemudian mengatur selimutnya, "Bhre?"

"Hmm?"

"Kamu nganggep aku sebagai teman kamu ngga?"

Bhre awalnya cukup kaget dengan pertanyaan Alisha, "Ngga. Setelah aku pikir, aku ngga bisa cuma temenan aja sama kamu"

1/3 SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang