another me, another you

168 21 2
                                    

At some point, you have to realize that some people can stay in your heart, but not in your life.
(unknown)
.

Dingin. Dingin. Dingin.

Aku benci musim dingin di mana salju turun sepanjang hari dan menjadikan udara sangat dingin. Tidak. Tidak. Aku tidak benci musim dingin, aku hanya benci udara dingin di musim dingin. Begitulah.

Bulan Desember sudah hampir mencapai pertengahan, dan hari ini adalah hari pertama aku benar-benar mendapatkan libur musim dingin. Di siang yang dingin seperti ini seharusnya aku sedang menonton televisi sambil meminum coklat hangat atau tidur sambil bergelung di bawah selimut tebal yang juga hangat. Kutekankan sekali lagi, itu seharusnya. Sebab, pada nyatanya saat ini aku sedang berjalan menembus udara dingin setelah membeli semua daftar belanjaan yang kaasan berikan. Tentu saja aku lebih memilih pergi berbelanja meski udara sangat dingin, sebab aku belum ingin mengubah statusku dari anak kesayangan menjadi anak durhaka.

"Sasuke? Sedang apa di sini?"

Aku terkejut ketika melihat Sasuke sedang bersender di pintu mobilnya tepat di depan rumah. Seingatku, dia sedang berkuliah di luar kota dan jarang pulang ke Tokyo. Dan yang perlu diingat lagi adalah meskipun kami bertetangga, lokasi rumahnya berada di blok yang berbeda dari rumahku. Jadi apa gerangan yang membuat pemuda tampan ini berada di sini, saat ini.

"Aa, mengantar tousan," sahutnya singkat dengan nada yang sedikit jengkel. Mungkin dia tidak suka berkunjung ke rumahku, atau mungkin dia merasa kedinginan, atau entahlah. Bisa jadi dia memang sudah menunggu terlalu lama. Akhir-akhir ini Fugaku-jiisan memang sering datang berkunjung, hanya saja baru kali ini Sasuke ikut walau hanya sekedar mengantar.

"Mungkin kau bisa masuk dulu, Sasuke. Udara di luar sangat dingin." Udara di luar sangat dingin, jadi kenapa dia tidak ikut masuk bersama Fugaku-jiisan?

"Terima kasih tapi kurasa aku tetap di sini saja. Tousan bilang hanya sebentar." Sasuke tersenyum sopan. Ya Tuhan, sudah berapa lama sejak terakhir kali aku melihat senyuman itu. Ah, rasanya rindu sekali. Meskipun hanya sebatas teman, tapi hubungan pertemananku dengan Sasuke sangat baik, terlebih kami memang sudah satu sekolah sejak TK.

Tidak lama kemudian, aku melihat kaasan dan Fugaku-jiisan keluar rumah. Pria tua itu terlihat berpamitan kepada kaasan kemudian berjalan menghampiri kami. Sepertinya kaasan tidak menyadari kehadiranku karena setelah Fugaku-jiisan menutup pagar ia langsung masuk kembali ke dalam rumah.

"Ayo, Sasuke. Ah ada Sakura rupanya. Bagaimana kabarnya?" Fugaku-jiisan menyapaku sopan. Ia tersenyum tipis.

"Baik, jiisan. Seperti biasanya." Dan aku pun hanya tersenyum simpul. "Udara di luar begitu dingin dan kurasa jiisan juga sedang terburu-buru. Jadi sampai jumpa, terima kasih sudah sering berkunjung ke rumah kami."

Mungkin terkesan tidak sopan, tapi sungguh aku sudah tidak sanggup lagi berada di luar rumah. Terkutuklah cuaca dingin ini.

"Tidak apa, masuklah. Jiisan juga memang sedang terburu-buru." Lelaki paruh baya itu mengacak rambutku pelan kemudian masuk ke dalam mobilnya disusul dengan Sasuke. Setelah berojigi singkat, aku pun segera membuka pagar dan berlari masuk ke dalam rumah.

.
Siblings
crystalbloods 2017
.

Salju sudah mulai turun dari pukul tujuh, menjadikan udara malam ini berkali lipat dinginnya. Setelah membantu kaasan membereskan sisa-sisa makan, aku pun segera naik ke atas dan bergelung di bawah selimut tebal. Aku pun langsung memutar kembali ingatan siang tadi saat bertemu Sasuke. Betapa Tuhan tidak bisa menjauhkan pemuda tampan itu dari hidupku!

siblings [sasusaku au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang