BAB 22

12.1K 818 2
                                    

Pagi hari telah tiba dengan awan yang sedikit mendung tetapi tak membuat keceriaan Esya pudar saat memasak sarapan untuk keluarganya.

"Non Esya ceria banget ada apa nih?" Tanya Bi Kara sambil tersenyum lembut.

"Hari ini Abang Kembar tanding basket, Bi. Ya Esya harus semangat dong kalau mau nyemangatin Bang Al sama Bang El!" Seru Esya dengan senyum indahnya.

Bi Kara hanya menanggapinya dengan senyuman yang nampak sangat tulus. Bi Kara mengelus lembut puncak kepala Esya yang membuat gadis 15 tahun tersebut senang bukan main.

Setelah menyelesaikan masakannya, Esya yang kini sudah memakai seragam SMA menyajikannya di meja makan. Tak lupa dirinya menyiapkan empat gelas susu, dua gelas rasa coklat dan dua gelas lagi rasa vanilla.

Untung bukan strawberry, begitulah batin Esya saat membuat susu vanilla untuk kedua abang kembarnya.

Tak
Tak
Tak

Suara sepatu yang bergesekan dengan anak tangga menarik perhatian Esya. Esya terpaku melihat kedua kakak kembar yang memakai seragam basket mereka.

Astaga! Kalau bukan abang dah pasti gue gebet ini mah....

"Ehem." Dehem Esya sambil mengalihkan pandangannya agar tak melihat ke arah lengan kedua abang kembarnya yang cukup berotot.

"Selamat Morning Kak Ren, Bang Al and Bang El tersayangnya Esya!" Ucap Esya dengan riang meski kedua pipinya masih sedikit memerah.

"Kalau nyapa itu yang bener, bodo banget." Ucap El dengan nada julidnya.

"Dih! Mulut-mulut Esya kok Abang yang julid. Kalaupun Esya bodo kan karena itu Esya pergi ke sekolah biar dari bodo jadi pinter." Balas Esya dengan wajah julid.

"Terserah!" Ucap El karena tak dapat membalas perkataan Esya.

"Kalah juga tuh." Gumam Esya pelan.

Esya yang melihat ketiga saudaranya sudah duduk di tempatnya masing-masing mulai mengambilkan nasi untuk mereka.

"Mulai pagi ini Esya yang bagiin nasinya. Kalau kalian mau nambah tinggal bilang nanti Esya juga yang ambilin." Jeda Esya sambil melihat ekspresi ketiga pemuda yang tampak biasa saja.

"Untuk lauknya mau ambil sendiri atau Esya sekalian yang ambilin?" Lanjut Esya bertanya pada ketiga pemuda tersebut.

"Gue omelet sama abon." Ucap Elvano menyahuti pertanyaan Esya.

Berarti dia mau gue yang ambilin, kan?

Esya kemudian mengangguk pelan dengan tangan kanan mengambil pesanan Elvano. Setelahnya ia letakkan di depan Elvano.

"Thank you." Ucap Elvano kemudian mulai acara sarapannya.

"Omelet." Ucap Ren dan Alvano secara bersamaan.

Esya hanya terkekeh manis, dengan hati senang Esya mengambilkan lauk untuk kedua saudara lelakinya tersebut.

Setelahnya barulah Esya mengambil makan untuk dirinya sendiri. Setiap suapan makanannya entah kenapa membuat Esya bertambah bahagia, mungkin karena ketiga saudaranya yang tampak menikmati masakannya.

Breakfast tersebut pun hanya diisi keheningan dan senyuman yang menggambarkan kebahagiaan Esya.

"Bareng gak?" Tawar Elvano yang mulai beranjak dari kursi makannya.

"Bareng!" Seru ceria Esya setelah meminum susu coklatnya.

Seperti kemarin, kedatangan Kedua Kembaran Andreaxa tentunya disambut dengan teriakan memekakkan telinga dari para fans keduanya. Ditambah kini kehadiran Esya yang sudah diketahui identitasnya membuat beberapa fans juga mengidolakannya.

Esya {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang