"Supra, kau tadi malam gak tidur?" tanya Taufan.
FrostFire yang duduk di sofa singgel mengangguk setuju. Mereka sekarang berada di ruang tamu dan tanpa sengaja melihat bawah mata Supra yang menghitam. Anak itu sedang tidak mengenakan kacamata visornya membuat Taufan dan FrostFire dengan leluasa bisa melihat bawah matanya.
"Hoaaaamm.~" Supra menguap lebar sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Gak," jawabnya sebelum merebahkan tubuhnya di sofa panjang.
"Lho? Ngapa?" tanya Taufan lagi penasaran. Dia biasanya akan berubah menjadi sosok yang cerewet kalau sudah penasaran.
Supra diam, tidak menjawab. "Ya kali aku jawab takut mimpi buruk. Bisa turun image-ku," batinnya, tidak rela hal itu terjadi. Apalagi ada mantan pacarnya di sini. Yaa, walaupun itu sebenarnya Kakak sulungnya sendiri.
"Oi! Orang nanya jawab napa," sungut Taufan tidak terima dikacangin.
Supra menghela nafas lelah. "Gak bisa tidur," jawabnya seadanya.
FrostFire memperhatikan kembar bungsunya itu. Ekspresi Supra saat ini tampak sangat lelah, letih dan lesu. Mata sayunya terus mengerjap perlahan tanda mengantuk, namun seolah ditahan untuk tetap terjaga.
Dia pun angkat bicara setelah lama mendiamkan diri. "Tidur aja Sup, keknya lelah banget tuh," sarannya.
Supra menoleh seraya menatap FrostFire sang Kakak tertua. "Gak bisa tidur kalau gak dipeluk," ucapnya dengan mimik muka memelas.
FrostFire jadi dibuat swetdrop karenanya.
"Lah? Emang Sori tadi malam gak meluk?" tanya Taufan. Kembali nimbrung ke dalam pembicaraan.
"Tadi malam dia ngambek, gak mau tidur sama aku," jawab Supra, menghela nafas berat. "Terus ngungsi ke kamar Kak Frost dan Kak Glac," tambahnya.
"Yeah...itu benar," ucap FrostFire tersenyum geli. Dia jadi ingat tadi malam Glacier terus-terusan cemberut karena tidak bisa leluasa bermanja padanya.
"Ya udah panggil Sori nya terus minta temenin tidur sana," suruh Taufan.
"Kak Ufan lupa?" tanya FrostFire. "Sori kan ikut Glacy ke pasar bareng Kak Gem sama Kak Fang buat beli bahan makanan. Terus Gentar sama Sopan juga ikutan mereka."
"Oiya." Taufan baru ingat. "Bjir lah mereka rame-rame ke pasar."
Lagi-lagi Supra menghela nafas berat. Tampangnya terlihat sangat menyedihkan membuat Taufan dan FrostFire jadi tidak tega.
"Kak Ufan peluk gih, temenin dia tidur. Kasian tuh Adek sepupunya Kak Ufan," ucap FrostFire sambil berbisik.
"Lah? Kok akoh?" tanya Taufan sambil menunjuk diri sendiri.
"Denger Frost. Thorn ada di kebon belakang rumah kami ngurusin bunganya, kalau dia tiba-tiba datang ke sini dan liat aku meluk Supra gimana? Bisa matek aku di-bedeesem sama dia," timpalnya sembari tersenyum nista. :')
"Kakak kira Glacier gak bisa bedeesem apa," balas FrostFire ikutan tersenyum nista. :')
"Situ ajalah Frost, Situ kan Kakaknya. Glacier lagi ke pasar, masih lama tuh pulangnya," final Taufan.
FrostFire tampak berfikir sejenak lalu kembali menatap Supra yang semakin uring-uringan. "Okey deh. Tapi bentar, aku izin dulu ke Glacy sama Sori," ucapnya sembari meladeni handphonenya.
"Woi!" Taufan langsung saja merebut Handphone itu membuat si empu handphone terkejut sekaligus terheran-heran.
"Nyari perkara banget nih Bocah. Gak ngotak dulu Frost?" ucap Taufan saat FrostFire menatapnya dengan tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Buruk (End)
Fiksi PenggemarSetelah kepulangan Tujuh Boboiboy bersaudara kembar dan Enam sepupu mereka juga Fang dari Desa Cermin, entah kenapa Supra setiap tidur selalu saja bermimpi buruk. Hal itu membuatnya resah. meskipun begitu dia tidak pernah menceritakan soal mimpinya...