tamu

1K 122 39
                                    

guys! aku mau minta saran nih. Kira-kira kalo aku mau bikin akun medsos buat spoiler cerita-cerita aku selanjutnya atau chapter selanjutnya gitu gimana menurut kalian? Terus mungkin kita bisa saling sapa disana gitu, Kira-kira ada yang mampir follow ga?

Kalau boleh kasih saran namanya apa dong? Terimakasih!!

Kalau boleh kasih saran namanya apa dong? Terimakasih!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Joo, bisa lebih cepat lagi. Putraku sudah menunggu di rumah sakit"

"Tentu tuan. Sebentar lagi kita sampai"

Hujan deras disertai petir dan guntur tengah mengguyur kota, menghiasi kaca mobil yang ditumpangi Askara dan sang asisten Joo. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Rumah sakit tempat sang putra dirawat. Setelah menerima telepon dari Arjuna rasa khawatir Askara kini semakin membuncah.

15 menit perjalanan setelah panggilan telepon Arjuna terputus kini mereka sudah sampai di rumah sakit. Dengan kawalan Joo dan dua bodyguard lain Askara berjalan menuju ruang VVIP rumah sakit.

"Ayah datang! " Ucap Askara sambil membuka pintu ruangan tersebut. Pemandangan yang ia lihat adalah Arjuna yang tengah meringis memegangi perutnya, dan Kaivan yang terduduk dilantai dengan Savina yang memeluknya.

"Oh god! Ada apa ini?! "  Pekik Askara yang langsung menghampiri Arjuna untuk menolongnya.

"Kaivannya, Ayah. B-bantuin dulu, Juna baik" Ucap Arjuna sambil menahan lengan Ayahnya.

"Ayah bantu kamu ke-bankar dulu ya? " Balas Askara sambil membantu putra sulungnya. Ia memapah Arjuna hingga sampai ke tempat tidurnya dan berteriak. "JOO! PANGGILKAN DOKTER! " 

Meninggalkan Askara dan Arjuna kita ke Kaivan yang masih meringkuk sambil menutupi kedua telinganya. Nafasnya memburu dan wajahnya sudah merah padam.

"Sayang, tenang ya disini ada Bunda, jangan takut hmm... " Bisik Savina ke Kaivan sambil membelai sang anak.

"L-lepas, Kaivan takut hiks— tolonghh... "

"No no baby. Bunda disini hmm.. Tell me please"

"Don't cry okay, calm down. Just Breathe, napas pelan-pelan" Savina terus membisikkan banyak kata penenang di telinga Kaivan namun semesta tak mendukung dan malah semakin ribut dengan badainya.

Duar!

Kilat menyambar dan gemuruh guntur terdengar membuat Kaivan semakin meringkuk sambil menjambaki rambutnya, bahkan infus di tangannya sampai terlepas dan memuncratkan darah. Askara pun langsung menarik sang anak dan menggendongnya. Sampai tak lama dokter dan susternya datang.

"Tuan bisakah anda baringkan dahulu tuan muda Kaivan? " Tanya sang dokter yang tak lain adalah Dokter Johan.

Askara mengangguk samar dan membaringkan sang anak di bankar. Namun ternyata Kaivan menolak dan malah semakin menarik erat lengan jas Askara.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang