49. Nama gue Satria

801 60 10
                                    

Gue keluar dari apartemen dan pergi ke club. Udara temen si Juna itu keliatan sange amat ama Juna. Gue curiga malem ini mereka bakalan mantap-mantap jadi mending gue pergi keluar ya kan. Gue dapet chat dari Juna.

"Jangan pulang cepet-cepet, lagi enak"

Gue bales "Sialan, jangan lupa pake kondom"

Gue masuk ke club dan ketemu Dewi. Wah kebetulan nih.

"Halo Dewi, sapa gue"

"Halo Satria" dia melirik gue dan mendekat.

///

Mobil gue bergoyang di parkiran club.

"Ahhh Fuck" gue klimaks di dalam kondom, setelah kondom gue cabut gue keluarin sisa peju di perut Dewi. Menggenang cairan putih hangat itu di pusarnya dan dia mainin dengan jarinya.

"Berapa lama lo gak ngesex? banyak banget keluarnya" Tanya Dewi

"Gak inget" Jawab gue dan ngidupin rokok.

"Lo jomblo kan?" tanya Dewi.

"Kenapa? mau ngajak pacaran? lo tahu kan gue gak bisa komitmen" jawab gue dan rebahan.

Dewi baring di dada gue sambil mainin "pedang" gue dengan tangannya.

"Tapi suatu saat lo tetep harus komitmen ke satu cewek kan, kalo gak lo biasain dari sekarang ya bakalan susah nanti"

"Nanti ya urusan nanti" gue bersihin badan berkeringat gue dengan handuk dan gue kasi tisu untuk Dewi bersihin badannya "Bukannya lo bilang kalo lo gak mau lagi sama gue, sekarang mau-mau aja tuh"

Dewi memakai BH dan celana dalamnya "Ratu" jawabnya "Lo tahu Ratu ngancem gue sat? dia bahkan culik gue dan masukin gue ke bagasi mobilnya satu maleman"

Gue menghisap rokok dan menghembusnya "Gue gak tahu tapi gue gak heran kalo dia begitu gilanya"

"Tapi dia udah minta maaf kok sama gue, dia kirim uang untuk kompensasi" Dewi memakai bajunya dan mengambil sesuatu dari tasnya.

"Bagus dong kalo begitu" jawab gue dan ngeliat Dewi mengeluarkan sapu tangan.

"Bagus? gak ada yang perduli perasaan kami Satria"

Dewi menduduki gue, tangannya menutup mulut gue dengan sapu tangan itu. Aroma menyengat dari sapu tangan itu menusuk ke hidung gue dan langsung membuat mata gue kunang-kunang, perlahan semuanya gelap. Badan gue lemes, sebelum benar-benar gelap bisa gue lihat ada beberapa orang yang masuk ke mobil gue dan akhirnya gue benar-benar tenggelam dalam kegelapan.

///

Aghh, badan gue sakit. Gue diatas kasur dengan tangan dan kaki terborgol di tiap sudutnya. Tangan gue terbuka keatas dan kaki gue terbuka lebar. Gue cuma menggunakan celana dalam dan perut gue lebam, muka gue juga sakit banget kaya abis ditonjok banyak orang. Gak banyak yang bisa gue lihat, kayanya gue sekarang ada di gedung tua yang redup dengan hanya kasur dan kursi-kursi bekas perabotan yang tersisa.

"Tenang Satria, kami gak bakalan nyakitin lo kalau urusan kami dengan Ratu udah selese" Dewi muncul dan memoto gue yang terikat dengan handphonenya.

"Woy lo ngapain!!! Dewi!! BANGSAT!!"

"ssst" Tami duduk disebelah gue dan menutup mulut gue dengan tangannya.

"Gue bilang jangan ngelawan, atau lo bakalan makin sakit" Dewi mendapat telepon dari Ratu dan dia mengangkatnya "Gue udah kirim alamatnya dan seperti yang lo tahu, lo harus dateng sendirian Ratu. Kami bisa ngeliat semua kendaraan yang mendekat. Kalo lo sampe bawa orang lain, apalagi nelpon polisi. Besok pagi lo bakalan ngeliat mayat Satria di depan rumah lo"

Anak Bebek yang buruk kisah cintanya (SKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang