PROLOG

329 21 0
                                    

Aku... adalah simbol dari sebuah kesengsaraan.

Kemalangan demi kemalangan yang datang silih berganti perlahan menjadi sesuatu yang biasa kuterima.

Membuatku merasa bahwa hidup di dunia ini tidak ada gunanya.

Aku pun ingin merasakan indahnya kebahagiaan.

Namun....

Kesengsaraan yang kumiliki telah membuat hatiku mati rasa.

Akal sehatku lenyap tak tersisa, bagaikan seonggok kertas yang habis termakan rayap.

Akan tetapi, seseorang telah berbaik hati memungut kertas-kertas lusuh itu.

Merawatnya sepenuh hati,

Memberinya sedikit sentuhan hingga nampak lebih indah,

Dan menuangkan cinta di atasnya.

Yang pada akhirnya hanya akan menjadi kenangan yang menyedihkan.

Kenangan yang menyakitkan hingga menusuk sampai ke dasar hati.

Membuatku berpikir sekali lagi bahwa hidup tidaklah berharga dari dedaunan yang berguguran di musim gugur.

Kesedihan yang kurasakan adalah pakaianku.

Ketidakadilan yang kuterima adalah baju zirahku.

Dan dendam yang kusimpan adalah senjataku.

Bersama kebencian yang menjadi tamengku.

Maka jangan salahkan aku jika diriku berubah menjadi seperti ini.

Menjadi iblis yang akan dengan senang hati merenggut kehidupan dan kebahagiaan orang lain.

@@@

Dagger & AsteriskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang