💫SeGian-15💫

23.8K 2.5K 120
                                    

Ayo penuhin vote dan komen.

200 vote dan 65 komen.

Seara-Hagian

Envy masih terlelap damai dalam koma nya, sementara Sea masih menjalani misinya seperti biasa.

Namun bukti-bukti sudah dia dapatkan, bukti rekaman, bukti video cctv, bukti chat dan beberapa kesaksian korban bullying serta pelecehan yang Hanif lakukan.

Seara hanya tinggal menunggu waktu dimana dia bisa membeberkan semuanya, dan terakhir dia perlu backingan dari Nenek dan Kakeknya.

Sebab kalau meminta bantuan pada orang tuanya jelas tak mungkin, jadi Sea akan meminta tolong pada Kakek serta Neneknya yang merupakan Ceo serta Dokter untuk membantunya.

Kalau-kalau orang tua Hanif menuntut atau hendak mencelakai Sea, maka kakek nenek Sea bisa melindungi Sea.

Jadi rencana nya sepulang sekolah nanti dia akan pergi ke rumah kakek neneknya yang ada di Melbourne, dan Sea akan membawa Xean juga.

Anggap saja sekalian liburan.

"Sea, aku bawain kamu kue."

Sea berhenti dari lamunannya saat Hanifa datang ke meja nya, dengan sekotak kue yang terlihat mahal.

Tak ada senyuman yang Sea berikan, jujur Sea sudah muak untuk lembut serta perhatian pada Hanifa, rasanya enek dan mau muntah.

Jadi Sea memutuskan hari ini dia akan mengabaikan Hanifa.

Hanifa yang tak mendapatkan senyuman Sea sontak heran, tumben Sea diam saja, biasanya Sea akan berujar lembut lalu tersenyum.

"Sea, kamu kenapa?" tanya Hanifa sembari menyentuh bahu Sea, namun langsung ditepis kuat.

Hanifa sampai shock, beberapa minggu ini mereka dekat tapi Sea baru kali ini menolak sentuhan Hanifa.

Matanya terlihat mulai berkaca-kaca, Hanifa jujur memang menyukai Sea dan begitu mendambakannya, tapi perlakuan tadi membuat hati Hanifa sakit.

"Sea...kamu lagi badmood ya? Mau aku beliin sesuatu? Kamu mau apa biar gak badmood lagi? Bilang sama aku biar aku beli." bujuk Hanifa lagi.

Sea memejamkan matanya menahan kekesalan, Hanifa ini berisik dan mengoceh saja taunya, dia kira mood Sea naik bisa dengan menggunakan uang nya?

Karena guru tak ada di kelas, Sea beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu, Hanifa masih ngekori dia.

Kely hari ini gak masuk karena harus ngurus ibu nya di rumah sakit.

"Bisa gak, lo jangan ngekorin gue terus, gue enek! Jangan ngikutin gue mulu!" sentak Seara emosi.

Kayanya dia mau datang bulan nih, Hanifa yang disentak seperti ini sontak diam dan mulai menangis, kenapa Sea jadi gini, apa Hanifa gak menarik lagi dimata Sea?

"Kamu kasar! Hiks...kamu kenapa sih? Jangan kaya gini sama aku.."

"Apaan sih, sana lo!"

Hanifa menggeleng, dia menahan tangan Sea dan menangis pilu.

"Jangan marah-marah Sea..hiks..aku gak suka kamu marah gini..aku takut..hiks.."

Sea menarik tangannya lalu keluar dari kelas, dia benar-benar muak melihat wajah Hanifa karena dengan melihatnya sekarang Sea jadi teringat perbuatannya pada Xean.

Setelah Sea keluar, Hanifa terus mengikutinya.

"Hanifa gatel banget, pangeran cantik gue diikutin mulu."

"Nifa kaya setan tau gak, ngintilin manusia terus."

"Ganjen banget si Nifa, cih."

Di koridor, Sea bertemu dengan Hagian yang tengah berjalan sendirian, senyum Sea terbit melihat cowok itu.

Sudah beberapa hari ini Hagian terlihat menjauhinya tanpa sebab, entah karena apa.

"Gian, mau kemana?"

Hagian yang tadi sibuk menunduk karena main hp, terkejut dan mendongak langsung, pipinya sontak memerah saat melihat senyuman Sea pagi ini.

"A-ah gue, gue mau ke kantin, iya kantin hehehe."

"Gue ikut ya."

"Oh, ah? Ikut? Ya..ya boleh, ayo sama gue."

Sea mengangguk, dia mengabaikan keberadaan Hanifa yang masih terus mengekorinya.

"Sea tungguin aku."

Hanifa berlari kecil menyusul Sea dan menggenggam tangan kirinya, tapi Sea langsung melepaskannya.

"Gue risih sama lo, mending jauh-jauh dari gue."

"Tapi salah aku apa sih?"

"Salah lo banyak, gue gak mau deket sama orang jahat kaya lo."

Hanifa tak berkutik, jantungnya terus berdegup kencang tapi kakinya sudah lemas.

"Sea..aku gak jahat." lirih Hanifa.

Disanalah Sea marah tak karuan, setelah membuat Xean gila dan melecehkan banyak orang, dia bilang dia gak jahat!?

"Ngotak lo bangsat, lo bilang lo gak jahat hah!? Ini salah satu korban yang lo buat jadi trauma dan temen baik gue koma di rumah sakit gara-gara lo! Harusnya lo mikir seberapa jahat lo Hanifa, lo iblis!"

Hanifa menangis tersedu mendengar ucapan Sea, tapi dia tak mengelak karena dia sadar dia memang jahat.

Hagian yang melihat Sea emosi langsung menariknya pergi ke tempat lain, jangan sampai Sea berantem dan adu jontos sama Hanifa.

Bukan apa ya, nanti Sea yang bakal kena masalah.

💫Bersambung💫

SWITCH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang