Happy reading
_________________________
Di taman kampus yang luas banyak rumputan atau bunga di sekitarnya.
Saat ini ketiga orang tersebut sedang berada ditaman dekat dengan pohon cukup besar untuk berteduh dari sinar matahari siang hari.
Kedua orang wanita menduduki rumputan dan satu pria sedang rebahan. Mereka bertiga kelelahan hari ini banyak tugas kuliah menerpa ketiganya.
Zefanya menyenderkan tubuhnya ke pohon dan memejamkan matanya dia memikirkan seorang pria yang dicintainya.
Kenapa dirinya susah sekali melupakan pria itu dan kenapa tadi pagi harus ketemu. Pertemuan yang memalukan karena dia sedang mengaca dikaca mobil pria itu.
"Arrgh sialan." teriak Zefanya frustasi dengan keadaannya saat ini dan mengacak rambutnya seperti orang tidak waras.
Kedua temannya terkejut dan mengelus dada mereka, kenapa pula temannya teriak begitu tidak ada angin tidak ada hujan cuaca masih cerah mengapa temannya teriak seperti orang setres.
"Kenapa lo Zefanya?" tanya Aldo bangkit dari rebahannya.
"Iya anjir, kenapa lo? ngagetin aja nih anak." tanya lagi Abel menatap heran Zefanya.
Melihat terkejutnya kedua temannya itu membuat Zefanya tersenyum tipis.
"Gue ketemu si Evan tiga hari lalu dan pagi ini," kata Zefanya mulai cerita masalahnya.
"Hah serius?! dimana kok bisa bukannya dia kuliah di Amerika," tanya Aldo syok dengan cerita Zefanya.
"Iya Zefa. kok bisa sih?" tanya Abel yang penasaran.
Akhirnya Zefanya menceritakan semua kejadian dari awal pertemuannya dengan Evan hingga pagi ini kepada kedua temannya.
Ekspresi Aldo dan Abel menganga dan terkejut mendengar semua cerita Zefanya.
"Lo yang nungguin dia selama bertahun tahun sekarang dia udah menikah dan kembali kesini bawa wanita yang sedang hamil?!" Geram Abel.
"Parah ya si Evan," kata Aldo menggelengkan kepalanya.
"Iya gue harus gimana? Sedangkan gue masih cinta banget sama dia." tanya Zefanya lirih dan mulai meneteskan air matanya tidak kuat lagi harus menahannya, biarlah dia menangis dihadapan kedua temannya ini.
Abel yang melihat sahabatnya menangis langsung memeluk tubuh Zefanya untuk mengurangi rasa sakitnya.
"Mulai sekarang lo harus belajar lupain dia Zefa," kata Abel memberi saran.
"Nggak... gak semudah itu bisa lupain Evan. Gimana cara lupain cinta pertama gue? Ini terlalu sulit buat gue... selama ini gue udah berusaha saat dia pergi ta-tapi gak bisa Abel." Jawabnya yang sesegukan.
"Harus bisa Zefa," kata Aldo mulai bersuara.
Abel mengelus kepala Zefanya dengan sayang dia tidak tega melihat Zefanya seperti ini.
"Iya harus dong, walaupun perlahan-lahan ," jawab Abel oleh perkataan Aldo.
"Bagaimana kalo kita pergi ke mall daripada berlarut dalam kesedihan." sambung Abel sangat antusias dengan idenya.
Aldo yang mendengar perkataan Abel menggangguk. "Iya kita heling ke mall, tapi lo yang traktir ya bel." jawab Aldo dengan cengengesan.
Wanita itu yang mendengar perkataan Aldo menjitak kepalanya.
"Tcih, iya deh gue kan anak kolongmerat hahaha." kata Abel tertawa sembari menunjukkan diri dengan pedenya.
Zefanya terkekeh melihat tingkah laku kedua temannya dia jadi berhenti menangis lalu mengusap pipinya yang basah.
"Nah gitu dong Zefa ketawa," kata Aldo tersenyum.
"Ayo let's go." kata Zefanya dengan semangat.
Dan mereka bertiga berdiri meninggalkan taman tersebut untuk pergi ke mall.
••••
Disuatu perusahaan Williams Cooperation memiliki gedung yang menjulang tinggi dan megah dipimpin oleh orang mempunyai jiwa pemimpinan kuat, tegas, disiplin serta ditakuti oleh semua perusahaan kecuali Mananta Groups.
Kedua perusahaan tersebut sering bersaing dalam berbagai bidang bisnis. Tentu keduanya tidak ada yang merasa terkalahkan saling menyerang satu sama lain, tetapi perusahaan Williams tetap paling unggul dari Mananta Groups.
Seorang pria sedang bekerja menatap fokus ke layar laptopnya mengecek hasil rancangan suatu pembangunan proyek untuk pembangunan dikota A.
Saking fokusnya Evan sampai tidak mendengar pintu ruangannya diketuk oleh seorang, sampai orang tersebut masuk kedalam ruangan.
"Permisi tuan," seorang pria itu memberi tahu keberadaannya dan menundukkan wajahnya.
Evan berhenti sebentar mendongak melihat siapa yang menyapanya.
"Ya, bagaimana tugasmu?"
Evan yang mulai beranjak dari kursinya dan berlalu duduk di sofa.
"Saya sudah mencari tahu semua tentang Zefanya Fransisca tuan," kata Johan asisten Evan.
Johan sejak ditelepon oleh tuannya pagi tadi segera melakukan tugas mencari tahu tentang Zefanya Fransisca sampai siang hari ini dia sudah mendapatkan sebuah informasi dari universitas wanita itu dan Rahma ibu kandung Zefanya.
Johan akhirnya mulai menceritakan semua tentang Zefanya kepada tuannya Evan.
"Zefanya Fransisca seorang mahasiswi di universitas ternama dikota ini. Mengambil jurusan Akuntansi, dia mendapatkan beasiswa tapi menunda kuliahnya selama lima tahun. Disebabkan harus bekerja terlebih dahulu di restoran pinggir kota untuk membiayai kebutuhan seharinya. Sekarang dia berkuliah sudah jalan semester 5 sementara teman-teman nya semester 9. Zefanya tinggal dikota ini jalan Y dan memiliki rumah yang sederhana," sambung Johan menjelaskan semua yang diketahuinya.
Evan yang mendengar penjelasan asisten nya tentang kehidupan Zefanya membuat hatinya sakit ternyata kehidupan Zefanya sangat berat.
Wanita itu berjuang keras demi mewujudkan suatu impiannya sendiri. Kenapa juga dia datang disaat dirinya sudah menikah menambah luka baru saja dihati wanita yang dicintainya itu.
Sekarang dirinya harus bagaimana agar bisa membantu Zefanya nya."Hanya itu saja tuan yang saya ketahui. Apa ada lagi tugas saya tuan?" tanya Johan.
"Tidak. Cukup untuk hari ini, sekarang kau istirahat saja." kata Evan tersenyum tipis.
"Baik tuan, kalo begitu saya permisi." jawab Johan pamit untuk pergi dari ruangan tuannya Evan.
Penyesalan seorang memang berakhir belakangan tidak datang diawal sebab manusia tidak akan pernah melakukan kesalahannya.
Jangan lupa untuk
^vote dan comentnya ya^
Maaf jika ceritanya masih berantakan🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love A Second Time
RomanceZefanya Fransisca jatuh cinta kepada seseorang dari masa lalunya. Namun, cintanya pergi untuk mengejar pendidikan ke luar negeri. Apakah cinta Zefanya akan kembali lagi meski begitu haruskah dia berjuang keras untuk mendapatkan cintanya atau ada pen...