Di rumah besar milik Devan, terlihat pembantu yang bekerja di rumah itu baru saja selesai membereskan dapur dan menyiapkan sarapan untuk putra majikannya yang sedang sakit. Setelah ia mencuci tangannya dengan bersih, ia membawa sarapan yang sudah ia masak itu ke kamar putra majikannya yang berada di lantai 3. Ia membawanya dengan penuh hati-hati, karena ia harus menaiki tangga dan ia harus menjaga makanannya agar tidak tumpah dan jatuh.
Saat ia mengetuk pintu kamar putra majikannya itu, tidak ada sahutan dari dalam kamar. Ia heran, tidak biasanya putra majikannya itu masih tidur sampai sesiang ini.
Tok.. tok.. tok! (suara pintu kamar Jeno diketuk oleh bi Surti)
"Jeno..? Apa masih tidur? Bibi bawain sarapan, nih!", ucap bi Surti.
Namun, tidak ada sahutan apapun yang terdengar dari dalam kamar Jeno.
"Jeno?! Bibi di depan kamar, nih! Jawab bibi, Jeno!", ucap bi Surti. Ia khawatir pada putra majikannya itu. Ia takut terjadi sesuatu pada tuan mudanya di dalam kamarnya. Sebab, sedari tadi Jeno tidak mau bersuara.
"Jeno, di dalam Jeno baik-baik saja, kan?! Jangan buat bibi khawatir, Jeno! Bibi buka pintunya boleh, ya?", ucap bi Surti sedikit keras supaya Jeno mendengarnya.
Namun, Jeno tetap tidak menjawabnya. Ia lalu membuka pintu kamar Jeno yang memang tidak pernah dikunci itu.
Saat bi Surti membuka pintu itu, ia tidak melihat Jeno ada di ranjangnya. Ia lalu meletakkan sarapan yang dibawanya untuk Jeno di atas meja dekat ranjang Jeno. Ia lalu mencari Jeno di sekeliling kamar itu. Saat ia membuka kamar mandi dan mencarinya di dalam, ia juga tidak menemukan Jeno di sana.
"Jeno! Kamu dimana?!", teriak bi Surti sambil terus mencari Jeno.
Ia lalu melihat ke arah jendela kamar Jeno yang terbuka. Ia segera mendekat ke arah jendela.
Deg!
"Ya Tuhan, apa Jeno loncat dari jendela?! Kemana dia?! Apa yang harus aku katakan pada tuan besar jika tahu Jeno kabur?!", ucap bi Surti panik.
Ia lalu buru-buru turun dari kamar Jeno dan berteriak memanggil Tian yang berada di pos sequrity bersama dengan sequrity yang menjaga gerbang depan rumah besar itu.
"Tian! Tian! Tian, tolong!", ucap bi Surti sambil berlari menuju pos sequrity.
Tian yang sedang meminum kopi bersama dengan sequrity itu heran melihat bi Surti berlari ke arahnya sambil berteriak minta tolong. Tian dan sequrity itu pun segera berdiri dari duduknya dan keluar dari pos. Mereka takut terjadi sesuatu di dalam rumah, apalagi jika ada hubungannya dengan Jeno. Bisa-bisa mereka akan berada di antara hidup dan mati jika sampai terjadi sesuatu pada putra semata wayang majikan mereka itu.
"Ada apa, bi?!", ucap Tian pada bi Surti setelah bi Surti telah sampai di hadapannya.
"Kenapa sampai berlari? Apa ada sesuatu hal gawat di dalam sana?!", ucap sequrity.
"Jeno!", ucap bi Surti dengan nafas yang ngos-ngosan karena ia baru saja berlari.
"Ada apa dengan Jeno, bi?! Apa terjadi sesuatu pada Jeno?! Katakan, bi!", ucap Tian panik.
"Jeno hilang!", ucap bi Surti.
"APA?!", ucap Tian dan sequrity bersamaan.
"Kok bisa?! Kemana dia?! Dari tadi aku di sini sama pak Fery. Aku ngga lihat Jeno keluar rumah, bi", ucap Tian.
"Jeno kabur lewat jendela kamar yang mengarah ke halaman belakang! Tadi jendela kamar belakangnya terbuka. Bibi yakin Jeno pasti kabur lewat situ", ucap bi Surti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Bunda√
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Ayah, bisakah ayah kembalikan bunda? Aku butuh bunda,"