prolog.

10 0 0
                                    


  Pagi hari di ibukota besar bernama London terlihat begitu indah layaknya surga, udara berhembus menghidupi alam dengan burung yang berterbangan secara bergantian. Tapi tidak untuk Hana, pagi-pagi sudah dibuat kesal karena Maira terus mengganggunya bermain gadget yang dari tadi berada di tangannya.

  Di lantai 2, suara teriakan marah gadis terdengar sangat kencang "ALLAHU BANGUN KALIAN UDAH JAM 8!!!!". Terlihat dua orang lelaki masih terlelap dalam tidur ditutupi dengan selimut, dengan kesal ia terpaksa membangunkan kedua remaja tersebut dengan kasar. "Lu pada belum sholat shubuh." Intonasinya berubah menjadi lebih rendah dan dingin sembari menarik kedua kerah baju mereka yang langsung membuat mata mereka terbuka segar ketakutan melihat emosi gadis itu.

  "Ra? Iya-iya ini udah bangun kok, lepasin ya? Sakit." Salah satu dari mereka berdua mengeluarkan suaranya yang masih serak khas bangun tidur.

  "Kalian ga tau ini hari apa?" Gadis yang bernama Rara itu mendekatkan dirinya ke mereka dengan tatapan penuh kemarahan dan memperkuat tarikan kerah tersebut.

  "Buruan mandi lalu cepet-cepet siap, pakai baju yang rapih. Ocha udah nunggu di ruang tamu sama Maira." Rara dengan spontan mengendurkan tarikan membuat mereka dengan cepat berlari ke kamar mandi dan merebut satu sama lain.

  "Mandi berdua sekalian. Lama." Datar, namun menyeramkan bagi Mereka berdua.

  ----

  "Mai, udah ih kasian Hana jadi stres gara gara lu." Ocha dari tadi menyaksikan Maira mengganggu Hana dengan perasaan letih, disisi lain ia juga merasa senang Hana tidak begitu menjadi diam lagi.

  Maira yang dari tadi mengambil gadgetnya Hana hanya bisa cemberut tidak senang. "Idih padahal kan dia lagi ul-"

  BUAKK

  "ADOH! ANJ-" Rara meninju Maira kuat di area wajah membuatnya terpental kesakitan, hidungnya berdarah. "SAKIT MANEH." Maira merengek.

  Itu sudah biasa terjadi dirumah, bukan rumah sungguhan. Melainkan itu adalah peninggalan tantenya yang meminta Hana untuk menjaga rumah tersebut karena tantenya sudah mempunyai rumah yang baru. Dan biaya hidupnya di London juga terjamin, Ia juga tipe yang setia. Ia tak ingin tinggal dirumah itu sebelum keluarga yang lain mengizinkan mereka untuk tinggal bersama dan akhirnya berhasil. Tantenya juga tidak keberatan sama sekali, ia malah senang uangnya bisa cepat habis.

  "Cok jadi ga perginya?" Salah satu remaja laki-laki berteriak dari belakang, ia berkulit putih dengan suaranya yang cempreng. Stylenya menarik, hanya memakai kaus hitam dengan celana selutut berbahan dasar lepis premium berwarna abu-abu dengan aksesoris jam tangan brand Dior.

  "Mau kemana?" Hana bertanya kepada mereka, mereka tampak sedikit berbeda terkecuali Maira yang hanya memakai Hoodie bergambar karakter anime yang ia tonton.

  "Mau ke toko hp sebentar, hp Zanka rusak yang ke sekian kalinya." Ocha mengeluh menghembus nafas dengan kasar.

  "Rame banget? Rusaknya berjamaah?" Hana dibuatnya penasaran.

  Maira menggeleng "kebetulan yang lain ada keperluan di kampus. Karena gua libur jadi gua mau healing." Dengan nada sok depresi berat. Hana memanggut.

  "Kalo gitu- hati-hati."

----

  Di jalan, mereka berkeliling London melihat orang-orang yang menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Mereka tidak ke kampus melainkan pergi ke suatu toko dan mampir di beberapanya, sengaja tidak mengajak Hana karena kalau diajak pun pasti dia tidak tertarik selain dari "Game" dari gadget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANA (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang