Chapter 1

12.5K 485 7
                                    

Allah mengambil sesuatu darimu yang tidak engkau sangka-sangka akan kehilangannya, maka Allah memberimu sesuatu yang tidak engkau sangka-sangka akan memilikinya

~Prof dr.mutawalli assya'rawi~

Bismillah...
❥ Vote dan komen di awal bab! Jangan jadi silent readers!!
❥ Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.

❥ Vote dan komen di awal bab! Jangan jadi silent readers!!❥ Don't forget to reading Qur'an today

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01| Masalah

Seorang gadis cantik sedang berdiri didepan cermin sembari memperbaiki tatanan jilbabnya yang sedikit miring. Sesekali tersenyum menatap tampilannya sendiri di cermin "Cantik banget sih gue hihihi"

Tok tok tok

"Kia, ayo turun sarapan dulu" Teriak Mira--bunda kiara---dari luar kamarnya

"Iya bun bentar!" Kiara ikut berteriak membalas ucapan bunda Mira, takut bundanya tak mendengar balasannya jika tidak berteriak

Tak ingin membuat ayah dan buna-nya menunggu lama di bawah, Kiara segera meraih ranselnya yang berada di atas ranjang kemudian berjalan keluar kamar

Saat sampai dibawah, dilihatnya sang ayah yang sedang sarapan dan bunda yang sedang mengolesi roti dengan selai coklat. Langsung saja kakinya ia ayunkan menghampiri mereka, tak lupa memasang senyum terbaiknya. Bukankah senyum adalah sedekah? Jadi Kiara ingin banyak-banyak bersedekah dengan cara tersenyum "Pagiii..." Kiara menarik salah satu kursi lalu mendudukkan tubuhnya disana

"Pagi sayang"

Tak banyak bicara, Kiara langsung saja menyantap sarapan yang sudah tersaji didepan matanya.

Setelah menyelesaikan makannya, Kiara beranjak menghampiri ayah Ilham yang duduk disebelah meja makan "Kia pamit"

Ayah berdehem singkat sambil memberikan tangannya untuk disalimi "Iya, hati-hati dan ingat jangan buat masalah lagi. Capek tau, ayah sama buna ke sekolah kamu terus"

"Iya-iya yah, kalo gak khilaf sih hehehe. Assalamualaikum" Ucapnya sambil mengangkat tangannya membetuk  (✌️) disertai cengiran khasnya

"Wa'alaikumussalam"

Kiara kembali memasang ranselnya yang ia letakkan di kursi lalu berjalan menuju garasi, mengeluarkan motor kesayangannya. Gadis itu Melajukan motornya membelai jalan raya menuju sekolahnya dengan kecepatan sedang. Matanya sekali-kali melirik kearah spion memperhatikan wajahnya

Di perjalanan tidak henti-hentinya ia menggerutu tentang pesan ayahnya. Kiara hanya tak habis pikir kenapa ayahnya malah menyalahkannya? Toh ia hanya menolong saja, Meskipun ya menggunakan sedikit kekerasan. Ingat hanya sedikit!

Kalau ditanya kenapa sampai masuk rumah sakit? maka Kiara akan menjawab, 'dianya aja yang lemah baru gitu doang udah masuk rumah sakit'

Tak butuh waktu lama Kiara sudah sampai di sekolahnya, dengan cekatan ia memarkirkan motornya di parkiran lalu berjalan santai menuju kelasnya.

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang