"aku akan selalu memaafkan mu apapun salahnya,"
~Kenzy Adrienne~2. HARAPAN ANTARA DUA SAHABAT
..
.
Mengusap rambut basahnya kebelakang, cowok yang hanya memakai handuk di pinggang itu berdecak kesal saat melempar baju yang menurutnya tidak cocok untuk ia kenakan malam ini.
Bunyi deringan telepon dari ponselnya, membuat amarahnya memudar dan tergantikan dengan senyum menawan yang menyejukkan hati.
Meletakkan ponselnya di bingkai jendela, dan mungkin saja cowok itu lupa untuk mengenakan baju ketika ia mengangkat video call dari sahabatnya yang langsung saja melotot kesal dibalik ponsel.
"Kenzy, menurut Lo gue bagusan pakai ini atau baju ini?" Ucap Akala sambil memperlihatkan bajunya ke Enzy yang tanpa ia sadari sudah memamerkan tubuh atletisnya yang hanya berbalut handuk putih di pinggang.
"Kal Lo sadar gak sih. Lo itu belum pakai baju, Pakai gak baju Lo!" Ujar Enzy dengan suara mengecil, sebab ia takut omongan ambigunya akan terdengar oleh orangtuanya.
"Gimana caranya gue pakai baju, kalau gue aja belum nemu yang pas." Ucap Akala enteng, bahkan ia dengan sengaja berjalan mendekati ponsel agar Enzy bisa melihat lebih jelas tubuh atletisnya.
"Pakai apa aja. Kenapa sih, repot banget tau gak Lo!"
"Ya iyalah repot. Soalnya malam ini gue pengen ketemu orang spesial, masa iya gue gak tampil ganteng." Enzy segera memicingkan matanya yang Akala balas dengan senyum manisnya.
"Siapa?"
Akala menyentuh dagunya dengan ujung telunjuk seolah tengah berpikir.
"Siapa yah? Yang jelas orangnya itu matanya biru kayak laut, senyumnya manis kayak gula aren. Kalau kata gue sih berliannya Akala." Enzy mengulum senyum tipisnya saat mendengar ucapan Akala.
"Pakai baju Lo kal. Lo gak malu apa sama gue," Ujar Enzy yang mengalihkan pandangannya sekaligus mengalihkan topik pembicaraan yang sudah ia tahu jawabannya.
Wajah putih Enzy yang bersemu merah, membuat Akala tersenyum nakal.
"Kenapa sih, biasanya juga kita mandi bareng. Kenapa mesti malu," sahut Akala enteng, sambil meletakkan ponselnya di meja belajar dan duduk di kursi dengan tangannya yang menopang dagu memerhatikan Enzy yang kesal namun terlihat menggemaskan dimatanya.
"Itu pas masih kecil yah kal, jangan ngaco deh Lo! Udah yah, gue mau siap-siap pergi. Bye!" Ucap Enzy cepat yang segera Akala tahan.
"Eh... Eh... Jangan tutup dulu Ken, gue masih butuh bantuan Lo nih buat milihin gue baju," cegat Akala membuat Enzy kembali duduk diseberang sana.
"Gue kan udah bilang, pakai apa aja Sakala."
"Kita kan mau dinner Kenzy, masa sih Lo gak mau milihin gue baju," wajah cemberut Akala membuat Enzy mendengus kesal.
Cowok itu selalu saja menyusahkan.
"Pakai apa aja kal, Lo tetap ganteng kok," ungkapan Enzy tanpa disadari membuat Akala tersenyum aneh.
Jarang-jarang loh cewek ini memujinya.
"Apa-apa? Gue gak denger," sahut Akala dengan berjalan menuju balkon kamarnya dan menatap rumah Enzy yang tepat berada dihadapan rumahnya.
"Pakai baju apa aja kal, Lo tetap ganteng kok." Ucap Enzy dengan nada kesal walaupun kini ia menahan ekspresi agar tak tersenyum konyol.
"Aduh gue gak denger nih Ken, btw Lo ke balkon deh gue ada disini nih liatin kamar Lo." Segera Enzy turuti dan menuju balkon kamarnya dan benar saja cowok itu tengah melambaikan tangan dengan senyum khas yang membuat Enzy ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESEMBER 2015
Roman pour Adolescents....Desember 2015.... "Tahun yang mengukir selembar kisah menyayat hati, hingga setelahnya menjadi kenangan yang tak akan pernah padam." ~ Kenzy Adrienne ~ . . . "Tahun yang membuat ku ingkar janji. sampai aku pergi membawa napasnya ke bawah ta...