Bright tidak berbohong ketika mengatakan Ayah temannya memiliki bengkel di daerah sini. Dan bengkel yang Bright maksud ini jenis bengkel yang cukup besar dan sanggup melayani berbagai macam jenis mobil. Sementara aki Nanon hanya kehabisan daya, tidak perlu diganti baru. Lamanya proses pengisian daya diperkirakan sampai 12 jam. Nanon tidak perlu menunggu, ia akan kembali lagi besok.
"Bright, terima kasih banyak." Nanon mengucapkannya sekali lagi sebelum mereka benar-benar berpisah.
"Sama-sama, Non. Senang bisa membantu."
"Um, katakan padaku jika suatu saat kamu butuh bantuanku. Aku akan sangat bersedia untuk membantu."
Benarkah? Bright terkekeh pelan membayangkan bantuan apa yang kira-kira bisa Nanon berikan untuknya. "Iya. Akan kuberi tahu jika aku membutuhkan sesuatu. Mau aku antar pulang?" Tawar Bright sopan.
"Ah, tidak usah. Terima kasih. Aku bisa pesan taksi online saja."
"Oke. Sampai jumpa lagi, Non." Ujar Bright tulus.
"Ya, sampai jumpa." Segera setelah mengatakannya, Nanon melangkah pergi dari hadapan Bright.
Bright tidak ingin memaksa. Menghormati keputusan seseorang yang menolak bantuannya bukan perkara sulit. Terlebih Bright sudah cukup mengenal sosok yang baru saja menolak tawaran bantuan darinya. Nanon memang terkenal cukup misterius. Meski sudah beberapa kali mereka kerja bersama, pemuda itu tetap lebih senang memisahkan diri dari kelompok. Bright sendiri tidak menyangka hari ini memiliki kesempatan berbicara dengan Nanon dua kali. Ia bahkan berhasil mengajak Nanon menjadi penumpang mobilnya. Hal yang teramat sangat jarang terjadi. Tapi hal langka seperti ini, bukankah sepatutnya diperjuangkan?
"Nanon." Bright berlari kecil mengejar langkah Nanon yang baru sampai di pinggir jalan.
Si pemilik nama yang dipanggil berbalik. "Hmm?"
"Um, jika aku butuh bantuanmu sekarang, apakah kamu bersedia membantu?"
Nanon mengeritkan alisnya sejenak sebelum balik melempar tanya, "Kamu membutuhkan sesuatu?"
"Um, ya. Aku butuh bantuanmu. Apa kamu bersedia? Maksudku, apa kamu tidak sedang sibuk?"
"Ya. Tidak. Um... Maksudku ya, aku bersedia membantu. Dan tidak, aku tidak sedang sibuk."
"Good." Bright tersenyum senang. Ada secercah harapan yang tampak dari binar matanya.
"Oke. Jadi, apa yang bisa kubantu?"
"Um, aku tahu ini agak sedikit terlambat. Tapi, aku tahu kita sama-sama belum makan. Jadi, maukah kamu makan siang denganku?"
Nanon membelalakkan matanya sampai kedua alisnya sedikit bergerak naik. "Bright? Seriously?"
Gelak tawa kembali terdengar dari bibir keduanya. Tawa kedua yang dilakukan kala mereka bersama hari ini.
"Oke. Aku yang bayar. Kamu yang memilih tempatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERMODEL (OhmNanon)
FanfictionPLEASE DO NOT READ IF YOU'RE UNDER 21!! Di malam pesta bujang sebelum pernikahan sahabatnya, Ohm Pawat harus menepati janji yang mereka sepakati bersama untuk melepas keperjakaan di tempat prostitusi elit. Naas karena menjadi yang paling tidak antus...