23.☘︎

109 27 6
                                    

Malam sejuk,tak ada gerimis atau rintik air sama sekali dari langit yang berbintang.Bukan bulan penuh namun terlihat begitu terang menyorot bumi yang gelap.Sunoo tak berniat sama sekali untuk menyibak hordeng.Bahkan tak ada niat untuk bergerak dari kasur saat suara security dan mobil yang menderu masuk bersamaan gerbang yang terbuka terdengar dari bawah sana.Tidak akan terdengar suara-suara itu jika saja ia tak membuka jendela.

Mata cokelat menatap hordeng yang bergerak pelan tertiup angin.Pukul dua malam.Jake kembali pulang larut tanpa alasan.Walaupun sosok Jake bukanlah seseorang yang patut dicurigai,tapi hatinya selalu merasakan ada hal yang berbeda yang mesti ia cari tahu hingga memenuhi benaknya.

Dulu Jake selalu pulang tepat waktu.Sekalipun pulang terlambat,Jake selalu jujur jika suaminya itu sedang bersama Heeseung.Sunoo tahu Jake dan Heeseung sahabat erat.Setiap kali ada masalah Jake akan selalu mengatakannya pada Heeseung.Hal itulah yang membuatnya sering bicara dan mengobrol dengan sahabat suaminya demi mengetahui apa saja yang Jake katakan.Awal mulanya tidak ada apapun yang aneh,tapi lama kelamaan pertemanan mereka berubah.Sunoo tidak berniat mengkhianati suaminya.Waktu dan keadaan yang membuat perasaannya terbawa pada keakraban dan akhirnya jatuh pada hati Heeseung.Sahabat suaminya sendiri.

Awal kesalahan dan awal dosa yang ia perbuat sebenarnya ada pada Jake.Seharusnya Jake tidak mempertemukan dirinya dengan Heeseung.Tapi apakah bisa menyalahkan Jake seperti itu sementara hatinyalah yang tidak kuat mempertahankan batas dengan Heeseung?

Pintu terbuka,Sunoo mengerjap mendengar pintu kembali tertutup.Wajahnya tak berpaling barang sedikitpun dari jendela membiarkan Jake masuk tanpa menyambutnya.Walau tidak ingin bicara tapi bibirnya justru berujar pelan.
"Selarut ini?"

Jake tahu ini akan menjadi masalah.Nafasnya berhembus pelan meletakkan tas diatas meja.Menemani Jungwon dan memikirkan gadis itu membuatnya tanpa sadar menepikan mobil dijalanan.Melamun selama setengah jam hingga berakhir ketiduran.

Jake tidak kemana-mana.Hanya ketiduran dimobilnya sendiri.Tapi sebelum itu terjadi Jake singgah di apartemen Jungwon.Jujur? Tidak akan pernah.
"Banyak yang harus aku kerjakan."

Sunoo berbalik,menatap Jake lamat-lamat dengan senyum tipis.
"Apa lagi yang kau kerjakan?"

"Apa yang kau tanyakan, Sunoo?" Mantel cokelat disampirkan pada gantungan,matanya menatap wajah yang seakan menatapnya penuh selidik dengan senyum tipis yang tak terbaca.
"Kau tahu aku memimpin dua perusahaan sekaligus.Kau tahu waktuku tidak seluang dulu.Banyak yang perlu aku kerjakan dan selesaikan dan—" Jake mengerjap,memikirkan jika apa yang ia kerjakan sebenarnya adalah merawat Jungwon.

"Tidak semuanya bisa kau ketahui."

"Karena itu seorang wanita?"

"Sunoo bukan itu yang ku maksud."

Sunoo tersenyum lagi,memperhatikan Jake yang berdiri didepannya dengan wajah lelah.

"Ini masalah perkerjaan."

"Masalah perkerjaan? Apa yang kau maksud berkerja sementara sekretarismu sendiri yang mengatakan kau sudah pulang?" Sunoo berdiri,mengingat lagi sekretaris Gyu yang mengatakan jika wanita itu sudah berada dirumah.
"Sekretaris Gyu dirumahnya,Jake. Dirumahnya!"

Mata itu tertutup,Jake mengatur nafas menahan emosi.Sunoo masih menatapnya penuh amarah.

"Sekretaris Gyu dirumahnya." Menelan saliva  "Aku menelponnya sendiri—"

"Sunoo—lalu apa hubungannya denganku?"

"Dia bersama atasannya! Kau dirumahnya,kau bersama dengannya—kau bersamanya dan kau yang dia maksud atasan—"

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang