Sinar matahari sudah menembus jendela kaca kamar mewah dan luas dari sebuah Apartemen mewah milik seorang pria yang tengah tidur di ranjang besarnya.
Ryann mengerjapkan matanya. Ia bangkit dari tidurnya langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesainya Ryann keluar kamar. Dimana sudah ada Dion yang telah rapi dengan pakaiannya. Ryann duduk di sampingnya.
Dion yang baru menyadari keberadaan tuannya. Langsung berdiri dan menunduk hormat. "Selamat pagi, tuan muda." Sapanya.
"Hmm." Dehemnya. Seraya melihat layar laptop milik Dion yang tengah memeriksa laporan perusahaan yang telah direvisi sebelum ditandatangani oleh Ryann.
"Sudah ada kabar dari Andres?" Ryann menyesap teh hangat miliknya yang baru saja diantar oleh pelayan di Apartemen itu.
"Belum ada, tuan. Terakhir yang kemarin malam." Jawab Dion tanpa mengalihkan atensinya dari layar laptopnya.
"Dia tidak keluar kamar?" Kening Ryann berkerut heran.
"Sampai saat ini belum, tuan."
"Lalu, untuk apa istriku ke rumah sakit itu kemarin?"
"Menurut pengawal rahasia nona muda, konsultasi untuk menggugurkan kandungan, tuan muda."
Prrtt!
Ryann terkejut hingga memuncratkan teh yang hendak ia telan. "Kau yakin?" Ryann mencengkram kerah baju Dion kuat.
"Saya yakin tuan. Pengawal rahasia nona muda sudah memastikannya." Jelas Dion yakin menatap tuannya lekat.
Ryann melepaskan kerah baju Dion. "Dasar wanita bodoh!" Gumam Ryann mengejek istrinya sendiri.
Ryann dengan amarahnya yang mulai meluap langsung meninggalkan Dion seorang diri dan keluar dari Apartemen. Dion menatap kepergian tuannya dengan heran. Tidak ada perintah apapun untuknya. Berarti dia masih punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya untuk perusahaan.
Anna sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. Sedangkan, Nisa sedang membereskan laptop dan beberapa file yang baru saja dicetak untuk dibawa ke bagian perizinan usaha di negara ini.Mereka belum membeli bahan-bahan dapur. Jadi, hanya bahan seadanya saja yang dapat dibeli dari pelayanan hotel.
Setelah sarapan selesai. Mereka berdua bersiap-siap dengan pakaian yang mereka kenakan. Nisa sudah menyiapkan kendaraan beserta supir yang akan mengantar mereka dalam melancarkan kegiatan hari ini.
Di dalam mobil Anna dan Nisa saksama disibukkan dengan ponsel masing-masing. Di satu sisi Anna dikhawatirkan keadaannya oleh orang tua di Jakarta.
Namun, Anna tidak memberi kepastian keadaan dan keberadaannya sekarang. Karena ia merahasiakannya. Ia hanya membalasnya dengan jawaban penting dan singkat saja, yaitu perjalanan bisnis.
Sedangkan, Nisa disibukkan dengan pekerjaannya yang tambah menumpuk. Anna yang sedang mengandung. Nisa tidak ingin atasannya memiliki beban pikiran yang berat. Lalu, tidak ingin atasannya terlalu lelah bekerja.
"Nisa, coba setelah ini cari Apartemen saja yang sudah fully furnished. Aku ingin tinggal di tempat yang tidak terlalu di pusat keramaian." Titah Anna.
"Baik nona. Boleh saya minta budget untuk tempat tinggal?" Nisa menoleh menatap Anna.
"Tidak ada budget. Pikirkan saja kenyamanan kita berdua selama disini. Sepertinya, aku ingin memiliki pengawal pribadi. Tolong aturkan semuanya ya." Perintahnya.
"Baik nona."
"Oke, terima kasih ya."
"Sama-sama nona."
Sesampainya mobil mereka di tempat untuk mengurus segala perizinan usaha di London. Anna segera turun diikuti dengan Nisa.Mereka berdua masuk tanpa ragu. Beberapa jam berbincang, serta berdiskusi mengenai perizinan di negara ini yang belum sama sekali Anna ketahui.
Ternyata proses pembentukan perusahaan atau penambahan cabang baru butuh waktu kurang lebih sekitar dua hari saja dalam hal perizinan. Karena beruntungnya Anna memilih negara yang sangat diakui akan hal bisnis berbisnisnya.
Setelah beberapa jam mengurus segala perizinan. Anna diminta untuk menentukan lokasi perusahaan. Namun, karena belum memiliki tempat yang benar-benar cocok untuk dijadikan kantor disini. Perizinan pun belum bisa dilanjutkan.
Anna menghela nafasnya berat. Ternyata lelah juga baru sebentar saja keluar dengan keadaan hamil. Anna kembali masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh Nisa.
"Nisa, tolong carikan kantor juga. Aku ingin secepatnya. Aku ingin minggu depan surat izin sudah harus keluar dan perusahaan bisa berjalan." Perintah Anna lagi.
Nisa tersenyum ramah dan mengangguk hormat. Menerima setiap perintah dengan lapang dada tanpa adanya ocehan yang menggerutu dalam benaknya.
"Baik nona."
Bersambung.
Thankquuu yang sudah selesai baca episode terbaruku 💙
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 💜
Jaga kesehatan kalian dan bahagia selalu okkey 💚
See u on the next episode 👋💞
______________🌹🌹______________
Untuk kalian semua pembaca setia ASvsDR
Supaya kalian tidak menunggu sesuatu yang tidak pasti. Karena menunggu itu tidak enak, ya aku tahu...
Aku mau kasih tahu jadwal update di setiap part terakhir aku update ya.
______________🌹🌹______________
Next Update
Selasa, 25 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreana Salma VS Dokter Ryann
RomancePerjodohan demi memenuhi keinginan orang tua. Namun, niat baik tidak berjalan mulus dengan kenyataannya. "Aku tidak ingin menikah. Hanya memuaskan keinginan orang tua saja. Paham?" Ryann. "Aku paham. Tidak perlu memberitahuku, aku pun tidak ingin...