[OLD] #2 Nama Kamu

8 0 0
                                    

"Vivi.... Vivi...!"

BRUK!

Suara yang memanggilnya, Viviana terbangun dari tidur dengan penuh keringat. Tantenya, memeluk keponakannya dengan erat setelah ia terbangun. Apa yang terjadi? Paman dan Hellen juga berada di kamarnya, tampak sangat panik mereka.

"Vivi, lihat tante... Lihat... Tidak ada yang perlu kamu takut..." Ujar tante

Viviana terdiam bingung, mungkinkah mereka tahu bahwa dirinya dikejar oleh pria aneh itu? Jika iya, bagaimana caranya mereka bisa tahu? Apakah karena malam sebelumnya ia mendobrak pintu karena saking paniknya? Atau dirinya berteriak-teriak dalam tidur?

"Tante... Vivi kenapa tadi?" Tanyanya sambil memeluk bonekanya

"Ih! Vivi tuh tadi tiba-tiba teriak terus nangis gitu, kan kita yang tertidur jadi terbangun! Manapula kamar Vivi berantakan banget, kayak habis kena mal-"

"Hush! Hellen!" Bisik pamannya "Ahem, Vivi, yang seperti kakakmu katakan, dan... Apakah , ada sesuatu terjadi? Atau mimpi buruk?"

"Boneka... BONEKA VIVI??? DIMANA DIA??? BONEKA VIVI?????" paniknya.

"VIVI TENANG! Bonekamu ada diatas kasur kok!" balas Hellen yang langsung mengambil bonekanya, "Ini! Tenang, masih bersih kok!"

Dengan lega, Viviana langsung memeluk bonekanya tersebut. Tante dan Paman yang melihatnya sangat kebingungan, ia tak mengucapkan apapun terkait perihal tersebut, bahkan sampai pagi terbit hari. Viviana menjalankan harinya dengan biasa, tak ada pepatah kata yang ia ucapkan terkait mimpi tersebut, tidak karena ketakutan, tetapi dirinya tak terlalu mengingat konteks dari mimpi tersebut, yang ia ketahui adalah dirinya sangat ketakutan.

@ @ @

Malam ke-3, Viviana memeluk bonekanya dengan erat, kali ini tidak ada tante maupun pamannya yang akan menjaganya. Suara burung berkicau terdengar dari luar, petir dan angin kencang menandakan akan adanya hujan, bayang-bayangan yang ia liat. Tak sanggup menahan, Viviana bangun dan meraih lampu meja untuk menyalakannya.

Trak!

Shrug...

Viviana menyelimuti dirinya dengan selimut dan mencoba buang maka dari tatapan dirinya sendiri di cermin. Cermin yang tepat di depan kasurnya. Dengan mencoba tertidur, Viviana memejamkan matanya tetapi ketakutan terhadap apa yang terjadi kemarin malam menghantuinya. Membuatnya sesak napas.

ZRASH...!!!

BRUK!

"KAK HELLEN...!!!"

Drug! Drug!

Viviana yang panik atas sambaran petir tadi berlari untuk pergi ke kamar Hellen. Tetapi, pintunya terkunci, tidak bisa ia buka. Bagaimana ini? Pikirnya. Suara kilatan petir mengagetkan dirinya, lantas ia mengambil bonekanya dan bersembunyi di balik selimutnya.

"Tidurlah Vivi! Tolonglah tidur!" mohonnya

.
.
.
.
.

Jam telah berlalu, Viviana yang tertidur pulas di kasurnya terbangun dan melihat ke arah jam, yang ternyata baru menunjukkan jam 10 malam. Viviana menguap dan mengusap matanya, lupa bahwa sebelumnya ia ketakutan akan tidur. Dengan begitu, ia kembali untuk tidur-

Once Again, For The Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang