04 - Semua Berubah

769 79 15
                                    

Sudah terhitung 1 minggu sejak Taeyong memperlihatkan sisi lainnya pada Yuta. Kini hidup si pemuda manis tak lagi seperti dulu. Yang biasanya Yuta bisa bebas kemanapun dan melakukan suatu hal tanpa kekangan, sekarang berbeda. Kemana saja ia pergi, Taeyong pasti selalu mengetahui. Apa yang dilakukannya dan bersama siapa.

Seperti ada lingkaran tak kasat mata yang membelenggunya agar tidak bergerak bebas. Yuta jadi merasa gelisah dan takut secara bersamaan. Ia sudah beberapa kali melawan atau memberontak, tapi semuanya sia-sia. Taeyong pasti akan menyakitinya secara fisik. Entah itu menampar atau mencekiknya. Jadi sekarang apa yang harus ia lakukan?

Belum lagi Jaehyun yang kunjung tidak masuk sekolah. Yuta sempat bertanya pada teman sekelas Jaehyun, tapi mereka bahkan tidak tahu kemana pemuda itu. Tidak ada keterangan apapun. Membuat Yuta merasa cemas. Ia takut jika Taeyong melakukan sesuatu seperti ancamannya waktu itu.

"Jaehyun-ah.." kedua belah bibirnya menyebutkan nama itu dengan lirih.

Netranya menerawang jauh pada langit malam tanpa bintang di atas sana. Salah satu kegiatan yang paling ia sukai saat malam hari adalah berdiam diri di balkon kamar dan menikmati pemandangan. Tidak perduli jika udara dingin menerpa tubuhnya.

Suara ketukkan pintu menyadarkannya dari lamunan. Yuta beranjak dari sana dan membukakan pintu yang semula ia kunci itu. Senyuman sang ibu lebih dulu menyapa, membuat Yuta merasa tenang melihatnya.

"Boleh okaa-san masuk?" Ju Hyun bertanya.

Yuta mengangguk kecil dan membuka pintu kamarnya lebar, mempersilahkan sang ibu untuk masuk. Langkah kakinya mendekat pada ibunya yang kini sudah duduk di atas kasur miliknya. Merebahkan diri dan membuat kedua paha sang ibu sebagai bantalan. Posisinya yang mengarah ke dinding membuat Irene leluasa mengelus surai anak mudanya.

"Okaa-san sudah berbicara dengan Yoona. Dan mereka juga sepakat untuk melanjutkan pertunangan kalian," katanya membuka percakapan dengan sang anak.

Meski begitu, tak ada sahutan apapun. Yuta hanya diam menatap lurus pada photo yang terpajang di dinding itu. Potret dirinya bersama dengan kedua orang tuanya.

"Yuta."

"Ya okaa-san?"

Ju Hyun diam sejenak setelah sang anak menyahut.

"Akhir-akhir ini kau terlihat berbeda. Jika terjadi sesuatu, kau bisa cerita pada okaa-san."

Meski memang Yuta tidak berbicara apapun, tapi naluri Ju Hyun sebagai seorang ibu tentu tak bisa dibohongi. Ada yang aneh dengan anaknya. Akhir-akhir ini Ju Hyun melihat jika Yuta menjadi pendiam dan murung. Saat tersenyum juga terlihat dipaksakan. Takut jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran sang anak, akhirnya Ju Hyun memberanikan diri untuk bertanya.

Usapan sang ibu di kepalanya membuat Yuta memejamkan kedua mata. Ia merasa nyaman meski mendengar pertanyaan ibunya tepat mengenai ulu hati. Ia bingung harus bagaimana. Apa yang akan dilakukan ibunya jika tahu Taeyong tak sebaik yang mereka pikir? Atau justru sebaliknya,

Bagaimana jika Taeyong tahu kalau Yuta membeberkan semuanya kepada ibu dan juga kakeknya?

"Yuta?"

"Hm.. tidak ada apa-apa ibu. Aku baik-baik saja. Hanya tugas sekolah akhir-akhir ini menumpuk."

Bohong.

Ju Hyun tahu anaknya berbohong. Tapi ia tak ingin bertanya lebih lanjut. Ia mengerti jika Yuta tak ingin menjelaskan apapun. Setidaknya untuk saat ini Irene akan membiarkannya. Ia paham mungkin sang anak sedang membutuhkan waktu untuk menjelaskan apa yang menjadi beban pikirannya sekarang.

Monster 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang