MINUM AIR

1.1K 197 18
                                    


•Renjun 3 tahun•

Jeno sibuk dengan laptopnya, mengurus apapun yang harus diselesaikan hari ini. Setelah Eric pulang dari kuliah nanti dirinya bisa istirahat dengan tenang.

Matanya melirik kearah sofa tidak jauh darinya, sosok bertubuh cilik duduk dengan tenang. Pandangan polos tertuju pada Jeno, seolah mengawasi gerak-gerik si besar.

Oh, dan juga ia akan terbebas dari makhluk kecil menyebalkan itu yang seharian ini membuatnya kewalahan. Tingkahnya semakin hari semakin menjengkelkan, dan juga seenaknya.

"Liatin apa lo?" tanya Jeno, ditatap terus menerus kan juga penasaran apa yang sebenarnya ada dipikiran Renjun hingga menatapnya sedari tadi.

"Liat daddy Jen"

"Iya maksudnya kenapa? Ngapain?"

Renjun menggeleng, bingung harus menjawab apa. Beberapa menit lalu ia memecahkan satu buah gelas yang ada di meja kerja Jeno. Membutuhkan waktu beberapa saat untuk membereskan kekacauan sebelum memulai pekerjaan si ayah angkat.

Si kecil memutuskan untuk diam setelah itu fan berjanji tidak akan membuat keributan lagi, jadilah dirinya hanya duduk dan memperhatikan Jeno. Meskipun baginya itu sangat membosankan, Renjun berusaha untuk tenang saat itu juga.

"Ya.. minimal gerak dikit gitu badan lo biar keliatan kalo lo ga kesurupan" kata Jeno. Merinding juga dari tadi melihat Renjun diam, walaupun lebih menyeramkan lagi jika tidak bisa diam.

"Injun haus"

Mata Jeno berkedip beberapa kali, sampai akhirnya laptop itu ia tutup dan berdiri. "Minum aja sendiri, ambil air di dapur sana"

Tatapan Renjun mengikuti kepergian Jeno dari ruangan kerjanya. Kaki kecilnya digerakkan sejenak sebelum memutuskan untuk turun dari sofa, tujuannya untuk mengambil minum sendiri seperti yang Jeno bilang.

Saat tiba di dapur, matanya menelusuri sekitar. Dari meja makan dan kabinet atas bawah. Renjun mendekati kursi dan naik ke atasnya.

"Airnya dimana?" bocah itu bertanya-tanya pada diri sendiri.

.
.

Sementara Jeno?

"Tadi gue taruh mana sih gelas susu Renjun?" tangannya mengusap sendiri belakang kepala, bingung dengan kegiatan mencari gelas bekas susu Renjun tadi.

Bukannya ingin Jeno gunakan lagi, pikirnya sekalian saja dicuci sementara Jeno membuatkan Renjun susu lagi. Bocah itu tidak hentinya meminta apapun, apa tidak cukup membuat meja kerja Jeno kebanjiran?

Gelas itu berhasil ia temukan, lantas saja melangkah menuju dapur. Ia lihat pintu ruangan kerjanya yang tadi terbuka, menampakkan keadaan sofa yang sudah kosong tidak ada bayi 3 tahunan itu.

Dimana dia?

"Masa keluar?" Jeno terheran, apa secepatnya itu makhluk kecil itu hilang?

Jangan-jangan?

Jeno berlari, menuju dapur tentu saja. Ingatkan dia jika Renjun itu akan melakukan apapun yang ia perintahkan, ntah itu konyol, bercandaan atau serius sekalipun.

Minggu lalu tepatnya saat Renjun bertanya satu hal pada Jeno, seperti bagaimana rasa rumput itu? Kenapa kelinci tetangga bisa sangat menyukainya?

Jeno dengan gurauannya menyuruh Renjun mencoba sendiri rumput-rumput itu dan Renjun yang pada dasarnya terlalu polos atau bodoh, menurut saja dan benar-benar mencicipinya.

Apa semua bayi akan seperti itu?

Tingkat keingintahuannya sangat besar. Jeno sempat tidak percaya jika anak itu benar-benar akan mencoba rumput yang ada di belakang rumahnya.

Setelah itu bisa ditebak siapa yang mengomeli dirinya akibat insiden tersebut.

"Njun?" Jeno sampai pada dapur, bernafas lega.

Kali ini tidak ada satu benda pun yang jatuh atau pecah. Tapi Jeno bingung bagaimana Renjun bisa duduk di atas kebinet itu.

"Kok lo bisa disitu? Naik apa?"

"Kursi"

"Lo bisa dorong kursi ini?" Jeno melongo, lengah gepeng seperti itu mampu mendorong kursi seberat ini?

Ya untuknya memang tidak berat, tapi untuk Renjun mungkin kursi ini terlalu besar untuk di geser dengan tenaganya yang tidak seberapa itu.

"Kursi dorong sama Injun, trus minum"

"Minum? Kan gue belum bikinin susu nya"

"Daddy Jen bilang, minum di dapur sendiri"

"Trus lo minum apa?"

"Air" tunjuknya pada satu arah.

Jeno melotot. "Demi apa lo minum air keran?"

Panik, sedikit berlebihan tapi Jeno benar-benar tidak tau akan se-berbahaya apa akibat minum air keran itu. Apa air itu tidak layak minum? Apa kotor? Atau bagaimana?

Jeno angkat tubuh kecil Renjun dan memindahkannya pada meja makan. "Lo minum air dari sana?" tanyanya lagi memastikan.

Renjun dengan senyumannya mengangguk.

"Gimana? Lo minum air keran? Kalo kotor gimana? Kalo lo sakit? Kejang-kejang? Abis ini gimana?"

Renjun hanya diam tidak mengerti, duduk memperhatikan Jeno yang ribut sendiri.

Sementara satu-satunya orang yang panik masih menerka-nerka hal buruk apa yang akan terjadi setelah ini. Masih dengan pertanyaan yang sama.

Apa tidak apa-apa untuk diminum?

Apakah berbahaya?

Apakah Renjun akan sakit?

Muntah?

Atau mati?

"Ada apa? Kok abang mukanya kayak gitu?" Eric datang entah sejak kapan ada di ambang pintu sana.

"ANAK LO MINUM AIR KERAN RIC CEPET TELEPON AMBULAN" teriaknya setelah berbalik menghadap Eric.

"Minum air keran? Kok bisa? Kenapa lagi sih ini?"

"Dia bilang dia haus, trus gue bercanda nyuruh dia minum aja sendiri ambil air di dapur. Gue tinggal nyari gelas sisa dia trus mau gue bikinin lagi, eh dia gue tanya minum apa di jawab nunjuk air keran" ceritanya panjang.

Eric menggelengkan kepala.

"Cepet bawa nih bocah ke rumah sakit ric!'

Eric menahan tawa, tangannya menggaruk alis sendiri. ia tidak tau, keduanya itu sama-sama polos. Ntah Eric harus merasa khawatir atau lucu.

Tapi jika dipikir lagi, air keran tidak akan se-berbahaya itu apalagi Jeno sampai repot-repot menyuruhnya untuk memanggil ambulance.

"Tenang tenang bang" Eric mendekat, menepuk bahu Jeno sebentar. "Renjun baik-baik aja kok, injun cuma minum air keran bukan racun"

"Lo yakin ga bakal keracunan ini bocah?"

"Ngga.. tenang aja mending lo bikinin dia susu"

Jeno yang masih sedikit panik itu menurut saja dan membuatkan susu untuk Renjun.

Jadilah seharian itu, Jeno berusaha untuk tidak membentak atau memarahi Renjun karena merasa takut dan kasihan.









TBC




Sebelumnya ini udah gue tulis lamaaaa banget cuma gue baru up sekarang
Pas gue baca ulang malah ngakak sendiri sial 🤣🤣 🙏

Baby Renjunnie ver 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang