🌷04: Fitting Baju

19.5K 1.8K 10
                                    

“Jadi, itu Atha?!” pekik Aluna heboh.

“Aluna,” tegur Arsen. Pasalnya suara Aluna terdengar sedikit keras saat mengucapkannya. Aluna meringis pelan, dia mengatupkan kedua tangannya seraya bergumam meminta maaf atas sikapnya.

“Iya, dia Atha, calon suami kamu,” ujar Gayatri dengan sedikit menggoda, membuat Aluna tersenyum malu-malu.

“Sebenarnya Aluna udah pernah ketemu Atha kemarin, tapi enggak tau kalo dia Atha,” ungkap Aluna. Rasa kekesalannya berubah begitu mengetahui dengan siapa dia akan dijodohkan. Tatapan penuh selidik Aluna berikan pada kedua orang tuanya yang hanya tersenyum menggoda padanya. Aluna jadi kesal sendiri, tidak dipungkiri dia juga merasa senang.

“Jodoh memang tidak ke mana, ya,” sahut Fareez, ayah Althair.

“Eh ada Ayah Fareez, halo Ayah!” Aluna menyapa dengan melambaikan tangan pada Fareez yang dibalas tawa kecil oleh pria paruh baya itu.

“Halo juga, Aluna. Sudah besar sekarang?”

“Udah dong! Enggak mungkin, kan, Aluna kecil terus.”

“Kakak cantik!”

Aluna menoleh pada gadis kecil yang ada di hadapannya, dia berjongkok menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. “Hai, nama kamu siapa?”

“Aluna,” jawab Aruna mengedipkan kedua matanya lucu.

Aluna agak sedikit bingung lalu dia mengangkat
pandangannya pada Gayatri. “Dia Aruna. Anak ketiga Bunda.” Aluna manggut-manggut, dia pikir nama gadis kecil itu sama dengan namanya, ternyata hanya salah sebut saja karena Aruna masih cadel.

“Hai Aruna, nama aku Aluna. Salam kenal!”

“Salam kenal juga kakak cantik!”

Aluna gemas, dia mencium pipi Aruna bergantian lalu memeluk bocah kecil itu. Aruna balas memeluknya erat. Mereka jadi terlihat seperti anak kembar dari namanya.

“Pelukannya sudah dulu, ya? Aruna ayo duduk, Kak Aluna juga mau duduk,” ujar Gayatri pada Aruna, namun bocah itu menggeleng.

“Alu mau sama kakak cantik!” katanya seraya menggenggam tangan Aluna.

“Oke Aruna sama Kakak, sekarang kita duduk, ya?”
Aruna mengangguk lalu Aluna membawa bocah empat tahun itu ke gendongannya dan berjalan menuju sofa untuk duduk. Posisi Aluna tepat berhadapan dengan Althair. Lagi-lagi pria itu hanya menunduk.

Sia-sia dong gue nangis semalem kalo ujung-ujungnya yang nikah sama gue ternyata orang yang gue demen? Mana ada niat mau kabur lagi, untung belum kabur beneran. Batin Aluna.

Aluna dan Althair dulunya adalah sahabat masa kecil, karena orang tua mereka juga bersahabat dekat. Saat Althair berumur 5 tahun, Aluna baru lahir. Althair yang saat itu menanti kelahiran Aluna, sangat antusias. Bahkan anak itu tanpa absen setiap harinya menjenguk bayi kecil Aluna yang kala itu belum mengerti apa-apa.

Menginjak usia 3 tahun, Aluna sudah mulai berbicara namun agak sedikit kesulitan memanggil nama Althair hingga Aluna memanggilnya dengan sebutan ‘Atha’. Keduanya terus bersama-sama, membuat rasa nyaman tercipta dalam diri mereka masing-masing. Hingga saat Aluna menginjak usia 8 tahun dan Althair berumur 13 tahun, keduanya harus berpisah karena pada saat itu kakek Althair dari ayah Fareez meninggal dunia, membuat Althair beserta keluarganya meninggalkan Indonesia dan tinggal di Italia.

Aluna sedih karena harus berpisah dengan Althair, namun Althair mengatakan dia akan segera kembali dan bermain bersamanya. Tetapi sampai beberapa tahun kemudian Althair tidak kunjung kembali dan hilang seakan ditelan bumi, membuat Aluna benar-benar merasa kehilangan. Dan sekarang, setelah sekian lama tidak berjumpa, keduanya kembali dipertemukan oleh Sang Pencipta dengan takdir yang tidak pernah mereka duga.

ALTHALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang