8. Pingsan

249 8 0
                                    

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk!"

Alexa membuka pintu dengan perlahan, tampaklah Harry yang sedang disibukkan dengan berbagai macam kertas, Alexa yakini adalah berkas kantor yang sengaja Harry bawa ke markas untuk ia jadikan kesibukan tersendiri saat santai seperti sekarang. Harry mengangkat wajahnya saat mendengar suara decitan pintu yang terbuka, lantas ia berdiri tegap saat mengetahui bahwa Alexa lah yang membuka pintu itu diikuti oleh keempat anaknya.

"Naira! Salam hormatku, Queen!" seru Harry menunduk hormat.

"Tak perlu seperti itu, Bang. Alexa mau minta laptop Alexa ya," sahut Alexa.

"Sebentar, akan Abang ambilkan."

Harry mengambil laptop milik Alexa yang tersimpan rapi di atas lemari agar terkena cahaya matahari, setelah itu ia memberikan laptop tersebut kepada Alexa dab bertanya.

"Untuk apa laptop ini, Naira? Bukankah kau sudah tak lagi aktif dalam dunia pemafiaan ini?"

"Ya memang benar, Bang. Aku hanya ingin melihat sesuatu yang direkam oleh kamera pengintaiku saat ini, laptop ini masih terhubung dengan kamera pengintaiku, bukan?"

"Yaa itu masih terhubung dan Abang gak berani memutus sambungan tersebut karena takut suatu saat kau membutuhkannya. Ada apa?"

"Tidak ada!"

"Kalau kalian mau ikut Uncle Harry keliling markas ini silakan!" titah Alexa kepada keempat anaknya.

"Tidak, Bunda! Kita akan di sini menemani Bunda!" sahut Sammy yang diangguki oleh ketiga saudaranya.

"Baiklah jika seperti itu, ayo ikut Bunda ke ruangan pribadi Bunda!"

'Ada apa ini? Mengapa Naira membutuhkan laptop untuk melihat hal yang direkam oleh kamera pengintai miliknya? Apakah Naira ada masalah dengan Sean? Ah, itu tidak mungkin!' batin Harry mengira-ngira.

"Jika Abang penasaran, Abang bisa menanyakan hal ini pada anak-anakku, nanti."

"Eum ... baiklah!"

Setelah itu mereka berjalan mengikuti sang Bunda menuju ruangan pribadi Alexa, sepanjang perjalanan mereka membenarkan tebakannya bahwa mansion ini adalah markas mafia terkenal dan paling disegani di seluruh penjuru dunia.

Ketika sampai di ruangan pribadinya, Alexa membuka laptop itu dan melihat segala hal yang dilakukan Sean bersama wanita tadi. Sungguh mengejutkan! Alexa dan triplets serta Sally melihat Sean tengah mengelus kemudian mengecup kening Melani dengan penuh kasih sayang. Hal itu membuat keempat anaknya mengepalkan tangan guna menyalurkan emosi mereka, sedangkan Alexa? Ia merasakan sakit hati yang begitu dalam karena merasa telah dibohongi dan dikhianati oleh suami yang amat di ia cintai.

Alexa terduduk lemas di atas kasur King Size miliknya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, Sally dan triplets yang melihat kesedihan Alexa semakin terpancing emosi dan ingin sekali memberi pelajaran pada Sean. Namun, mereka sadar bahwa Sean adalah Ayah mereka, mau bagaimanapun perilaku dan sifatnya dia tetap orang tua mereka yang harus dihormati.

"Bunda hentikan, jangan lagi kau melihat video itu!" tukas Sammy.

"Bunda .... "

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang