Malam semakin larut cowok ini baru tiba di rumahnya, cowok dengan baju sekolah putih yang terbalut jaket hitam itu langsung beranjak ke kamar nya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang nya itu, cowok itu memejamkan matanya sesaat merasakan pegal-pegal di tubuhnya
Tak lama kemudian pria berusia kepala empat itu membuka kenop pintu kamar Ryan lalu masuk dan melihat sekelilingnya ia memutar bola matanya ke arah cowok yang sedang rebahan itu "ganti bajumu itu,mandi terus makan" ucap Danu—ayah Ryan
"Iya ayah" ucap ryan yang masih saja rebahan di atas kasur dengan pakaian yang sejak pagi belum di gantinya
Danu pun keluar dari kamar anaknya dan menutup pintunya kembali ia menunggu anaknya untuk segera bersih-bersih agar bisa makan malam bersama malam ini
*****
Hujan kembali turun membuat suasana malam menjadi lebih dingin sangat nikmat jika makan makanan hangat bersama keluarga itu lah yang kini dirasakan oleh cowok itu kini Ryan dan Danu makan satu meja malam ini dengan makanan yang banyak tersusun rapi di atas meja
Danu tersenyum melihat anaknya Ryan kini makan dengan lahapnya
"Enak banget ya?" Tanya Danu sambil memotong daging steak dengan pisau kecil"Iya yah enak banget beli dimana nih?" Tanya Ryan tanpa melihat ayahnya lagi karena sibuk menyendok makanan di piringnya
"Gak beli ini dikasih temen ayah" ucap Danu senyum
"Temen?" Cowok itu mendongak kan pandangan ke arah ayah nya "jangan bilang ini dari sekretaris ayah"
"Iya, dia temen ayah juga" Ucap Danu sambil menyendok lauk pauk yang ada di meja hadapannya
Ryan mencibik bibirnya kesal ia terdiam menundukkan kepalanya menatap piring nya memainkan daging di piringnya dengan garpu dan sendok nya, melihat sikap anaknya yang tiba-tiba berubah Danu hanya diam seakan-akan tidak tahu apa-apa
Jujur saja mungkin Ryan tidak suka dengan sekretaris ayahnya atau mungkin cowok itu khawatir jika suatu hari ayahnya akan menikah lagi dengan sekretaris nya itu
Ketika ibunya meninggal Ryan tidak pernah mengharapkan kebahagiaan dari ibu baru ia hanya ingin ayahnya setia pada ibunya yang telah tiada itu walaupun hidupnya tak sebahagia dulu namun ia tak pernah membayangkan bagaimana jika ia punya ibu baruDanu menoleh ke arah Ryan "gimana nilai mu di sekolah?"
"Kayak biasalah yah" Ucap Ryan
"Nak pertahankan nilai dan semua prestasi mu buat ayah bangga sama kamu ya nak!" Ucap danu mengusap dadanya
"Iya ayah" singkat Ryan sambil menuangkan air dari teko ke gelas kecil nya berwarna hijau
Mereka makan bersama malam ini di tengahnya hujan deras di luar sana****
Cowok itu kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur kemudian memegang perutnya yang terasa sangat kenyang karena memakan terlalu banyak
Drrrrt
Getaran yang terasa dari handphone
Di saku bajunya itu membuat Ryan dengan cepat mengambilnya keningnya mengerut saat melihat nama upil jamet (Topan Marvelino) di sana, kenapa anak ini menelfon nya di malam hari begini lalu Ryan pun mengangkat telfon dari Topan.
Belum sempat cowok itu berbicara Topan terlebih dahulu berbicara"Ryan datang ke taman yang waktu itu kita ketemu sekarang"
Kini ia yakin pasti terjadi sesuatu kepada temannya itu
"Pan lo kenapa?"
Tut
Topan mematikan telfonnya saat Ryan berbicara dengan sigap di hari hujan yang tak kunjung reda ini Ryan pergi ke tempat taman bermain itu