26. Pria-Pria Dengan Kepalsuan

368 31 7
                                    

TIDAK jauh sebelum Nathan sampai di kantor, mobilnya harus terlebih dahulu antri bersama pengguna jalan lainnya untuk melewati putaran balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIDAK jauh sebelum Nathan sampai di kantor, mobilnya harus terlebih dahulu antri bersama pengguna jalan lainnya untuk melewati putaran balik. Di hari yang belum begitu sore itu, kondisi jalan raya lumayan ramai lancar. Sehingga Nathan hanya perlu menurunkan transmisi mobil ke gigi satu atau dua tanpa harus menetralkannya seperti yang ia lakukan jika terjebak di antara kemacetan Ibu kota pada jam sibuk.

Nathan bisa memandangi suasana kantor yang terlihat di sebelah kanan kaca mobil. Masih lenggang, hanya ada beberapa mobil petinggi yang selalu parkir di tempat yang sama. Sedangkan lahan dengan atap berbahan baja ringan yang biasanya menjadi tempat berbaris belasan motor itu tampak kosong, hanya ada dua saja sepeda motor yang terparkir milik OB dan security yang sedang berjaga hari itu.

Mata Nathan memicing ketika ia melihat seorang perempuan berjalan pelan mengelilingi mobil tepat di depan lobby kantornya. Bersama pria dari bagian survey yang Nathan kenali, si perempuan sesekali merunduk seraya tangannya mengelus-elus body mobil berwarna hitam metalik itu. Dan semakin Nathan mendekati putaran balik, Nathan semakin yakin jika perempuan itu adalah orang yang sangat ia kenal.

"Mobil siapa Ra?" sapa Nathan begitu ia memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan mobil yang Fara bawa.

"Loh? Mas Nathan? Katanya lagi meeting sama Bos-Bos Korea?"

Di dahi Fara, tampak jelas peluh berkilauan karena pantulan sinar matahari sore yang terik. Poninya basah, mata bulatnya mendadak menyipit ketika ia melengos mendapati sosok Nathan perlahan mendekat padanya. Celana jeans panjang, serta kaus biru elektrik oversize yang ia kenakan saat itu membawa ingatan Nathan pada hari minggu pagi ketika ia menjemput Fara untuk berkeliling bersama mogenya. Sungguh sebuah kenangan yang terlalu manis untuk dilupakan baginya.

"Udah selesai. Ini aku habis nganterin mereka ke hotel."

Sambil bersedekap Fara kembali memandangi kondisi mobil salah satu customernya yang rusak di bagian headlampnya itu, "tumben? Biasanya kalau mereka dateng, kamu bisa pulang sampai malem."

Wow... ternyata masih inget hal-hal kayak gitu ya dia?

Nathan tersenyum di ujung bibirnya. Ia mendadak bingung harus menyahut apa karena keburu salah tingkah. Bagaimana tidak? Kehadiran gadis itu tiba-tiba di hadapannya saja saat ini seolah-olah mampu meruntuhkan keyakinannya untuk sepenuhnya rela melepasnya untuk hidup bersama Dino. Ternyata setelah setahun lebih berlalu, rasa itu tidak juga hilang. Masih betah dan berdiam mengambil tempat di hati Nathan yang paling dalam, di kubur dengan penyangkalan dan tawa-tawa palsu.

Mungkin Fara saat itu hanya sekedar asal bertanya, tetapi ucapan gadis itu barusan, lumayan menghiburnya setelah berhadapan dengan para petinggi perusahaan yang datang langsung dari Korea untuk membahas peliknya rencana kerja dan anggaran.

"Mbak Fara, udah selesai ya surveynya. Paling lambat lusa mobilnya baru bisa masuk body repair. Tanda tangan di sini dulu buat serah terimanya Mbak..." sela petugas survey yang sejak tadi sudah banyak membantu Fara.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang