Setelah itu, Alex memanggil pelayat yang lain untuk membantunya membawa jenazah Sarah dan segera memakamkan jenazahnya, mereka para wanita tak ikut ke pemakaman hanya dapat menangis terisak melihat para pria membawa jenazah Sarah. Sally menghampiri sang bunda setelah ia berhasil melewati kerumunan orang-orang di sana, gadis itu memeluk Alexa dengan sangat erat untuk membantu menenangkan sang bunda.
"Bunda ... jangan bersedih lagi, ya? Sally ikut sedih melihat Bunda menangis seperti ini, bukankah Bunda pernah mengajarkan Sally untuk tidak berlebihan saat bersedih?"
"Walaupun kita ditinggalkan orang yang kita sayangi dan cintai sekalipun, kita tak boleh sedih berlebihan! Sangat sulit mengikhlaskan mereka yang telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya, tetapi kita semua harus tegar dan bangkit dari kesedihan itu secepatnya, Bunda!" seru Sally dengan nada lembut.
"Kau benar Sayang, Bunda bangga padamu! Kau menerapkan semua ajaran yang Bunda ajarkan padamu sejak kau masih kecil dulu," bangga Alexa membalas pelukan Sally.
Dua jam kemudian, para pria yang mengantarkan jenazah Sarah kembali dari pemakaman. Arka, Alex, Aldi, Reymond, Sean, dan yang lainnya kembali dengan pakaian yang terkena sedikit lumpur, karena memang pada dasarnya sejak minggu lalu musim hujan telah datang dan jalanan di sana penuh dengan lumpur.
Mereka langsung masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri, Alexa menyiapkan pakaian milik Sean dan putra-putranya. Mau semarah apa pun Alexa, ia adalah istri Sean dan ia harus tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Sean keluar dari kamar mandi dengan wajah pucatnya, entah mengapa hari ini ia merasa tubuhnya sangat lemas dan tak berdaya.
Namun, ia tak mengatakan hal ini pada siapa pun karena ia tak ingin merepotkan orang lain, Sean berjalan ke ruang makan setelah memakai pakaian yang Alexa siapkan. Walaupun tubuhnya lemas, Sean tetap memaksakan dirinya untuk melangkahkan kaki panjangnya untuk bisa makan bersama dengan keluarga besarnya.
Alexa bersikap seperti biasa seakan-akan hubungannya dengan Sean tidak terjadi masalah, ia menyiapkan makanan untuk Sean dan anak-anaknya. Tak lupa juga ia menyiapkan makanan untuk Arka, dan perbuatannya itu berhasil membuat semua anggota keluarga terkejut karena tak percaya akan apa yang mereka lihat saat ini.
'Apakah Alexa telah memaafkan Arka atas perbuatan pria itu di masa lalu?' itulah isi pikiran semua keluarga besarnya, Alexa peka akan tatapan semua keluarganya. Namun, ia mengabaikannya, untuk apa menjelaskan aksinya ini kepada semua anggota keluarganya? Biarkan saja mereka berperang dengan pikirannya, karena Alexa tak peduli!
Sesudah makan, Sean berjalan mendekati putra-putrinya yang kini tengah bersenda-gurau dengan Alika dan Alga sepupunya. Sesaat, langkah Sean terhenti kala mendengar panggilan Sera untuknya, ia hendak berjalan menghampiri Sera yang berdiri di belakangnya dan lagi-lagi ia menghentikan langkahnya saat Sera memekik khawatir karena melihat wajahnya yang pucat pasi itu.
"Astaghfirullah, Sean! Apa yang terjadi padamu, Nak? Mengapa wajahmu pucat pasi seperti ini? Apakah kau sedang sakit?" pekiknya.
"Enggak Mami, Sean gak papa kok! Mami gak perlu khawatir seperti ini," jawab Sean tersenyum tipis.
"Udah! Pokoknya sekarang kamu naik ke atas dan beristirahatlah! Biar Alexa membawakanmu susu nanti, cepatlah naik ke atas!" tandas Sera.
Sean hendak menolak perintah Sera, tetapi wanita itu terlebih dulu memelototinya dan hal itu berhasil membuat nyali Sean ciut seketika karena tak menyangka bahwa Mami mertuanya akan menakutkan saat marah.
"Triplets, Sally, ikut Ayah ke atas!" seru Sean yang membuat keempat remaja itu menatapnya heran.
"Bang, kenapa Ayah panggil kita?" tanya Sally.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Back Indonesia (END)
Chick-LitAlexa Season 2 Setelah tujuh belas tahun lamanya, Alexa kembali ke Indonesia saat menghadapi masalah rumah tangganya dengan Sean. Ia kembali setelah mendengar kabar bahwa sang oma tercinta kini telah lebih dulu menghadapi sang pencipta, di saat Alex...