***
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Sore ini ray memilih melakukan joging disalah satu hutan kota daerah Sudirman, dia berlari lebih dari 20KM sendirian. Ray berhenti dan duduk disalah satu sport sambil meluruskan kakinya, mengelap keringatnya.
"Lo mau cerita apa?"
"Mala gak mau cerita, mala cuman pengen ngobrol aja kak"
Ray tertawa tipis, menarik napas panjang dan meneguk air mineral yang dibawanya.
"Gue ngerasa hidup gue sepi banget"
"Gue udah coba segala hal biar diri gue sibuk, tapi tetep aja. Kayak ada sesuatu yang kosong dalam hidup gue"
"Lo mau makan malam dirumah gue?" Tanya ray tiba-tiba
"Hah?"
"Makan malam dirumah gue mau gak?"
"Gak, gue takut"
"Takut sama siapa? Dirumah gue cuman ada gue, adik gue, sama bi Nunung"
"Nyokap, bokap lo?"
"Gak ada"
"Tetep aja, gue takut, kalau mereka tiba-tiba pulang gimana?"
"Gue yatim, dan ibu gue lagi jalanin pengobatan diluar daerah, lo gak usah pura-pura gak tau"
Mala spontan terdiam, mala tidak percaya jika perbincangan beberapa orang itu benar.
"Nanti malam gue pesenin taxi"
"Gak-"
"Lo gak tau jalanan rumah gue kayak apa! Gue balik"
Kali ini ray pergi, iya pergi tanpa memesankannya sebuah taxi. Setelah lebih dari 4 bulan mereka berteman, ray tidak pernah menghantarkannya pulang ke rumah, tapi dia selalu memesankan taxi untuk mala pulang.
Mala masih tidak percaya dengan ucapannya, apakah dia bisa mempercayainya?
"Bi, eril pengen jus mangga, loh bi ini masakan sebanyak ini mau dikasih kesiapa?" Tanya eril bingung
"Aduh bibi kurang tau, tadi mas ray nelpon bibi katanya disuruh masak yang banyak gitu"
"Aneh banget, Iyaudah deh bi. Eril mau minta tolong dibikinin jus mangga ya bi"
"Oke mas bibi buatin dulu ya"
Eril berjalan ruang televisi sembari mencari nomor sang abang, dan langsung melakukan panggilan.
"Ada apa?" Seru ray tiba-tiba muncul
"Oh bang, itu makanan buat siapa kok banyak banget?"
"Kita ada tamu"
"Hoh? Tamu? Siapa bang?"
"Tunggu aja ntar, gue mau mandi dulu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Teen FictionPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...