Sendiri,
Itu adalah hal yang sering ku rasa
Tanpa adanya bahu yang dapat senderi dengan rela
Tanpa ada tubuh yang mendekap dengan hangatnyaLantas terbiasa,
Pada akhirnya aku menerima fakta,
Bahwa memang takdir ku tanpa sesiapa
Hampa.Namun,
Laksana goresan tinta hitam dalam lukisan monalisa
Kau datang
Dengan wajah lugu nan senyum polosmuPelan pelan membujuk
Dengan pelan menepukPada akhirnya,
Kau pun memeluk "hati"-ku yang sudah dingin,
Menarik potongan potongan asa yang sudah terbelahKemudian, akupun tersenyum
"Terimakasih!", ucapku padamu
Dan kita pun bersatuNamun,
Ternyata benar kata pepatah, bahwa bahagia tidak untuk selamanya
Dan kau yang sudah kuanggap rumah,
mengusirku dengan lugasKaca bahagia ku, pecah
Lalu lilin harapan ku, padamAku ditampar fakta.
Dan kembali aku pada hidupku yang sepi
Namun hatiku yang kau hangati tak mau menerima ini
Dengan tabah mengumpulkam pecahan pecahan "kita" namun bagian mu telah direnggut oleh "dia."Hingga ...
Sebanyak apapun aku mencoba, "kita" tak akan "sempurna"
Kenangan belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senang Sedih
PoetryRangkaian suka maupun duka yang dijadikan satu dari beberapa aksara. Perihal jujur yang penuh dengan pahit atau perihal dusta yang penuh dengan manis. Ini kehidupan, yang faktanya penuh kepahitan namun kita selalu berkhayal. Cerita ini hanya kumpula...