ɢᴏʀᴇsᴀɴ ʙᴏᴍ ᴡᴀᴋᴛᴜ
"𝑺𝒆𝒋𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒔𝒂𝒊" 𝑅𝑒𝑎𝑛𝑑𝑟𝑎 𝐷𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑙
✶⊶⊷⊶❍ 𝐌𝐄𝐒𝐈𝐍 𝐖𝐀𝐊𝐓𝐔 ❍⊶⊶⊷✶
***
Pagi ini, reza pulang dengan tubuh yang lemas, bi Nunung menyambut dengan membantu reza membawakan tasnya. Berjalan sembari memegangi kepalanya, reza bener-bener terlihat seperti mayat berjalan.
"Bang"
Reza terkejut setelah mendengar suara itu, dia merubah posisi berjalan nya seolah-olah dia baik-baik saja.
"Cih! Udah kepergok masih aja sok kuat"
"Maksud lo"
"Nih"seru ray sembari menunjukkan beberapa kapsul obat
"Lo dapat dari mana?"
"Bang, gue harus gimana sih biar lo sadar dikit aja"
"Gue gak papa, lo nya aja yang lebay. Cuman karena obat begini lo pikir gue sesakit itu"
"Meskipun gue bukan dokter, tapi gue gak sebodoh itu bang. Gue tau itu obat buat lambung, gue tau itu obat buat darah, pekerjaan lo sekarang juga pernah jadi impian yang gak akan pernah gue capai" tutur ray
"Bi, bibi ke belakang aja ya, tasnya biar saya yang bawa kekamar nanti"pinta reza
"Mas, tolong jangan sampai ada luka diantara kalian" seru bi Nunung
Setelah bi Nunung pergi, reza meletakkan tasnya sembarangan dan menggulung lengannya.
"Gue kerja bukan semata-mata karena tamak sama harta ray, gue begini karena gue pengen lo, eril sama Jihan dapat kebahagiaan yang sama"
"Gue sama eril gak butuh itu, kami cuman butuh lo bang, jiwa dan raga lo"
"Hah, lo sama eril udah besar. Gue rasa posisi gue juga bisa lo gantiin kan" seru reza sembari terus merapikan lipatan lengannya
"Gue bisa ganti posisi lo tapi gue gak bisa ganti diri lo yang hilang didalam rumah ini bang. Eril, eril selalu kangen sama lo, terserah lo mau benci kegue bang. Tapi tolong, lirik eril, lihat dia bang. Dia masih butuh elo buat jadi figur seorang bapak" seru ray dengan nada yang tidak pernah tinggi
"Bang"
"Percuma gue ngerawat jiwa dia kalau sumber masalahnya ada dirumah tempat dia pulang"
"Rumah yang seharusnya memberikan dia kehangatan, justru malah ngasih setitik luka dalam hidup dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu
Genç KurguPekenalkan dia adalah adik ku, pria hebat dengan senyuman termanis di dunia. Raganya terlihat begitu indah namun tidak dengan jiwanya. Aku membaca kisahnya didalam buku yang bertulis mesin waktu, "Sejak 15 tahun lalu, aku sudah lupa bagaimana rasany...